Dongeng Anak: Kisah Kancil dan Pak Tani
Mengajarkan anak agar tidak melakukan perbuatan buruk seperti mencuri
6 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seiring berjalannya waktu, hubungan kedekatan antara Mama dan si Kecil bisa saja mengalami kerenggangan. Untuk mencegah hal ini terjadi, Mama bisa melakukan kedekatan atau bonding bersama anak dengan cara membacakan dongeng.
Kegiatan membaca dongeng ini juga bisa menstimulasi kemampuan berbahasa anak agar semakin pandai sejak dini.
Terdapat berbagai jenis dongeng yang bisa Mama pilih untuk diceritakan pada si Kecil. Salah satunya adalah dongen fabel yang telah melegenda yakni kisah antara seekor kancil dan petani.
Nah, kali ini Popmama.com telah menyiapkan sebuah Dongeng Anak: Kisah Kancil dan Pak Tani yang memiliki makna serta pesan moral mendalam. Yuk, bacakan untuk si kecil!
1. Kancil menemukan ladang mentimun
Suatu hari, Kancil berjalan jauh hingga ke pinggir hutan. Tanpa sadar ia telah memasuki sebuah ladang milik manusia. Namun, begitu ia tahu bahwa ladang itu adalah ladang mentimun, Kancil pun mengurungkan niatnya untuk pergi.
“Aduh, gawat nih, sepertinya aku sudah berada di ladang manusia. Wah ini ladang mentimun, mungkin aku bisa berkeliling dan melihat beberapa mentimun terlebih dahulu,” ucap Kancil penuh semangat.
Kancil tidak bisa menahan keinginannya untuk mencicipi mentimun itu.
2. Pak tani marah setelah mengetahui mentimun di ladangnya habis
“Aku hanya ingin memakan beberapa buah saja kok, buah mentimun itu sungguh lezat dan terasa segar,” gumam Kancil sambil memakan buah mentimun di ladang.
Tanpa sadar Kancil telah menghabiskan banyak sekali buah mentimun.
Sore harinya, Pak Tani si pemilik ladang tersebut datang. Pak Tani pun langsung marah-marah ketika melihat ladangnya berantakan.
“Kenapa kebunku jadi berantakan dan mentimunku habis tidak tersisa. Siapa yang telah berbuat seperti ini?” tanya Pak Tani dengan penuh amarah.
Editors' Pick
3. Kancil terkena jebakan pak tani
Hari berikutnya, ternyata Kancil datang kembali ke ladang mentimun dan bermaksut meminta maaf kepada Pak Tani.
Begitu sampai di ladang, Kancil segera menghampiri orang-orangan sawah. Kancil mengira bahwa itu adalah Pak Tani.
“Pak Tani, sebenarnya saya yang kemarin telah menghabiskan semua mentimun di ladang. Untuk itu saya ingin meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya,” ujar Kancil.
Namun Pak Tani diam saja. Karena penasaran, Kancil lantas mengangkat kaki depannya dan menyentuh Pak Tani. Kemudian Kancil terkejut.
“Aduh kenapa ini lengket sekali. Sepertinya aku telah dijebak,” ucap Kancil.
Rupanya yang disentuh oleh Kancil bukanlah Pak Tani sungguhan. Itu hanya orang-orangan sawah yang telah dilumuri getah karet. Kaki depan Kancil pun lengket dan tidak bisa lepas dari tubuh orang-orangan sawah.
“Tolong… tolong. Siapapun tolong lepaskan aku,” Kancil berteriak meminta tolong sambil berusaha melepakan diri.
4. Pak tani menangkap kancil dan mengurungnya
Tidak lama kemudian, Pak Tani sang pemilik ladang datang untuk menangkap Kancil.
“Akhirnya ketangkap juga si Kancil. Dasar pencuri yang rakus,” ucap Pak Tani.
“Ampun Pak Tani, tolong lepaskan aku,” pinta Kancil.
Pak Tani membawa Kancil pulang ke rumah dan mengurungnya. Pak Tani tidak ingin ladang mentimunnya hancur karena ulah Kancil.
“Hei Kancil, kau akan kukurung di sini sampai panen mentimunku selesai. Aku tidak ingin kamu mencuri semua mentimunku lagi,” ujar Pak Tani penuh kejengkelan.
Kancil merasa sungguh kesal karena ia tidak bisa membedakan antara Pak Tani dan orang-orangan sawah.
5. Kancil memanfaatkan kecerdikannya untuk kabur
Kancil memutar otaknya untuk mencari jalan keluar agar ia bisa bebas dari kurungan Pak Tani.
“Huh aku ceroboh sekali. Sekarang jadi dikurung di sini. Bagaimana ya agar aku bisa keluar?” pikir Kancil.
“Aha! Aku dapat ide bagus,” ucap Kancil sambil tersenyum puas.
Kancil berbicara dengan Anjing penjaga milik Pak Tani.
“Sobat, tahukah kamu mengapa aku dikurung di sini?” tanya Kancil.
“Itu karena kau sudah mencuri mentimun Pak Tani,” jawab Anjing.
“Kamu salah. Sebenarnya Pak Tani tengah mengadakan pesta dan di sana ada banyak sekali daging panggang. Apakah kamu mau?” tanya Kancil lagi ke Anjing.
Anjing kemudian merasa tergoda dan berpikir bahwa Pak Tani sedang mengadakan pesta. Kancil lantas terus saja berkata “Sayangnya Pak Tani tidak mengajakmu. Jika kamu mau, kamu boleh menggantikan tempatku sebab aku tidak suka daging,” ucap Kancil.
6. Kancil berhasil kabur dengan cara mengelabuhi anjing milik pak tani
Anjing milik Pak Tani pun terperdaya oleh bujukan Kancil. Ia membuka kandang dan mempersilakan Kancil keluar. Lalu, Anjing masuk ke dalam kandang.
Begitu ia berada di dalam, Kancil segera mengunci pintu kandang.
“Maafkan aku kawan. Aku telah berbohong kepadamu, sampaikan juga maafku pada Pak Tani ya!” ujar Kancil.
“Apa? Kau telah menipuku!” ucap Anjing penuh kekesalan.
Kancil pun pergi dari rumah Pak Tani dan meninggalkan si Anjing yang terus saja mengonggong dengan galak di dalam kandang.
7. Pesan moral dari dongeng ini
Pesan moral yang bisa diambil dari cerita dalam dongeng ini adalah jangan pernah mengambil apapun milik orang lain tanpa izin terlebih dahulu.
Begitulah Dongeng Anak: Kisah Kancil dan Pak Tani. Dari dongeng di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa mencuri bukanlah perbuatan yang baik. Seseorang tidak boleh mengambil kepunyaan orang lain begitu saja.
Baca juga:
- Dongeng Fabel Anak: Kancil dan Tikus
- Dongeng Bahasa Inggris Singkat: The Lion and The Mouse
- Dongeng Anak: Putri Mia dan Sepatu Merah Ajaib