7 Perilaku untuk Mencegah Diare pada Anak

Menjaga kebersihan dan pencernaan si Kecil diperlukan sejak dini!

14 Januari 2025

7 Perilaku Mencegah Diare Anak
Freepik

Diare pada Anak sering kali disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyerang saluran pencernaan.

Infeksi ini biasanya menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dan dapat berlangsung beberapa hari sebelum sembuh.

Anak-anak, terutama balita, lebih rentan terkena diare jika memiliki daya tahan tubuh yang rendah, misalnya akibat kurangnya ASI eksklusif hingga usia enam bulan.

Namun, diare tidak hanya disebabkan oleh infeksi. Faktor lain seperti keracunan makanan, alergi, gangguan penyerapan nutrisi, efek samping obat-obatan, hingga lingkungan dengan sanitasi yang buruk juga berkontribusi pada risiko diare.

Dengan memahami penyebabnya, Mama dan Papa bisa mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi si Kecil.

Berikut Popmama.com telah merangkum 7 perilaku untuk mencegah diare pada Anak.

1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

1. Cuci tangan sabun air mengalir
Freepik/freepik

Salah satu cara yang paling efektif dan sederhana untuk mencegah diare pada anak adalah dengan membiasakan mereka untuk mencuci tangan secara rutin.

Kuman penyebab diare, seperti bakteri, virus, dan parasit, sering kali masuk ke dalam tubuh melalui tangan yang terkontaminasi.

Ajarkan si Kecil untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan, setelah bermain di luar, setelah menggunakan toilet, dan setelah berinteraksi dengan hewan peliharaan.

Tangan yang bersih akan mengurangi risiko kuman masuk ke tubuh dan mengurangi penyebaran penyakit.

Pastikan mereka mencuci tangan dengan benar, setidaknya selama 20 detik, untuk menghilangkan kuman yang dapat menyebabkan diare.

Kebiasaan ini, meski terlihat sederhana, dapat berdampak besar dalam mencegah infeksi yang berbahaya.

Melalui kebiasaan mencuci tangan yang benar, Mama dapat membantu si Kecil tetap sehat dan terhindar dari penyakit pencernaan yang mengganggu.

Jika si Kecil belum bisa mencuci tangan sendiri, Mama bisa mendampingi dan membimbing mereka dengan cara yang menyenangkan agar mereka lebih semangat melakukannya.

2. Gunakan air bersih layak konsumsi

2. Gunakan air bersih layak konsumsi
Freepik/master1305

Air yang tercemar merupakan salah satu sumber utama penyebab diare. Untuk itu, penting untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk minum, memasak, mencuci bahan makanan, dan membersihkan peralatan makan sudah bersih dan layak konsumsi.

Jika menggunakan air sumur atau sumber air lain yang tidak terjamin kebersihannya, pastikan air tersebut dimasak hingga mendidih atau menggunakan filter yang dapat menyaring kuman dan bahan berbahaya.

Menggunakan air yang tercemar dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama pada Anak yang sistem kekebalannya belum sepenuhnya berkembang.

Pastikan seluruh keluarga memiliki akses ke air bersih yang aman. Jika tidak ada akses ke air yang benar-benar bersih, Mama bisa menyediakan air minum dalam kemasan yang telah terjamin kebersihannya atau menggunakan alat penjernih air.

Menggunakan air bersih adalah langkah pertama untuk menjaga kesehatan pencernaan anak, mencegah diare, dan memastikan tubuh mereka tetap terhidrasi dengan baik.

3. Masak makanan hingga matang sempurna

3. Masak makanan hingga matang sempurna
Freepik/dashu83

Makanan yang tidak dimasak dengan baik dapat mengandung bakteri dan parasit yang menyebabkan diare. Pastikan semua makanan yang disiapkan, terutama daging, telur, dan produk susu, dimasak dengan baik hingga matang sempurna.

Daging yang masih mentah atau setengah matang berisiko mengandung bakteri seperti Salmonella dan E. coli yang bisa merusak saluran pencernaan si Kecil.

Oleh karena itu, pastikan semua makanan yang diberikan pada Anak sudah dipastikan kebersihannya dan dimasak dengan benar.

Selain itu, kebersihan dapur juga sangat penting untuk mencegah kontaminasi. Pastikan dapur tempat memasak tetap bersih, dengan peralatan masak dan makan dicuci secara menyeluruh setelah digunakan.

Perhatikan juga kebersihan bahan makanan yang digunakan dengan mencucinya terlebih dahulu, baik buah maupun sayuran, untuk menghindari penularan kuman yang bisa menyebabkan diare.

Dengan menjaga kebersihan dapur, Mama dapat memberikan makanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga aman bagi si Kecil.

4. Sterilkan peralatan makan dan botol susu

4. Sterilkan peralatan makan botol susu
Pexels/Kampus Production

Anak-anak, terutama yang masih balita, sangat rentan terhadap penyakit pencernaan karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sepenuhnya berkembang.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa semua peralatan makan, seperti sendok, garpu, piring, serta botol susu anak selalu bersih dan steril.

Pastikan untuk membersihkan dan mensterilkan botol susu dan alat makan anak setelah digunakan.

Cara terbaik untuk mensterilkan botol susu adalah dengan merebusnya dalam air panas atau menggunakan alat sterilizer yang dapat membunuh kuman dan bakteri.

Membersihkan dan mensterilkan peralatan makan akan mengurangi risiko kuman penyebab diare masuk ke dalam tubuh Anak.

Jangan lupa untuk memastikan bahwa alat makan yang digunakan anak juga dalam kondisi bersih dan bebas dari kuman yang bisa mengganggu sistem pencernaan mereka.

Dengan menjaga kebersihan peralatan makan, Mama memberikan perlindungan ekstra untuk mencegah diare pada si Kecil.

Editors' Pick

5. Pastikan lingkungan rumah bersih dan bebas dari sampah

5. Pastikan lingkungan rumah bersih bebas dari sampah
Freepik/user850788

Kebersihan lingkungan rumah sangat berpengaruh terhadap kesehatan anak. Lingkungan yang kotor atau tercemar dapat menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme penyebab penyakit, termasuk kuman penyebab diare.

Pastikan rumah selalu dalam keadaan bersih, terutama di area yang sering digunakan anak seperti kamar tidur, ruang makan, dan kamar mandi.

Lakukan pembersihan secara rutin, terutama di tempat-tempat yang rentan terkena kotoran dan bakteri.

Selain itu, pastikan sampah rumah tangga dibuang pada tempatnya dan tidak menumpuk di sembarang tempat.

Sampah yang dibiarkan menumpuk bisa menjadi sarang bakteri dan serangga, yang dapat menyebabkan penyakit.

Cegah juga terjadinya genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan mikroorganisme.

Dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, Mama bisa membantu si Kecil terhindar dari risiko penyakit diare yang sering kali disebabkan oleh lingkungan yang tidak bersih.

6. Ajarkan Anak untuk menjaga kebersihan sejak dini

6. Ajarkan Anak menjaga kebersihan sejak dini
Freepik/jcomp

Kebiasaan menjaga kebersihan diri sangat penting dalam mencegah diare pada anak. Ajarkan si Kecil untuk selalu menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan setelah bermain, setelah menggunakan toilet, dan sebelum makan.

Kebiasaan ini harus diajarkan sejak dini agar menjadi rutinitas yang tidak hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga membentuk karakter Anak yang peduli terhadap kebersihan diri.

Jika Anak masih balita, Mama dapat membantu dengan cara yang menyenangkan, seperti bernyanyi bersama atau bermain sambil mencuci tangan, sehingga si Kecil merasa senang melakukannya.

Selain itu, ajarkan Anak untuk tidak memasukkan tangan atau benda yang kotor ke dalam mulut, karena itu adalah salah satu cara penyebaran bakteri penyebab diare.

Dengan mengajarkan kebersihan diri yang baik, Mama dapat membantu si Kecil tumbuh dengan kebiasaan yang sehat, sehingga mereka lebih terhindar dari penyakit pencernaan.

7. Berikan ASI eksklusif dan nutrisi seimbang yang mendukung imunitas Anak

7. Berikan ASI eksklusif nutrisi seimbang mendukung imunitas Anak
freepik/senivpetro

Pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah memperkuat sistem kekebalan tubuh anak.

ASI mengandung antibodi alami yang membantu melindungi bayi dari infeksi bakteri dan virus yang dapat menyebabkan diare.

Selain itu, ASI juga mengandung nutrisi penting yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

Setelah 6 bulan, lanjutkan pemberian ASI dan mulai perkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi dan mudah dicerna.

Untuk Anak yang lebih besar, pastikan mereka mengonsumsi makanan yang seimbang dengan berbagai sumber nutrisi yang diperlukan, seperti sayuran, buah-buahan, protein hewani dan nabati, serta karbohidrat.

Nutrisi yang baik akan memperkuat daya tahan tubuh anak dan mencegah berbagai penyakit, termasuk diare.

Dengan memastikan asupan gizi yang cukup dan bergizi, Mama membantu si kecil untuk tumbuh sehat dan terhindar dari masalah pencernaan yang tidak diinginkan.

8. Penyebab diare

8. Penyebab diare
Freepik/freepik

Diare sering kali menyebar melalui infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit. Infeksi ini biasanya masuk ke tubuh lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi, atau bahkan melalui kontak langsung dengan tinja penderita.

Hal ini bisa diperparah jika daya tahan tubuh anak menurun, terutama jika asupan ASI-nya kurang optimal.

ASI adalah pelindung alami yang mengandung antibodi untuk melawan berbagai kuman penyakit.

Bayi yang mendapatkan ASI hingga usia dua tahun atau lebih memiliki perlindungan ekstra terhadap penyakit, termasuk diare.

Sebaliknya, Anak yang mengalami malnutrisi atau gizi buruk lebih rentan terkena diare.

Namun, penyebab utama penyebaran diare sebenarnya ada pada perilaku dan lingkungan

Diare adalah penyakit berbasis lingkungan, sering kali dipicu oleh air yang tercemar atau paparan tinja, ditambah kebiasaan hidup yang kurang sehat.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan dan mengajarkan kebiasaan baik, seperti mencuci tangan sebelum makan, sangat penting untuk melindungi si Kecil dari risiko diare.

9. Pencegahan diare pada Anak

9. Pencegahan diare Anak
Pexels/RODNAE Productions

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), penyakit diare erat kaitannya dengan faktor perilaku dan lingkungan. Sebagai penyakit berbasis lingkungan, diare sering dipicu oleh kontaminasi air atau tinja yang bercampur dengan kebiasaan hidup yang kurang sehat.

Oleh karena itu, kebersihan dan perilaku hidup sehat menjadi kunci utama untuk mencegah penyebaran diare.

Namun, jika si Kecil sudah mengalami diare, Mama dan Papa perlu mengambil langkah cepat untuk mencegahnya. Berikut tindakan pencegahan yang dapat dilakukan di rumah:

  • Langkah pencegahan dehidrasi akibat diare

  1. Berikan ASI lebih sering dan lama
    ASI memiliki kandungan antibodi alami yang membantu melawan infeksi. Saat Anak diare, tingkatkan frekuensi dan durasi pemberian ASI.
  2. Berikan oralit
    Oralit sangat efektif untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang selama diare. Berikan hingga diare mereda untuk mencegah dehidrasi.
  3. Tambahkan suplemen Zinc
    Zinc tersedia di apotek, Puskesmas, atau rumah sakit dan dapat membantu:
    • Mengurangi keparahan dan durasi diare.
    • Mencegah diare berulang dalam 2-3 bulan ke depan.
      Berikan Zinc satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut, bahkan jika diare sudah berhenti.
  4. Berikan cairan rumah tangga
    Selain oralit, cairan seperti kuah sayur, sup, atau air mineral juga bermanfaat untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
  5. Segera konsultasikan ke sarana kesehatan
    Jika diare si Kecil tak membaik atau menunjukkan tanda dehidrasi (mulut kering, mata cekung, atau lemas), segera bawa ke dokter atau fasilitas kes

10. Pemberian makanan sesuai usia

10. Pemberian makanan sesuai usia
Freepik/prostooleh

Pemberian makanan yang tepat sesuai dengan usia sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, serta menjaga kesehatan pencernaan mereka.

Berikut adalah panduan pemberian makanan berdasarkan usia untuk mencegah diare dan memastikan kebutuhan nutrisi si Kecil terpenuhi:

  1. 0-6 bulan:
    Hanya berikan ASI eksklusif sesuai keinginan bayi, minimal 8 kali sehari. Hindari pemberian makanan atau minuman lain selain ASI.
  2. 6-24 bulan:
    Tetap berikan ASI dan mulai perkenalkan MPASI dengan tekstur lembut seperti bubur, susu, atau pisang.
  3. 9-12 bulan:
    Lanjutkan pemberian ASI dan berikan MPASI yang lebih padat seperti nasi tim atau bubur nasi. Tambahkan bahan kaya protein seperti telur, ayam, ikan, tempe, atau wortel.
  4. 12-24 bulan:
    Mulailah memperkenalkan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan makan anak sambil tetap memberikan ASI.
  5. 2 tahun ke atas:
    Berikan makanan keluarga sebanyak 1/3 hingga 1/2 porsi makan orang dewasa sebanyak 3 kali sehari. Tambahkan 2 kali camilan bergizi di antara waktu makan.

Jika diare terjadi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis untuk penanganan yang tepat.

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Mama dan Papa bisa memberikan yang terbaik untuk kesehatan si Kecil tercinta.

Baca juga:

The Latest