Ciri-Ciri Anak dengan Keterampilan Sosial yang Rendah
Mencontohkan cara berkomunikasi yang baik dapat mengembangkan keterampilan sosial anak
16 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak yang memiliki keterampilan sosial (social skill) yang rendah sering menunjukkan tanda-tanda yang dapat menghambat interaksi positif mereka dengan orang lain.
Keterampilan sosial yang baik melibatkan kemampuan berkomunikasi, memahami emosi, dan mengikuti aturan sosial yang tidak tertulis.
Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa anak memiliki keterampilan sosial yang rendah agar Mama bisa mulai mengajarkan anak untuk mengembangkan keterampilan sosial yang baik.
Berikut Popmama.com rangkum beberapa ciri anak dengan keterampilan sosial yang rendah.
1. Berbicara non-stop
Anak yang cenderung berbicara tanpa henti sering tidak menyadari kapan waktunya berhenti dan mendengarkan orang lain.
Mereka mungkin merasa cemas jika tidak menjadi pusat perhatian atau sekadar kesulitan memahami bahwa percakapan adalah proses dua arah.
Anak-anak ini cenderung tidak memahami pentingnya jeda dalam percakapan, yang membuat orang lain merasa kesulitan untuk menyampaikan pendapat mereka.
Kondisi ini bisa mengganggu hubungan sosial karena lawan bicara mungkin merasa tidak dihargai atau diabaikan.
2. Tidak mau bergantian saat berbicara
Kemampuan untuk bergiliran berbicara dalam percakapan adalah keterampilan sosial penting yang sering dimiliki anak-anak dengan keterampilan sosial yang baik.
Namun, anak dengan keterampilan sosial rendah seringkali tidak mengerti aturan ini.
Mereka sering memotong pembicaraan orang lain dan berbicara tanpa memberi kesempatan kepada orang lain untuk merespon.
Ketidakmampuan ini dapat membuat mereka terisolasi dalam kelompok sosial, karena orang lain cenderung merasa terganggu oleh interaksi yang tidak seimbang.
3. Tidak bisa membaca emosi dan situasi
Anak-anak yang kesulitan dalam keterampilan sosial juga seringkali tidak bisa membaca emosi atau situasi dengan baik.
Mereka mungkin tidak memahami ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau nada suara orang lain, yang membuat mereka cenderung tidak responsif terhadap emosi orang lain.
Misalnya, mereka mungkin tidak menyadari saat seseorang marah, sedih, atau merasa tidak nyaman.
Ketidakpekaan ini bisa membuat interaksi sosial menjadi canggung atau tidak sesuai konteks, serta merusak hubungan pertemanan.
Editors' Pick
Tips Mengembangkan Keterampilan Sosial pada Anak
Dengan mengetahui ciri-ciri diatas, Mama bisa mulai memperhatikan apakah anak Mama menunjukkan tanda-tanda yang sama saat berkomunikasi dengan orang lain.
Jika iya, penting untuk Mama mengetahui cara mengembangkan keterampilan sosial pada anak sebagai berikut:
1. Ajarkan anak untuk mendengarkan orang lain
Kemampuan untuk mendengarkan adalah dasar dari interaksi sosial yang baik.
Ajarkan anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian saat orang lain berbicara, tanpa memotong atau mengalihkan pembicaraan.
Latih anak dengan percakapan sederhana, beri mereka kesempatan untuk menunggu giliran berbicara, dan tunjukkan bagaimana mendengarkan secara aktif, misalnya dengan mengangguk atau memberikan respons singkat.
2. Ajari anak untuk berempati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain.
Ajarkan anak untuk mengenali emosi orang lain dengan mengamati ekspresi wajah, nada suara, atau bahasa tubuh.
Mama bisa memanfaatkan buku cerita atau video yang menunjukkan berbagai emosi, lalu ajak anak berdiskusi tentang bagaimana perasaan karakter dalam cerita tersebut.
Dengan belajar mengenali dan merespons perasaan orang lain, anak akan lebih mampu membangun hubungan yang lebih positif.
3. Latih kemampuan anak untuk menunggu giliran
Permainan yang melibatkan bergiliran, seperti bermain papan permainan (board games) atau olahraga tim, dapat membantu anak belajar pentingnya menunggu giliran.
Dengan begitu, anak akan memahami bahwa komunikasi atau aktivitas sosial harus dilakukan secara bergantian.
Berikan pujian saat anak berhasil menunggu giliran dalam percakapan atau permainan untuk memperkuat perilaku tersebut.
4. Contohkan perilaku sosial yang baik
Anak belajar banyak dari meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka.
Jadilah contoh dalam menunjukkan keterampilan sosial yang baik, seperti menghargai pendapat orang lain, berkomunikasi dengan sopan, dan berempati terhadap perasaan orang lain.
Mama juga bisa memulai dengan mendengarkan dan menerima pendapat anak saat sedang berkomunikasi dengan mereka.
Anak akan secara tidak langsung belajar bagaimana cara mendengar dan merespon orang lain dengan baik saat sedang berkomunikasi.
Dengan memperhatikan cara Mama berinteraksi dengan orang lain, mereka akan cenderung meniru perilaku tersebut dalam interaksi mereka sendiri.
Demikian ciri-ciri anak dengan keterampilan sosial yang rendah beserta tips mengembangkannya.
Semoga bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- Cara Mengobati Gondongan pada Anak di Rumah
- 7 Cara Cepat Mengajarkan Anak agar Berhenti Memukul
- Ingin Anak Tumbuh Tinggi? Ini Cara Mengoptimalkannya Menurut Ahli