Ini Cara Mengembangkan Kecerdasan Anak dengan Bermain
Karena anak dapat belajar dengan bermain, ini beberapa cara untuk mendukung perkembangannya.
19 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika anak mulai masuk tanak kanak-kanak, mungkin terkadang Mama merasa khawatir dengan hasil yang diberikan oleh gurunya. Terkadang memang anak terlihat tidak dapat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh sekolah.
Namun mungkin yang sebenarnya terjadi adalah sekolah tidak dapat memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan gaya berpikir anak. Jika anak tidak berminat dengan pelajaran sekolah, kemungkinan besar anak tidak akan memperhatikan guru yang mengajar.
Bukan berarti anak Mama tidak dapat mengembangkan kemampuannya, Ma. Anak tetap dapat mengembangkan kecerdasannya lewat bermain.
Bagaimana caranya, ya? Di bawah ini Popmama.com sudah merangkum cara mengembangkan kecerdasan anak dengan bermain yang perlu Mama ketahui. Yuk disimak!
Editors' Pick
1. Tiap anak memiliki jenis kecerdasan yang berbeda-beda
Walaupun anak memiliki arah perkembangan kecerdasan secara umum, umumnya tiap anak memiliki kecerdasan dalam bidang yang spesifik sesuai dengan minat dan bakatnya.
Berdasarkan teori kecerdasan majemuk (multiple intelligence), anak terlahir dengan kemampuan kecerdasan yang dapat dibagi menjadi delapan jenis kecerdasan.
Delapan kecerdasan tersebut antara lain linguistik, logika/matematika, visual-spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.
“Kami percaya bahwa sebenarnya semua anak itu pintar, namun tipe kepintarannya saja yang berbeda berdasarkan multiple intelligence,” jelas Ratna Fristikayanti, PR Toys Kingdom dalam acara LEGO Build The Thrills (18/4/2022).
Dengan begitu, anak umumnya akan cenderung memilih mainan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Misal, anak dengan kecerdasan kinestetik-jasmani mungkin akan lebih suka mainan yang berhubungan dengan membangun benda dari balok plastik.
Hal paling penting ketika memerhatikan minat anak adalah ada kemungkinan bahwa anak memiliki minat pada lebih dari satu hal. Dalam kecerdasan majemuk pula umumnya seseorang memiliki hingga tiga minat yang menjadi bakat individual.
Misal, anak yang memiliki minat dengan membuat barang baru dari barang yang sudah ada boleh jadi juga memiliki kecerdasan visual-spasial serta kecerdasan logika-matematika.
2. Kecerdasan anak dapat dikembangkan sesuai dengan gaya berpikirnya
Selain memiliki bakat sesuai dengan kecerdasan majemuk, umumnya anak memiliki cara berpikir tersendiri yang sesuai dengan cara belajar anak.
Umumnya anak termasuk ke dalam satu dari dua kecenderungan cara berpikir, yaitu berpikir kreatif dan berpikir sistematis.
Anak yang memiliki cara berpikir kreatif umumnya lebih suka diberikan kebebasan berkreasi, sedangkan anak dengan cara pikir sistematis dapat mengikuti instruksi dengan baik.
Cara membedakan kedua cara berpikir anak dapat dilihat dari kecenderungannya saat bermain. Misal, ketika anak memilih untuk mengelompokkan berbagai balok dengan balok yang sama mungkin anak memiliki cara pikir sistematis.
Sedangkan anak yang memilih untuk menyusun balok sesuai dengan ide yang ada di kepala dia mungkin memiliki cara berpikir kreatif.
Dengan mengetahui minat, bakat, serta gaya berpikir anak, Mama dapat dengan tepat memilih mainan yang sesuai agar anak dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin sejak dini.