IDAI: Orangtua Jangan Halangi Anak untuk Dapat Vaksin Polio
Biarkan anak mendapat vaksin polio agar terlindungi dari paparan virus polio
22 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di awal abad ke-20, penyakit polio merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara industri sebab dapat melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun.
Di Indonesia pun saat ini, polio ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) usai ditemukannya satu kasus polio di Pidie, Aceh.
Oleh karena itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia memberikan imunisasi atau vaksin polio kepada anak-anak. Akan tetapi terdapat beberapa orangtua yang justru berdalih tidak ingin anaknya divaksin.
Untuk informasi selanjutnya, berikut Popmama.com telah merangkum ujaran IDAI terkait orangtua jangan halangi anak untuk dapat vaksin polio.
1. Orangtua tidak boleh menghalangi anak untuk peroleh vaksin polio
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso merasa geram sekaligus jengkel kepada para ibu yang menghalang-halangi anaknya untuk memperoleh suntikan vaksin polio.
Padahal vaksin polio penting guna mencegah anak terkena polio. dr Piprim Basarah Yanuarso mengatakan apabila seorang anak telah terkena polio, maka anak tersebut dapat mengalami kelumpuhan fatal seumur hidup.
"Kalau polio, lumpuh seumur hidup. Anak itu susah mau jadi pemain bola. Ya kan? Susah jadi atlet sprinter. Kita bisa bayangkan bagaimana sedihnya seorang anak yang lumpuh seperti itu," ucap dr Piprim.
Editors' Pick
2. Polio memiliki efek berbahaya bagi anak
Anak yang terkena infeksi virus polio memiliki risiko mengalami paralisis atau kelumpuhan permanen. Jika virus menginfeksi otot-otot pernapasan, anak yang terkena polio bahkan bisa mengalami kematian akibat gagal napas.
Maka dari itu, untuk mencegah polio, anak perlu untuk mendapatkan vaksin polio. Vaksin polio tidak menimbulkan efek yang serius, Ma.
Sebetulnya efek dari vaksin jauh lebih tidak berbahaya dari efek dari penyakit polio itu sendiri. dr Piprim berharap para orangtua tidak perlu bingung apakah harus memberikan si Kecil vaksin atau tidak.
"Ini kita kan enggak boleh gagal fokus. Enggak boleh keliru memilih prioritas hidup. Masa kita lebih galau sama vaksinnya, padahal efek sampingnya mungkin hanya demam sedikit, itu pun enggak semua demam, mungkin agak bengkak-bengkak, merah-merah sedikit," ujar dr Piprim.