Tips Menjaga Anak agar Terhindar dari Penculikan
Edukasi penting untuk Mama dan si Kecil
28 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keamanan anak adalah prioritas utama bagi setiap orangtua.
Meningkatnya kasus penculikan membuat orangtua perlu lebih waspada dan memberikan pengajaran yang tepat kepada anak.
Di Indonesia, kasus penculikan pada anak semakin hari semakin bertambah jumlahnya.
Pada tahun 2021, data menunjukkan terdapat 15 anak yang menjadi korban penculikan, dan angka ini mengalami kenaikan setiap tahunnya hingga 2024.
Kasus ini menjadi peringatan bagi para orangtua, khususnya di Indonesia untuk lebih ekstra dalam menjaga anak agar terhindar dari penculikan.
Berikut Popmama.com rangkum tipsnya buat Mama.
1. Tetapkan tempat berkumpul yang aman
Di area publik yang ramai, tempat berkumpul yang aman memudahkan anak dan orangtua untuk bertemu kembali jika terpisah. Jika waktu bertemu adalah jam pulang sekolah, pastikan anak tetap berada di dalam lingkungan sekolah agar aman hingga penjemput datang. Pastikan juga anak tahu dan mengenali siapa yang menjemputnya.
Jika waktu bertemu di luar lingkungan dan waktu sekolah, pastikan disepakati dengan jelas antara Mama dan anak. Ajarkan anak mengenai pentingnya mengenali titik-titik pertemuan tertentu di area ramai, seperti di dekat pintu utama atau di sekitar tempat yang mudah dikenali, seperti patung atau pohon besar.
Beri arahan tentang bagaimana anak bisa menunggu di titik tersebut tanpa berpindah, serta minta anak menghindari berbicara dengan orang asing.
Hal ini bisa memberikan anak rasa aman dan membantu orangtua menemukan anak dengan lebih cepat jika terpisah dalam keramaian.
2. Ajari anak untuk berteriak dan menarik perhatian
Beri pemahaman kepada anak bahwa mereka berhak berteriak untuk meminta tolong jika ada orang yang mencoba membawa mereka tanpa izin.
Latih anak untuk berteriak sekeras mungkin menggunakan kata-kata seperti "tolong!" atau "ini bukan Mama/Papa saya!"
Teriakan ini bisa menarik perhatian orang-orang di sekitar dan membantu menghalangi pelaku yang berniat jahat.
Ajarkan anak untuk tidak merasa malu atau takut saat harus melakukan hal ini demi keamanan mereka.
Berteriak untuk meminta pertolongan di tempat umum dapat menjadi langkah yang sangat efektif dalam melindungi diri dari penculikan.
Editors' Pick
3. Gunakan pengenalan fisik pada anak
Mengajarkan anak mengenali fisik dan wajah anggota keluarga adalah langkah penting dalam keamanan.
Anak-anak perlu mengenal ciri khas wajah, pakaian, atau warna rambut anggota keluarganya agar tidak bingung saat berada di tempat umum.
Jelaskan perbedaan antara orang-orang yang mereka kenal baik dan orang asing.
Latih anak untuk tidak langsung pergi dengan orang yang mungkin hanya mirip dengan keluarga mereka.
Dengan pengenalan fisik ini, anak juga menjadi lebih cermat dalam mengamati lingkungan dan lebih berhati-hati sebelum merespon ajakan dari orang asing.
4. Kenalkan anak nomor darurat dan nomor orangtua
Ajari anak untuk menghafal nomor-nomor penting, seperti nomor orangtua dan nomor darurat.
Hal ini sangat berguna jika anak berada dalam kondisi darurat atau terpisah dari orangtua.
Jelaskan pentingnya menelepon atau meminta bantuan dari petugas keamanan atau orang yang bertugas jika mereka membutuhkan bantuan.
Latih mereka untuk tidak berbagi informasi pribadi ini dengan sembarang orang, kecuali dalam situasi darurat.
Dengan mengetahui nomor darurat dan kontak keluarga, anak-anak akan lebih siap jika perlu meminta pertolongan, baik melalui telepon atau langsung kepada petugas di sekitarnya.
5. Berikan anak identitas yang bisa dibawa setiap saat
Memberikan tanda pengenal seperti gelang berisi informasi kontak orangtua dapat mempermudah proses pencarian jika anak tersesat.
Tanda pengenal ini bisa berisi nama orangtua, nomor telepon, atau alamat.
Jelaskan kepada anak pentingnya memakai tanda pengenal ini, terutama saat bepergian ke tempat ramai.
Beritahu anak bahwa tanda pengenal ini berguna jika mereka butuh bantuan dari petugas keamanan atau orang yang dapat dipercaya.
Selain membantu melacak anak, tanda pengenal ini juga membuat mereka merasa aman karena ada informasi yang dapat digunakan untuk menghubungi keluarga saat terjadi keadaan darurat.
6. Buat aturan yang jelas tentang area bermain
Menetapkan batasan area bermain yang aman dapat mengurangi risiko anak berkeliaran ke area yang tidak aman.
Jelaskan kepada anak area-area tertentu di sekitar rumah atau lingkungan yang boleh dijelajahi tanpa pengawasan langsung.
Pastikan anak memahami perbedaan antara lingkungan aman dan area yang sebaiknya dihindari.
Contohnya, beri batasan bahwa mereka tidak boleh keluar dari halaman rumah atau pergi jauh dari pengawasan orangtua saat berada di taman bermain.
Aturan ini membantu anak untuk tetap dalam area yang dirasa aman, sehingga membuat pengawasan lebih mudah, dan meminimalkan risiko terjadinya penculikan di luar pengawasan.
7. Pantau aktivitas anak secara berkala
Jika anak mulai menggunakan perangkat elektronik atau bermain media sosial, pantau aktivitas mereka secara berkala.
Anak-anak mungkin tidak sepenuhnya memahami bahaya yang bisa muncul dari komunikasi yang berlangsung secara online, seperti dari orang-orang yang menyamar sebagai teman sebaya.
Jelaskan pentingnya tidak membagikan informasi pribadi atau lokasi kepada orang yang tidak mereka kenal.
Buat kesepakatan dengan anak agar mereka bersedia mengabari orangtua tentang siapa yang berinteraksi dengan mereka.
Pengawasan orangtua terhadap aktivitas anak, baik secara online maupun offline, sangat penting untuk menjaga anak dari bahaya yang tidak selalu terlihat secara langsung.
Demikian tips menjaga anak agar terhindar dari penculikan.
Baca juga:
- Temukan Pengalaman Liburan Seru di Snow City Singapore Bareng si Kecil
- Penting, Anak Diam-Diam Suka Memperhatikan Sikap Orangtua
- 7 Hal yang Anak Ingat dari Memori Masa Kecil