Tanda-Tanda Malnutrisi, Tidak Selalu Ditandai dengan Tubuh Kurus
Kondisi ini dapat dialami juga oleh orang bertubuh gemuk lho, Ma
20 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Prevalensi malnutrisi di Indonesia terutama stunting masih menjadi perhatian. Malnutrisi harus ditanggapi dengan serius untuk mencegah stunting di Indonesia.
Pada tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia tercatat sebesar 21,6% dan ditargetkan pada tahun 2024 menurun hingga 14% dengan berbagai intervensi, seperti meningkatkan nutrisi bagi ibu hamil dan anak-anak serta memastikan akses air bersih dan sanitasi yang layak.
Selain stunting, masalah malnutrisi lain juga menjadi perhatian, sehingga upaya pencegahan dan deteksi dini menjadi penting untuk menekan angka malnutrisi secara keseluruhan.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB mengatakan bahwa jika seorang anak mengalami kondisi malnutrisi, maka akan terjadi penurunan imunitas pada tubuhnya sehingga perlu untuk segera ditangani.
“Saat terjadi malnutrisi, maka akan ada penurunan imunitas sehingga daya tahan tubuh semakin berkurang. Oleh karena itu akan semakin susah untuk mengobati pasien yang mengalami malnutrisi” ucap dr. Ari pada acara Pekan Sadar Malnutrisi 2024 pada Selasa (17/09/2024) yang diadakan oleh Indonesian Nutrition Association (INA) bersama Nutricia.
Dalam kesempatannya dr. Ari juga mengatakan bahwa malnutrisi tidak selalu ditandai dengan tubuh kurus.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mencegah malnutrisi pada anak dengan mengenal lebih dalam apa itu malnutrisi dan mengapa malnutrisi tidak selalu ditandai dengan tubuh kurus.
Berikut Popmama.com rangkum buat Mama.
Editors' Pick
Pengertian Malnutrisi Menurut WHO
Menurut WHO malnutrisi adalah kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan, kelebihan atau ketidakseimbangan dalam asupan energi maupun nutrisi dalam tubuh.
Malnutrisi dapat terjadi apabila makanan kurang dari yang dibutuhkan pada seseorang sehingga ia akan mengalami berbagai gangguan biologi dalam tubuhnya.
Kondisi ini dapat dilihat jika terjadi penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat badan sebelumnya dalam waktu 3 bulan terakhir.
Hal ini juga dapat dilihat jika saat pengukuran berat badan kurang dari 90% berat badan ideal berdasarkan pengukuran dari tinggi badan.
Oleh karena itu, dr. Ari mendorong pencegahan malnutrisi melalui asupan gizi seimbang agar dapat menciptakan generasi emas yang sehat, berkualitas dan berdaya saing.
Apa yang Terjadi Jika Anak Mengalami Malnutrisi?
Menurut dr. Ari, malnutrisi seringkali tidak terdiagnosis dengan baik sehingga penanganannya akan menjadi terlambat. Hal ini akan berdampak pada proses penyembuhan dan dapat berujung pada peningkatan morbiditas dan kematian.
Kondisi malnutrisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalaminya, seperti penurunan imun tubuh, penurunan kondisi mental, kekuatan otot, serta gangguan fungsi jantung.
“Malnutrisi tidak hanya kekurangan gizi, sehingga harus teridentifikasi sejak awal saat pasien bertemu dengan dokter”, ucapnya.
“Orang kurus belum tentu malnutrisi, begitu juga orang gemuk”, tambahnya.
Sehingga intervensi nutrisi harus dilakukan sejak awal untuk mendeteksi adanya keadaan malnutrisi yang sedang atau berat.