Menghadapi anak yang sedang tantrum bisa menjadi tantangan bagi banyak orangtua. Dalam situasi seperti ini, seringkali reaksi pertama yang muncul adalah mencoba menenangkan anak dengan kata-kata atau instruksi.
Namun, bagi beberapa anak, berbicara selama tantrum justru dapat memperburuk keadaan karena mereka mungkin belum siap mendengar atau memahami.
Oleh karena itu, menenangkan anak tanpa menggunakan kata-kata bisa menjadi pendekatan yang efektif.
Dengan menggunakan bahasa tubuh, sikap tenang, dan tindakan yang penuh kasih, orangtua dapat membantu anak meredakan emosinya secara perlahan dan membuat mereka merasa aman serta didukung selama masa sulit tersebut.
Berikut 7 tips menenangkan anak yang tantrum tanpa berbicara, selengkapnya di Popmama.com.
1. Tetap berada dekat dengan anak
huffpost.com
Saat anak mengalami tantrum, kehadiran Mama di dekatnya sangat penting. Meskipun tanpa kata-kata, anak akan merasa didampingi.
Tetap berada dalam jarak yang aman dan terlihat oleh anak memberi mereka rasa nyaman dan aman. Anak cenderung merasa lebih tenang ketika tahu bahwa Mama tetap ada di sampingnya.
Selain itu, kehadiran fisik juga dapat meminimalisir risiko cedera akibat tantrum, terutama jika anak melempar barang atau bergerak agresif.
Kehadiran ini menunjukkan bahwa meskipun mereka sedang marah, Mama tetap peduli dan siap membantu saat mereka mulai tenang.
2. Menerapkan kontak mata dengan anak akan membuat mereka merasa diperhatikan
Pexels/August de Richelieu
Kontak mata adalah salah satu bentuk komunikasi non-verbal yang kuat. Saat anak tantrum, melakukan kontak mata dapat menunjukkan bahwa Mama tetap memperhatikan mereka meskipun tanpa berbicara.
Anak akan merasa bahwa mereka didengar dan dilihat, yang penting dalam proses menenangkan emosi mereka.
Selain itu, kontak mata yang lembut juga dapat mengurangi rasa frustrasi anak, karena mereka tahu bahwa Mama ada untuk membantu, bukan untuk mengabaikan perasaannya.
Dalam banyak kasus, anak yang merasa diperhatikan akan lebih mudah tenang, karena mereka merasa validasi dari orangtua melalui pandangan penuh kasih.
Editors' Pick
3. Tetap tenang, anak dapat menyerap energi negatif dari Mama
Freepik/karlyukav
Ketika anak tantrum, mereka sangat peka terhadap energi di sekitar mereka, terutama dari Mama.
Jika Mama bereaksi dengan kemarahan atau frustasi, anak akan merespons dengan memperpanjang atau memperparah tantrum mereka.
Sebaliknya, ketika Mama tetap tenang dan tidak menunjukkan reaksi emosional yang berlebihan, anak cenderung lebih cepat tenang.
Ini karena anak menyerap suasana dan sikap Mama. Ketika Mama mampu mengendalikan emosi, itu menjadi contoh yang baik bagi anak untuk mengelola emosinya sendiri.
Tetap tenang memberi pesan bahwa segala sesuatu bisa diatasi tanpa perlu panik atau berteriak.
4. Jangan langsung mengoreksi perbuatan anak
Freepik/peoplecreations
Saat anak sedang dalam kondisi tantrum, mencoba mengoreksi atau mendisiplinkan mereka saat itu juga biasanya tidak efektif.
Anak mungkin tidak dalam keadaan yang bisa mendengarkan dengan baik karena emosi mereka yang sedang memuncak.
Mengoreksi perilaku di saat-saat seperti itu dapat memperburuk situasi atau membuat anak semakin merasa tidak dimengerti.
Lebih baik memberikan ruang bagi anak untuk meredakan emosinya terlebih dahulu.
Setelah tantrum mereda dan anak lebih tenang, Mama bisa mulai berdialog secara perlahan untuk menjelaskan mengapa perilaku tersebut tidak baik dan bagaimana seharusnya mereka bertindak.
5. Peluk anak jika tantrum sudah terlihat mereda
happyyouhappyfamily.com
Pelukan memiliki efek menenangkan yang sangat kuat bagi anak, terutama setelah mereka mengalami ledakan emosi.
Saat tantrum mulai mereda, pelukan lembut dapat memberikan rasa aman dan meyakinkan anak bahwa Mama ada di sana untuk mereka.
Pelukan bukan hanya sekedar kontak fisik, tetapi juga memberikan pesan emosional bahwa mereka tetap dicintai, meskipun baru saja menunjukkan perilaku yang kurang baik.
Penting untuk memeluk anak di saat yang tepat, yaitu ketika amarah mereka sudah mulai turun.
Pelukan ini membantu menurunkan hormon stres dan memberikan ketenangan yang mereka butuhkan untuk pulih secara emosional.
6. Pahami bahwa anak hanya sedang mengalami kondisi emosi yang tidak stabil
Freepik
Tantrum seringkali terjadi karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengelola emosi mereka secara efektif. Ini adalah bagian dari perkembangan mereka yang normal.
Dengan memahami bahwa tantrum bukanlah cerminan dari kesalahan besar, Mama dapat lebih sabar dalam menghadapi situasi ini.
Anak-anak seringkali merasa kewalahan oleh perasaan yang kuat seperti marah, frustasi, atau kebingungan, sehingga mereka bereaksi dengan menangis atau berteriak.
Memahami ini akan membantu Mama lebih tenang dan menerima bahwa anak sedang belajar.
7. Gunakan kode-kode non-verbal
Freepik
Komunikasi non-verbal bisa menjadi cara yang efektif untuk menenangkan anak yang sedang tantrum.
Kode-kode seperti senyuman lembut, anggukan, atau sentuhan di bahu bisa memberitahu anak bahwa mereka tidak sendirian.
Gestur yang tenang dan positif dari Mama akan membantu anak merasa lebih nyaman dan dimengerti tanpa harus melalui perdebatan atau kata-kata yang keras.
Gerakan tangan yang perlahan, isyarat untuk bernafas dalam-dalam, atau bahkan isyarat untuk duduk bersama dapat meredakan suasana.
Dengan pendekatan ini, anak bisa lebih cepat pulih dari emosinya karena mereka merasa direspon dengan kelembutan dan perhatian.
Demikian 7 tips menenangkan anak yang tantrum tanpa berbicara, semoga membantu ya, Ma.