Siapa yang tidak ingin mempunyai keluarga bahagia? Nampaknya ini menjadi impian semua Mama dan Papa. Meskipun segala sesuatu bisa dibeli dengan uang tetapi pepatah mengatakan, “kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang”. Artinya orang yang bergelimang harta belum tentu keluarga atau hidupnya bahagia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kebahagiaan adalah kesenangan dan ketenteraman hidup secara lahir dan batin. Setiap keluarga mempunyai cara masing-masing untuk memperoleh kebahagiaan. Karena uang tidak menjamin kebahagiaan maka bukan tidak mungkin hal-hal kecil nan sederhana bisa mengantarkan kita menjadi orang yang tenteram.
Berikut Popmama.com akan mengulas cara membangun kebahagiaan keluarga dengan kegiatan yang simpel. Mama, Papa, dan si Kecil akan happy melakukan langkah-langkah di bawah ini.
1. Menjaga hubungan dengan si Kecil
Freepik/11120000
Hubungan yang dimaksud adalah bagaimana orangtua dapat membangun koneksi yang baik dengan anak. Menciptakan koneksi ini bukan hanya sekadar berinteraksi dengan komunikasi saja lho, Ma. Para orangtua juga harus membangun hubungan melalui sentuhan atau tindakan (physical touch).
Bisa berupa eye contact, mengelus-elus kepala, sesekali memeluk atau mencium jadi salah satu cara guna meningkatkan hormon oksitosin. Hormon ini yang membuat anak merasa aman saat bersama Mama dan Papa. Lantas orangtua pun kian terkoneksi secara batin dan fisik dengan si Kecil.
2. Memvalidasi emosi anak
Freepik
Cara kedua adalah memberikan validasi emosi yang sedang anak alami. Mama bisa menanyakan, “Mama belum paham apa yang membuat kamu sampai marah dan menangis seperti ini. Nanti setelah kamu tenang, kamu cerita ya.”
Dengan begitu si Kecil jadi tahu ternyata ada orang yang perhatian dan mau mengerti perasaannya. Selain bertanya, bentuk validasi emosi dari orangtua ke anak adalah mewajarkan segala perasaan yang anak alami.
Misalnya kegagalan, marah sehingga bertengkar dengan temannya, dan sebagainya. Peran orangtua adalah membantu melabeli perasaan tersebut dan memberikan solusi atas masalah si Kecil.
3. Membiasakan mendengarkan keluh kesah si Kecil
Freepik
Dewasa ini, Mama dan Papa seyogyanya mulai mendengarkan cerita si Kecil. Tidak seperti orangtua zaman dahulu yang lebih banyak bukan hanya menghakimi hasil yang diperoleh anak. Tanpa tahu seberapa keras usaha yang ia lakukan.
Saat Mama dan Papa mau mulai mendengarkan keluh kesah anak, ia merasa ada orang lain yang peduli terhadap dirinya. Coba juga untuk berempati atas apa yang si Kecil rasakan. Misalnya, ketika anak merasa sedih maka Mama dan Papa sebisa mungkin memberikan mimik wajah sedih pula.
Anak juga merasa tidak sendirian menghadapi masa sulit ini. Ada orangtua yang berada di sampingnya dan siap memberikan semangat. Jadi anak akan pulih dan bangkit lebih cepat.
Editors' Pick
4. Memperbanyak canda tawa saat di rumah
Freepik/11120000
Kegiatan di rumah bersama keluarga seyogyanya dibuat menyenangkan. Salah satunya dengan canda tawa yang membuat suasana rumah jadi hangat dan ceria. Jangan justru Mama dan Papa terlalu sering marah atau berkata kasar terhadap anak di usia balita.
Berdasarkan penelitian, apabila Mama dan Papa banyak mengomeli anak akan memutus neurotransmitter.Neurotransmitter berada di dalam otak anak yang jumlahnya sekitar 86 triliun. Neurotransmitter ini berpengaruh terhadap psikologi anak karena berfungsi untuk membangun emosi yang sehat.
Jika anak tidak mampu mengelola perasaannya dengan baik akan berakibat fatal. Ia bisa menjadi anak yang berlebihan ketika menghadapi sesuatu karena tidak mampu mengontrol kesedihan atau rasa senang. Lantas si Kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah sedih, mudah depresi, bahkan mudah sekali senang.
5. Membuat jadwal bermain bersama keluarga
Freepik/tonefotografia
Mama dan Papa harus memahami bahwa bermain adalah dunia dan pekerjaan anak. Jadi, untuk membangun hubungan dengannya maka orangtua perlu masuk ke dunia anak. Artinya Mama sebisa mungkin meluangkan waktu untuk bermain bersama.
Usahakan sebisa mungkin setiap hari bermain dengan anak minimal satu jam. Waktunya bisa setelah Mama dan Papa pulang kerja melakukan aktivitas ringan, seperti bermain boneka, mobil-mobilan, dan sebagainya. Atau seminimal mungkin 2-3 kali seminggu.
Aktivitas main bersama si Kecil dapat orangtua manfaatkan sebagai quality time untuk mengenal anak lebih jauh hingga meningkatkan bonding. Kegiatan bermain ini bisa dilakukan di dalam maupun di luar rumah ya, Ma.
6. Membacakan buku cerita sebelum tidur
Freepik/sherry
Selanjutnya, membaca buku cerita sebelum tidur. Nampaknya ini menjadi tugas tambahan bagi para Mama. Dikutip Instagram @talkparenting, suara Mama akan terdengar begitu merdu di telingan anak.
Lantas membacakan buku cerita bisa menjadi cara efektif untuk membangun hubungan yang erat dengan si Kecil. Apalagi minimnya distraksi pada malam hari.
7. Mengajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah
Freepik/makistock
Melibatkan anak dalam berbagai pekerjaan-pekerjaan di rumah ternyata juga bisa lho untuk menciptakan kebahagiaan. Tahukah Mama bahwa sejak anak berusia tiga tahun, ia mulai mempunyai ketertarikan melakukan pekerjaan rumah. Contohnya, menyapu, mengepel lantai, membersihkan debu menggunakan kemoceng, hingga memasak.
Biasanya anak akan mulai memegang alat kebersihan atau alat memasak yang biasa digunakan Mama atau Papa. Nah, jika orangtua sudah melihat gerak-gerik ini alangkah baiknya untuk memberikan arahan. Mama juga bisa mulai mengajaknya ketika hendak membersihkan rumah.
Namun, orangtua tidak boleh marah ketika pekerjaan anak tidak sempurna. Orangtua senantiasa bersedia untuk mengulang pekerjaan rumah yang telah dilakukan anak. Mama harus memaklumi bahwa momen tersebut merupakan proses belajar bagi anak ya. Jadi jangan memarahinya!
8. Sesekali mengajak si Kecil membuat karya seni bersama
Freepik
Seni dapat pula memberikan kebahagiaan serta mengeratkan hubungan antara orangtua dan anak. Di samping membuat jadwal bermain bersama, mungkin Mama dan Papa perlu juga membuat agenda membuat karya seni.
Bentuk kegiatannya bisa bernyanyi atau karaoke, menggambar, melukis, atau membuat karya lain. Kini, sudah banyak video-video tutorial membuat kreasi dari bahan sederhana yang bisa dilakukan bersama anak.
Nyanyikan lagu-lagu kesukaan si Kecil. Ajak untuk menggambar tempat wisata yang pernah Mama dan keluarga kunjungi bersama. Aktivitas ini selain menciptakan kebahagiaan sekaligus melatih imajinasi dan mengasah kreativitas anak.
9. Membatasi screen time untuk seluruh anggota keluarga
Freepik/user14636459
Kemunculan gawai membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak buruknya adalah anak-anak jadi kecanduan menatap layar benda kotak tersebut sampai lupa waktu. Dari kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada tumbuh kembang anak.
Ia jadi tidak suka bersosialisasi dengan teman sebaya, keterlambatan berbicara, bahkan gangguan sensorik dan motorik karena malas bergerak (mager). Rumah pun sepi dan tidak ada aktivitas karena anak dan orangtua sibuk dengan gawainya masing-masing.
Jadi perlunya membatasi screen time yang harus dipatuhi oleh Mama, Papa, dan si Kecil. Jelas, mengurangi jam bermain gawai harus dilakukan bukan hanya anak saja tetapi orangtua juga. Lantaran jika anak terlanjur terpengaruhi oleh teknologi maka ia akan mengabaikan apa yang disampaikan orang-orang di sekelilingnya, termasuk orangtuanya sendiri.
Itulah paparan terkait cara membangun kebahagiaan keluarga dengan kegiatan-kegiatan yang mudah dan sederhana. Keluarga bahagia anak tumbuh dengan ceria!