Penanganan Wabah Kolera pada Anak di Suriah
UNICEF bersama beberapa relasinya sedang berusaha menghentikan wabah ini
28 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada Sabtu (10/9/2022) wabah kolera diumumkan di Suriah. Suriah kembali diserang wabah kolera dalam skala besar untuk pertama kali usai kasus terakhir yang tercatat terjadi sekitar 10 tahun lalu.
Dilansir dari AFP News Agency, WHO telah memperingatkan bahwa risiko kolera sangat tinggi dapat menyebar ke seluruh Suriah.
"Risiko penyebaran kolera ke provinsi lain sangat tinggi," kata WHO, seusai kasus tercatat di setidaknya lima dari 14 provinsi di Suriah.
Ribuan anak-anak di Suriah timur dan utara pun berisiko terkena wabah kolera yang dapat menyebar dengan cepat ini. Penyebaran wabah kolera disebabkan oleh kekurangan air yang dikarenakan perubahan iklim dan konflik serta penggunaan air yang terkontaminasi dari Sungai Efrat.
Lantas bagaimana tanggapan dari WHO dan UNICEF terkait wabah kolera di Suriah? Berikut ini Popmama.com telah merangkum informasinya dari beberapa sumber mengenai penanganan wabah kolera pada anak di Suriah.
Editors' Pick
1. Wabah penyakit besar pertama di Suriah dalam lebih dari satu dekade
Wabah kolera yang menyebar kali ini merupakan wabah penyakit besar pertama yang terjadi di Suriah setelah lebih dari satu dekade. Kasus pertama kolera dikonfirmasi di kota Jarablous.
Wabah ini diketahui disebabkan oleh masyarakat yang meminum air yang terinfeksi serta makanan yang tercampur air dari Sungai Efrat. Selain itu, limbah yang berasal dari masyarakat yang berada di sepanjang tepi sungai, sebagian besar berakhir di Sungai Efrat, sehingga hal ini meningkatkan kemungkinan penyakit kolera menyebar.
2. Kolera jadi ancaman bagi kelangsungan hidup anak-anak di Suriah
Dalam beberapa minggu terakhir, ribuan kasus diare akut telah dilaporkan. Laporan tersebut menunjukkan dari semua kasus kolera, sebanyak 18 persen didominasi oleh anak-anak di bawah usia lima tahun.
Wabah kolera adalah ancaman lain bagi kelangsungan hidup anak-anak di Suriah. Penyakit kolera ini dapat menyebabkan diare, muntah, kehausan, dan dalam kasus terburuk bisa menyebabkan kematian.
“Anak saya mengalami sakit dan diare selama tiga hari. Saya membawanya ke pusat kesehatan di sini, tapi obatnya tidak menghentikan diarenya,” kata Ferial Salim yang merupakan seorang ibu dari empat anak di pemukiman Yawnani, kota Raqqa, Suriah.
Untuk menjaga anak-anak di Suriah tetap aman, UNICEF terus berupaya melakukan tindakan untuk mencegah penularan penyakit dan membatasi dampak negatifnya.