7 Cara Jaga Kesehatan Anak dan Keluarga dari Kualitas Udara yang Buruk
Berikut cara "memperbaiki" kualitas udara jadi lebih bersih sehingga anak tumbuh lebih sehat
6 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Udara jadi salah satu unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Alam menyediakan oksigen terdapat di dalam udara yang bisa manusia hirup sepuasnya secara gratis. Oksigen berperan sebagai “bensin” untuk mengolah makanan menjadi energi.
Dikutip dari Kemenkes, tanpa oksigen organ-organ tubuh tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, organ mengalami gangguan hingga kematian. Sayangnya, belum semua orang menyadari bahwa menjaga udara supaya tetap bersih menjadi tanggung jawab bersama.
Piotr Jakubowski selaku Co-Founder & Chief Growth Officer Nafas mengungkapkan ada 10 juta orang meninggal karena polusi udara. Menurutnya Ini adalah masalah besar tetapi kesadaran dan urgensinya masih kecil bahkan sangat kecil.
“Banyak orang yang tidak menyadari bahwa setiap manusia 22 ribu kali hirup udara sehari. Tidak seperti kedinginan atau kegerahan dimana tubuh akan memberikan sinyal berupa rasa menggigil atau keluarnya keringat. Tetapi terkait masalah kualitas udara ini tubuh tidak memberikan tanda-tanda apapun. Lantaran, tandanya baru akan muncul dalam jangka panjang”, jelas Piotr.
Masker bukan cara yang baik guna menghindari anak menghirup udara kotor. Pasalnya, si Kecil juga harus secara bebas bernapas tanpa halangan guna merangsang perkembangan organ penting, seperti otak, paru dan jantung. Kualitas bersih jadi tanggung jawab orang dewasa yang berada di sekitar anak-anak, terutama Mama dan Papa.
Nah, Popmama.com mengulas cara jaga kesehatan anak dari kualitas udara yang buruk. Begini caranya:
1. Ibu hamil mesti lebih aware mengenai kualitas udara di sekitarnya
Ternyata kualitas udara yang masuk ke dalam paru-paru anak mesti diperhatikan sejak ia dalam kandungan Mama. Pasalnya, Mama dan si Kecil sudah terhubung melalui plasenta sebagai jalur makanan sekaligus oksigen.
Dimana oksigen ini terkandung di dalam udara. Jadi, Mama harus lebih peduli dan menghindari area dengan kualitas udara yang buruk. Baik di luar maupun dalam ruangan.
Misalnya tidak berlama-lama berada di pinggir jalan raya yang ramai kendaraan bermotor. Sementara untuk di dalam rumah, Mama bisa lebih sering membersihkan barang-barang agar tidak ada debu yang menumpuk.
Menurut dr. Farhan Zubaedi yang ditemui dalam acara kolaborasi Mighty Minds Preschool dan Nafas di Jakarta menjelaskan udara kotor yang terhirup ibu hamil masuk ke pembuluh darah menyebabkan berat bayi lahir rendah atau bblr.
Bayi juga berpotensi besar mengidap asma sebagai penyakit bawaan.
2. Penggunaan penjernih udara untuk di dalam rumah
Mama dan Papa pasti sudah tidak asing dengan alat air furyfire ini. Ya, alat pembersih udara dalam ruangan ini sempat viral ketika era pandemi.
Penggunaan air furyfire ini dinilai efektif membersihkan udara dan memusnahkan virus Covid-19. Dengan begitu dapat memutus penyebaran kasus Covid-19.
Kemampuan alat ini dalam meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan berkat adanya hepa filter. Ini bisa jadi andalan Mama dan Papa supaya udara di dalam rumah tetap bersih. Jadi, aman bagi anak-anak.
Nah, terbaru diluncurkan alat pembersih udara Clear Air Zone daei Nafas. Sama seperti air furyfire, clear Air Zone ini juga berfungsi membersihkan udara. Bedanya, alat milik Nafas memiliki perangkat tambahan untuk memonitor kondisi udara di dalam ruangan.
Piotr mengungkapkan bahwa dewasa ini kualitas udara di luar dan dalam ruangan sama buruknya. Sebanyak 98 persen udara dari luar termasuk PM2,5 yang bisa masuk ke dalam ruangan.
PM2,5 sendiri adalah particular matter, yakni polutan pencemar udara yang berbahaya terhadap kesehatan. Sumber PM2,5 antara lain asap kendaraan bermotor, asap pabrik, pembakaran limbah dan sebagainya.
Masuknya polutan PM2,5 terjadi kareena "pembatas" antara dalam dan luar ruangan tidak begitu rapat. Sehingga polutan PM.2,5 masih bisa masuk ke dalam ruangan dan terhirup oleh si Kecil dan anggota keluarga lainnya.
Clear Air Zone berfungsi sebagai alat yang bisa menurunkan kadar polutan PM2,5 di dalam ruangan. Teknologi HEPA filter yang digunakan dapat menekan penyebaran virus Covid-19 sampai 80 persen.
Alat pembersih udara dari Nafas ini juga dilengkapi AirTest sebagai alat monitor kualitas udara. Dari alat berbentuk bulat ini, Mama bisa memantau seberapa baik kualitas udaranya, kelembapan, hingga temperatur lho.
Mighty Minds Preschool jadi sekolah pertama di Indonesia yang mengimplementasikan penggunaan Air Clean Zone. Hasilnya pun cukup memuaskan. Dimana kualitas udara di lingkungan sekolah menurun dari level kuning ke level hijau (good). Air Clear Zone juga sudah dipakai di beberpa tema gym, sekolah, hingga restoran.
Editors' Pick
3. Tidak merokok di dalam rumah
Selain penggunaan alat pembersih udara untuk di dalam ruangan, cara sederhana supaya udara di dalam rumah tetap bersih adalah dengan tidak merokok. Sebagian Papa kerap merokok di dalam rumah. Padahal asap rokok sangat berpengaruh besar terhadap penurunan kualitas udara.
Bahayanya jika udara atau bukan asap rokok yang mengandung PM2,5 tersebut terhirup oleh si Kecil. Jika kondisinya terus berlanjut maka tidak menutup kemungkinan anak dapat terjangkit infeksi saluran pernapasan. Mulai dari infeksi saluran pernapasan atas, bronkitis, pneumonia hingga asma.
4. Menggunakan cooker hood atau memastikan ventilasi cukup
Cooker hood merupakan alat penghisap asap kompor dan bau masakan supaya tidak masuk ke seisi rumah. Jadi, ketika memasak udara di dapur maupun isi rumah tetap bersih dan tidak terkontaminasi bahan-bahan masakan.
Misalnya bau amis atau yang mengganggu. Lalu asap dari kegiatan menggoreng yang kerap menyiksa saat dihirup. Dimana aroma tersebut tidak nyaman ketika mengendap di seluruh bagian rumah.
Selain penggunaan cooker hood, cara sederhana untuk mengeluarkan asap memasakan dan aroma tak sedang lainnya adalah memastikan ventilasi cukup. Buka jendela agar udara bisa keluar dan tidak mengendap di dapur Mama.
Pastikan anak tidak ada di sekitar dapur saat Mama memasak. Jika ada si Kecil maka ia akan menghirup udara dari asap memasak yang kurang baik untuk kesehatannya.
5. Ketika membawa anak keluar rumah pastikan udaranya bersih
Berdasarkan data tahun 2022 yang dikumpulkan Nafas, Bintaro jadi wilayah yang paling buruk kualitas udaranya, sebesar 65 ug/m3. Padahal batasan atau pedoman dari WHO hanya 5 ug/m3 saja.
Hal ini tidak terlepas dari Indonesia yang berada di peringkat dua belas sebagai negara dengan kualitas udara paling buruk sedunia. Dikutip dari IQAir, nilai paparan tahunan PM2,5 Indonesia adalah 39,2 ug/m3. Ini bahkan lebih buruk dari Beijing, China, yang hanya 34,4 ug/m3.
Informasi mengenaskan tersebut bisa jadi peringatan untuk para orangtua untuk lebih berhati-hati dalam mengajak anak bermain di luar ruangan. Untuk membantu perkara itu, Nafas mengeluarkan aplikasi Nafas untuk bisa mendeteksi seberapa baik kualitas suara sebuah tempat. Aplikasi ini dapat diunduh di PlayStore maupin AppStore.
6. Meminimalkan mengajak anak ke jalan raya yang ramai kendaraan
Menurut dr. Farhan tempat yang tidak disarankan dikunjungi anak adalah lokasi-lokasi yang berdekatan dengan jalan raya. Pasalnya, asap dari kendaraan bermotor yang melintas mengandung polutan PM2,5 yang berbahaya bagi kesehatan, terutama si Kecil.
Ukuran PM2,5 ini sangat mikroskopis sehingga sulit dan bahkan tidak dapat tersaring oleh tubuh. Alhasil, polutan berbahaya ini masuk ke paru-paru menuju alveolus (kantung pembuluh darah). Hingga akhirnya terbawa ke pembuluh darah.
Anak-anak adalah golongan yang rentan akibat paparan polusi udara yang tinggi. Anak yang terlalu sering terpapar polutan PM2,5 dapat menurunkan IQ hingga 6 poin, autisme, san masalah perilaku lainnya.
7. Perlunya regulasi jangka panjang dari pemerintah
Selain cara-cara sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri, penanganan masalah kualitas udara ini juga jadi tanggung jawab pemerintah. Stakeholder berperan dalam membuat kebijakan public yang berkelanjutan agar udara di Indonesia bisa lebih baik. Udara yang bersih otomatis membuat masyarakat bisa lebih sehat dan bugar.
Piotr menjelaskan bahwa masalah buruknya kualitas udara rendah terjadi di beberapa negara. Mulai dari Amerika Serikat, Inggris, dan China. Dari ketiga negara ini, Piotr menyimpulkan empat cara yang bisa diimplementasikan untuk mengatasi pencemaran udara.
Kebijakan pemerintah akan berjalan lancar jika masyarakat berpartisipasi aktif. Artinya pemerintah dan warga saling bergandengan tangan serta berkomitmen tinggi dalam penanggulangan kualitas udara ini. Cara tersebut mencakup:
- Regulasi keberlanjutan,
- Elektrifikasi atau pemassivan penggunaan kendaraan listrik,
- Mengajak masyarakat mulai mengurangi pembakaran sampah,
- Tumbuhkan rasa kepedulian sejak dini dan jangan sampai menunggu musibah datang.
Demikian uraian mengenai cara jaga kesehatan anak dari kualitas udara yang buruk. Agen-agen di sekitar anak-anak memiliki tanggung jawab guna membantu kondisi udara jadi lebih baik. Masyarakat dan pemerintah harus bergandeng tangan dan bekerja sama untuk mengurangi polusi udara di Indonesia.
Baca Juga:
- Ini Bahaya Polusi Bagi Daya Tahan Tubuh Anak, Waspada Ya Ma!
- 7 Cara Lindungi Anak dari Polusi Udara
- 5 Tips Jaga Kesehatan Anak Pasca Pandemi, Perkuat Imun Tubuhnya