Cara Belajar Gaya Auditori untuk Anak 4-5 Tahun
Begini cara belajar tepat untuk anak dengan gaya belajar auditori
14 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak memiliki panca indra yang berkembang seiring stimulasi yang Mama berikan sejak ia dalam kandungan. Begitu lahir, berbagai rangsangan yang diterima anak semakin mempertajam kelima indra yang ia miliki.
Pada titik tertentu, khususnya saat ia mulai memasuki usia prasekolah atau sekitar 4-5 tahun, anak mulai menunjukkan preferensi pada gaya belajar tertentu: visual, kinestetik, dan auditori. Tanpa Mama sadari, anak bisa belajar lebih mudah dengan salah satu gaya belajar tersebut. Maka, orangtua perlu melakukan pengamatan untuk mengenali gaya belajar anak.
Bagi sebagian anak, indra pendengaran mereka berfungsi lebih optimal dibandingkan indra lainnya. Berbagai macam informasi mereka dengarkan, terima, serap, dan proses secara mendalam. Dari situlah anak belajar banyak hal, terutama dari apa yang ia dengarkan secara saksama.
Lalu, bagaimana cara belajar tepat bagi anak bergaya auditori?
Editors' Pick
1. Kenali lebih dulu ciri-ciri gaya belajar auditori
Biasanya, anak dengan gaya belajar auditori piawai dalam mendengarkan instruksi dan peka kata-kata yang terucap lisan. Anak kerap memperoleh informasi atau pengetahuan secara cepat lewat percakapan atau cerita.
Ciri-ciri lain anak dengan gaya belajar auditori adalah:
- Mengingat informasi dengan mengucapkan lantang
- Harus mendengarkan penjelasan secara lisan
- Sedikit kesulitan mengikuti instruksi tertulis, lebih suka instruksi yang disampaikan secara verbal
- Bicara pada diri sendiri saat tengah mempelajari sesuatu
- Senang berkelompok daripada bekerja sendirian
- Cukup diucapkan satu atau dua kali, anak langsung bisa mengingat informasi tersebut
- Biasanya anak auditori lebih mudah berkonsentrasi sambil mendengarkan musik, white noise, atau mengucapkan sendiri apa yang dipelajari
2. Mungkinkah anak punya lebih dari satu gaya belajar?
Tentu saja mungkin! Apalagi, pada usia prasekolah, metode belajar yang biasa diterapkan di sekolah berupaya memaksimalkan panca indra anak. Malah porsi belajar untuk anak auditori cenderung kecil.
Hal ini disebabkan oleh metode belajar prasekolah yang disampaikan memakai beberapa pendekatan sekaligus, seperti membacakan cerita (auditori), bermain blok atau puzzle (kinestetik), serta pengenalan warna dan bentuk (visual).
Kabar baiknya, Mama nggak perlu khawatir soal ini. Anak justru tengah memaksimalkan semua indra yang dimiliki agar bisa berkembang optimal.
Pada akhirnya, ia (dan juga Mama) akan menemukan sendiri mana cara belajar yang paling efektif dan efisien.