Setelah anak mengalami tantrum, penting bagi orangtua untuk memberikan dukungan dan pengertian.
Anak-anak sering kali tidak memiliki keterampilan emosional yang diperlukan untuk mengelola frustasi atau kekecewaan mereka, sehingga mereka memerlukan bantuan dari orang dewasa untuk menavigasi emosi mereka.
Pelukan hangat dari Mama dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak setelah mengalami ledakan emosi.
Kontak fisik yang lembut ini membantu menenangkan sistem saraf anak dan membuat mereka merasa dicintai dan diterima tanpa syarat.
Pelukan juga dapat meningkatkan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta, membantu mengurangi tingkat stres anak.
Dengan merangkul anak setelah mengalami tantrum, orangtua menunjukkan bahwa mereka ada di sana untuk memberikan dukungan dan cinta, terlepas dari perilaku anak yang mungkin sulit dihadapi.
2. Perhatian dan kasih sayang
Freepik
Setelah tantrum, anak memerlukan perhatian dan kasih sayang ekstra. Ini bisa berupa duduk bersama mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan, atau hanya berada di dekat mereka.
Menunjukkan bahwa Mama peduli dan hadir secara emosional membantu anak merasa dihargai dan didengar.
Kasih sayang dari orangtua memberikan rasa aman dan mendukung pemulihan emosional anak.
Meluangkan waktu untuk bersama anak setelah mereka tenang membantu memperkuat ikatan emosional dan memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan lebih tenang dan jelas.
Editors' Pick
3. Memastikan Mama tidak marah
Freepik
Anak-anak sering kali merasa khawatir jika mereka berpikir bahwa orangtua mereka marah kepada mereka setelah mengalami tantrum.
Menunjukkan kepada anak bahwa Mama tidak marah, melainkan memahami bahwa mereka sedang berjuang dengan emosinya, dapat memberikan rasa lega dan membantu mereka belajar untuk mengelola emosi mereka dengan lebih baik di masa depan.
Penting bagi orangtua untuk tetap tenang dan menghindari menunjukkan frustasi mereka sendiri.
Dengan menunjukkan ketenangan, orangtua memberikan contoh yang baik tentang bagaimana mengelola emosi dengan cara yang sehat dan konstruktif.
4. Validasi perasaan anak
Pexels/Andrea Piacquadio
Mengakui dan memvalidasi perasaan anak sangat penting. Katakan kepada mereka bahwa apa yang mereka rasakan adalah hal valid dan normal.
Misalnya, Mama bisa mengatakan, "Mama tahu kamu merasa sangat marah tadi karena tidak mendapatkan mainan itu. Itu adalah perasaan yang wajar." Validasi perasaan membantu anak merasa dimengerti dan diterima.
Ini juga mengajarkan mereka bahwa semua emosi, termasuk yang negatif, adalah bagian dari pengalaman manusia yang normal dan bisa dikelola dengan cara yang sehat.
Dengan memvalidasi perasaan anak, Mama dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan emosional yang lebih baik.
5. Apresiasi keberanian anak dalam mengekspresikan emosinya
Freepik
Memberikan apresiasi kepada anak karena mereka berani mengekspresikan emosinya bisa meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Ucapkan terima kasih atas keberanian mereka untuk menunjukkan apa yang mereka rasakan, meskipun itu berupa tantrum.
Ini membantu anak memahami bahwa mengekspresikan emosi adalah hal yang sehat dan positif.
Mengapresiasi keberanian mereka juga mengajarkan bahwa emosi tidak perlu disembunyikan atau ditekan, melainkan dapat diekspresikan dengan cara yang tepat.
Ini memberikan dasar bagi anak untuk membangun keterampilan komunikasi emosional yang lebih baik seiring bertambahnya usia.
6. Dukungan emosional
Freepik
Ilustrasi anak menangis di tempat umum
Dukungan emosional dari orangtua adalah pondasi penting bagi anak dalam belajar mengelola emosi mereka.
Berikan dukungan dengan mendengarkan, berbicara dengan lembut, dan membantu mereka memahami perasaan mereka. Berikan bimbingan tentang cara yang lebih sehat untuk mengekspresikan kemarahan atau frustrasi di masa depan.
Dukungan emosional ini menunjukkan bahwa orangtua ada di sisi anak dan siap membantu mereka melewati tantangan emosional.
7. Pengalihan aktivitas
Freepik
Setelah tantrum, mengalihkan perhatian anak ke aktivitas lain bisa membantu mereka meredakan emosi yang tersisa.
Aktivitas yang menenangkan seperti membaca buku bersama, bermain permainan favorit, atau menggambar bisa menjadi cara yang baik untuk mengembalikan suasana hati anak menjadi lebih baik.
Pengalihan aktivitas membantu anak fokus pada hal-hal positif dan menyenangkan, sehingga emosi negatif mereka perlahan menghilang.
Dengan memberikan alternatif yang menarik dan menenangkan, orangtua dapat membantu anak kembali ke keadaan emosi yang lebih seimbang dan bahagia.
Demikian rangkuman mengenai hal yang dibutuhkan anak pasca tantrum. Semoga bermanfaat!