Dongeng Anak: Putri Tanpa Senyum dan Jack yang Ceroboh
Selama hidupnya, Sang Putri tidak pernah tersenyum hingga membuat Sang Raja khawatir.
7 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dongeng Putri Tanpa Senyum dan Jack yang Ceroboh adalah sebuah cerita tentang usaha seluruh kerajaan untuk membuat Sang Putri tersenyum. Selama hidupnya, Sang Putri tidak pernah tersenyum hingga membuat Sang Raja sebagai ayahnya khawatir dan sedih.
Cerita Putri Tanpa Senyum ini dapat Mama bacakan untuk anak saat waktu tidurnya agar ia bisa tidur lebih nyenyak.
Untuk mengetahui cerita selengkapnya, Popmama.com telah menyiapkannya di bawah ini!
Editors' Pick
1. Sang Putri yang tidak pernah tersenyum mendorong Sang Raja untuk membuat sayembara
Suatu hari di sebuah kerajaan nun jauh di sana, terdapat seorang putri yang tidak pernah tersenyum. Mukanya selalu cemberut dan sedih.
Ini membuat sang Raja, ayahnya putri tanpa senyum, menjadi sedih juga. Sang Raja ingin sekali melihat anaknya tersenyum dan bahagia.
Akhirnya, sang Raja membuat sayembara. Sang Raja umumkan kepada seluruh kerajaan, “Bagi siapapun yang dapat membuat putri saya tersenyum, boleh menikah dengan putriku!”
Sejak saat itu, istana kerajaan ramai dengan orang-orang dari berbagai penjuru kerajaan. Ada penyanyi, ada pelawak, bahkan ada badut juga! Tapi, apapun itu yang ditunjukkan kepada Sang Putri tetap membuatnya cemberut.
Suatu ketika, ada seorang laki-laki bernama Jack yang baru mulai bekerja di toko dekat dengan istana kerajaan. Ia adalah anak dari keluarga yang miskin. Meski begitu, Jack adalah orang yang bekerja keras untuk ayah ibunya.
Suatu ketika, pemilik toko tempat Jack bekerja memberikan mangkok berisi banyak telur kepada Jack. Pemilik toko bilang, “Ini bayaran untuk pekerjaanmu hari ini. Kerjamu bagus!”
Dengan senang, Jack membawa mangkok berisi banyak telur itu dengan tangannya, dan ia mulai berlari pulang. Namun, di depan istana kerajaan, ia tersandung dan jatuh! Mangkok yang berisi telur-telur itu berterbangan dan jatuh satu per satu ke tanah dan tubuh Jack tanpa sisa!
Sang Putri melihat Jack yang tersandung dan berbalur telur dari istananya, namun ia tetap cemberut.
2. Sang Putri selalu melihat Jack kesulitan membawa pulang upah yang diberikan kepadanya dari istana kerajaan
Ibunya Jack melihat Jack yang pulang tertutupi telur pecah dari ujung kepalanya sampai ujung kakinya. Saat itu juga ibunya berkata, “Kamu ini bagaimana sih! Mengapa telur itu tidak kamu taruh di dalam topimu?!”
Jack menjawab “Baik ibu, lain kali aku akan lakukan itu”
Keesokan harinya, Jack kembali bekerja di toko. Saat Jack mau pulang, pemilik toko memberikan Jack seekor anak babi sebagai bayaran Jack.
Mengingat nasihat ibunya kemarin, Jack menaruh anak babi itu di bawah topinya, dan ia mulai berlari pulang.
Di depan istana kerajaan, anak babi itu melompat dan lari dari topi Jack! “Oh tidak!” jerit Jack.
Jack berusaha sekuat tenaga mengejar babi itu. Tapi ternyata ada lumpur di hadapannya, dan Jack terjatuh tepat di dalamnya.
Jack yang malang, sekarang ia kehilangan anak babinya dan juga dipenuhi lumpur dari ujung kepala sampai ujung kakinya.
Sang Putri melihat Jack yang tersandung dari istananya, namun ia tetap cemberut.
Ibunya Jack melihat Jack yang pulang tertutupi lumpur dari ujung kepalanya sampai ujung kakinya. Saat itu juga ibunya berkata, “Kamu ini bagaimana sih! Mengapa anak babi itu tidak kamu ikat?!”
Jack menjawab “Baik ibu, lain kali aku akan lakukan itu”
Keesokan harinya, Jack kembali bekerja di toko. Kali ini dia bekerja lebih keras dari biasanya. Saat Jack mau pulang, pemilik toko memberikan Jack seekor ikan sebagai bayaran Jack. Pemilik tokonya berkata, “Ini bayaranmu hari ini. Kerjamu bagus!”
Mengingat nasihat ibunya kemarin, Jack mengikat ikan itu, dan ia mulai berlari pulang sambil menyeret ikan itu di tanah.
Ternyata aroma ikan yang Jack bawa tercium oleh kucing-kucing yang Jack lewati. Sedikit demi sedikit, kucing-kucing itu menghabiskan ikan Jack hingga hanya tersisa tulangnya!
Sang Putri melihat Jack yang menyeret tulang ikan dari istananya, namun ia tetap cemberut.
Ibunya Jack melihat Jack yang pulang tertutupi lumpur dari ujung kepalanya sampai ujung kakinya. Saat itu juga ibunya berkata, “Kamu ini bagaimana sih! Mengapa ikan itu tidak kamu bawa di atas kepalamu?!”
Jack menjawab “Baik ibu, lain kali aku akan lakukan itu”
Keesokan harinya, Jack kembali bekerja di toko. Kali ini dia bekerja jauh lebih keras dari biasanya. Saat Jack mau pulang, pemilik toko memberikan Jack seekor sapi sebagai bayaran Jack. Pemilik tokonya berkata, “Ini bayaranmu hari ini. Kerjamu bagus sekali!”
Mengingat nasihat ibunya kemarin, Jack menggendong sapi yang gemuk itu, dan ia mulai berjalan pulang dengan susah payah.
Sang Putri melihat Jack yang berusaha menggendong sapi gemuk dari istananya, dan ia mulai tertawa keras sekali dan tidak berhenti-berhentinya dia tertawa!
3. Akhirnya Putri Tanpa Senyum dan Jack si Ceroboh hidup bahagia selamanya
Sang Raja mendengar sang Putri tertawa langsung datang menghampiri. Sang Raja bertanya padanya, “Siapa orang yang telah membuatmu tertawa terbahak-bahak? Tolong tunjukkan yang mana orangnya.”
Sang Putri menjawab, “Itu, laki-laki yang menggendong sapi gemuk itu!” Sang Putri menunjuk ke arah Jack.
Segera saja Jack diundang masuk ke dalam istana untuk bertemu dengan sang Raja dan sang Putri. Setelah Jack masuk, Raja menyambut Jack dengan wajah yang sangat bahagia. Raja berkata kepada Jack, “Terima kasih sudah membuat sang Putri tertawa. Kamu saya berikan ijin untuk menikahi sang Putri.”
Setelah itu, kerajaan tersebut mengadakan pesta pernikahan besar-besaran yang dapat dihadiri seluruh kerajaan. Yang datang ada penyanyi, ada pelawak, bahkan ada badut juga!
Pada saat itulah, Jack dan sang Putri tanpa Senyum merasa bahagia selama-lamanya.
Itulah dongeng anak Putri Tanpa Senyum dan Jack yang Ceroboh untuk Mama. Yuk, mulai bacakan cerita untuk si Kecil!
Baca Juga:
- Dongeng Natal untuk Anak: Gadis Kecil Penjual Korek Api
- Dongeng Anak: Legenda Situ Bagendit
- Dongeng Anak: Si Kancil dan Siput, Simak Pelajaran dari Ceritanya