Cara Mengajarkan Kebaikan pada Anak Berdasarkan Usianya
Sebenarnya anak dapat diajarkan perilaku baik sejak dini, lho!
4 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak seringkali disebut sebagai tabula rasa, atau kertas polos yang siap untuk diisi berbagai macam ilmu dan pengetahuan.
Selain pintar, tentu Mama juga ingin anak juga tumbuh menjadi anak yang berperilaku baik. Namun bagaimana cara mulai mengajari kebaikan pada anak ya?
Popmama.com sudah merangkum cara mengajarkan kebaikan pada anak berdasarkan usianya di bawah ini. Yuk disimak!
Perilaku Seperti Apa yang Dapat Dikatakan Baik?
Mengajarkan anak kebaikan dan bagaimana bersikap baik dapat membantu membuat pondasi mereka untuk belajar bagaimana rasanya mendahulukan kebutuhan orang lain.
Kebaikan membantu mereka memahami bagaimana mereka dapat merasakan empati terhadap orang lain dan memberikan bantuan ketika orang lain membutuhkan.
Perilaku baik biasanya dikaitkan dengan perasaan empati. Empati adalah kemampuan untuk menunjukkan kasih sayang dan memahami sudut pandang orang lain.
Kebaikan juga dapat ditunjukkan dengan kecerdasan emosional yang tinggi, yang berarti mampu memahami emosi diri sendiri dan orang lain.
Mengajari anak-anak bagaimana bersikap baik dan melakukan tindakan kebaikan membantu mereka merasakan rasa memiliki yang kuat dan meningkatkan harga diri mereka.
Selain itu, berperilaku baik juga dapat meningkankan hormon endorfin yang memberikan kita perasaan positif.
Meski anak biasanya sudah memahami rasa kasih sayang sejak kecil, orangtua tetap perlu mengajari anak sedari dini karena empati juga perlu diajarkan.
Anak tidak serta-merta memahami emosi serta ekspresi wajah orang-orang di sekitarnya jika tidak pernah dikenalkan oleh orang tua.
Lalu, bagaimana cara mulai mengajarkan kebaikan pada anak sejak dini?
Editors' Pick
1. Stimulasi untuk anak usia di bawah 3 tahun
Bagi anak batita, Mama dapat mulai mengajarkan kebaikan dengan mengidentifikasi emosi yang sedang anak rasakan.
“Misalnya, kita melihat anak menangis, nah kita bisa jelaskan ke anak tentang apa yang dia rasakan. Oh adek lagi sedih karena mainannya diambil ya, yaudah gapapa nanti adek bisa main lagi” terang Samantha, M.Psi, psikolog pada webinar Gerakan Anak Hebat Bebelac (17/3/2022).
Mama dapat mengajarkan anak batita dengan menunjukkan reaksi dari perilaku anak, misal dengan perhatian serta rasa aman jika anak menangis.
Jika anak sudah berusia 2 tahun ke atas, anak dapat mulai diberikan beberapa tanggung jawab sederhana untuk membangun rasa percaya dirinya, misal anak boleh mengambil makanannya sendiri.