8 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak-Anak dan Remaja
Tahukah Mama bahwa si Kecil juga rentan mengalami gangguan mental? Simak cara jaga mental anak
11 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Isu kesehatan mental kian menggema di kalangan masyarakat. Berbeda dengan zaman dahulu di mana masalah kesehatan mental ini dianggap tabu bahkan cenderung disepelekan.
Lantas banyak dari kita yang enggan untuk menceritakan gangguan mental yang dialami karena khawatir dicap “tidak waras.”
Padahal, jika dilihat dari ilmu psikologi hal itu memang mungkin terjadi pada manusia.
Menjaga kesehatan mental anak jadi salah satu tanggung jawab orangtua. Banyak manfaat dari terciptanya mental si Kecil yang sehat.
Dikutip dari Kemenkes, kesehatan mental membantu anak untuk membangun kepercayaan dan harga dirinya.
Selain itu, meningkatkan konsentrasi, fokus, dan kemampuan berpikir si Kecil serta menunjang pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Kesehatan mental juga membuat si Kecil jadi pribadi yang lebih ceria dan bahagia.
Berikut paparan Popmama.com mengenai cara menjaga kesehatan anak dan remaja yang bisa Mama dan Papa terapkan.
Penyebab Anak Mengalami Masalah Kesehatan Mental
Dikutip dari National Alliance for The Mentally Ill sebanyak 22 persen anak remaja mengalami gangguan kesehatan mental yang parah. Setengah dari kasus tersebut berusia 14 tahun.
Sayangnya, tidak semua Mama dan Papa menyadari si Anak mengalami gangguan mental. Beberapa orangtua kerap menutup mata terhadap kondisi yang sedang terjadi pada anak. Penyebab masalah kesehatan mental pada si Kecil, yaitu:
Faktor Genetik
Beberapa gangguan mental memiliki komponen genetik yang kuat. Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mental memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan serupa. Contohnya adalah gangguan autisme, gangguan bipolar, dan gangguan kecemasan.
Faktor Lingkungan
Lingkungan di sekitar anak juga dapat mempengaruhi kesehatan mentalnya. Trauma, seperti pengalaman pelecehan, kekerasan dalam rumah tangga, atau kehilangan yang signifikan dapat meningkatkan risiko gangguan mental. Selain itu, stres kronis dalam keluarga, kurangnya dukungan sosial, atau tekanan akademik yang berlebihan juga dapat berperan dalam perkembangan gangguan mental.
Faktor Psikososial
Beberapa gangguan mental pada anak dapat berkaitan dengan faktor psikososial, seperti stres, tekanan, dan ketidakstabilan emosional dalam keluarga. Konflik keluarga, perpisahan orang tua, atau kehilangan orang yang dicintai juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak.
Fobia
fobia juga dapat jadi faktor lain yang menyebabkan anak mengalami gangguan kesehatan mental. Fobia yang terdapat di setiap anak sangat berbeda. Mulai dari takut ketinggian, air, hewan bahkan juga terdapat orang yang fobia terhadap buah.
Faktor Perkembangan Anak
Seiring bertambahnya usia, anak-anak akan mengalami perubahan hormon dan perkembangan otak. Proses perkembangan ternyata mampu memengaruhi kondisi kesehatan anak dan remaja lho. Misalnya, tekanan yang diterima anak karena harus meraih prestasi akademik di sekolah.
Gangguan Kesehatan Mental yang Sering Terjadi pada Anak
Pentingnya menjaga kesehatan mental bukan hanya sekadar tren semata. Lantaran, mental seseorang sangat menentukan bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari. Tidak menutup kemungkinan, si Kecil yang mengalami masalah kesehatan mental cenderung mempunyai kesehatan fisik yang rendah.
Melansir World Health Organization (WHO), terdapat sekitar satu dari lima anak-anak serta remaja yang memiliki gangguan mental. Pada kalangan orang dewasa, masalah kesehatan mental ini mempengaruhi sekitar satu dari empat orang di dunia. Beberapa gangguan mental yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja antara lain:
- Gangguan kecemasan
- Stres dan depresi
- Perilaku adiktif
- Gangguan pada mulut si Kecil
- Skizofrenia
1. Memberikan dukungan emosional
Peran Mama dan Papa dalam upaya menjaga kesehatan si Kecil, yakni dengan memberikan mendukung emosional. Berikan cinta, perhatian, dan waktu untuk berbicara dengan anak-anak.
Orangtua juga seyogyanya mendengarkan keluh kesah dan cerita si Kecil. Dengarkan dengan penuh perhatian saat mereka mengungkapkan perasaan dan pikirannya
2. Membangun komunikasi yang terbuka
Ajak anak berbicara tentang perasaan dan pengalaman mereka secara terbuka. Dorong si Kecil untuk berbagi apa yang mereka rasakan dan berikan dukungan tanpa menghakimi.
Komunikasi yang terbuka membantu anak merasa didengar dan dihargai. Sikap ini sekaligus membangun kepercyaan diri si Kecil untuk berani berbicara atau mengungkapkan pendapat ke orang lain.
Editors' Pick
3. Mendorong aktivitas fisik
Aktivitas fisik tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental anak. Berikan kesempatan kepada anak untuk bermain di luar, berpartisipasi dalam olahraga, atau melakukan aktivitas fisik lain yang mereka sukai. Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
4. Menghadirkan lingkungan yang positif
Ciptakan lingkungan yang positif di rumah atau di sekolah. Hindari konflik yang berkepanjangan atau situasi yang penuh tekanan. Setidaknya lingkungan keluraga Mama dan Papa dibuat menyenangkan dan menghibur.
Jika pun Mama dan Papa sedang ada konflik, usahakan tidak bertengkar dihadapan atau sampai didengar anak. Hal tersebut secara tidak langsung memberikan energi baik ke si Kecil.
Cara menghadrikan suasana keluarga yang menyenangkan bisa dengan melontarkan tebak-tebakan lucu, cerita yang unik, atau saling berbalas pantun.
5. Mengajarkan keterampilan pengelolaan stres
Anak-anak juga kerap menghadapi stres lho. Jadi, penting untuk Mama dan Papa mengajari si Kecil keterampilan pengelolaan stres dengan baik.
Salah satu caranya dengan mengajarkan mereka teknik pernapasan dalam, meditasi sederhana, atau kegiatan relaksasi lainnya yang sesuai dengan usia mereka.Hal ini bisa membuat suasana hati lebih baik.
6. Memberikan anak waktu istirahat yang cukup
Pastikan anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup setiap hari. Tidur yang cukup sangat penting bagi kesehatan mentalnya lho, Ma. Oleh karena itu, orangtua bisa membantu membuatkan jadwal harian dengan teratur supaya si Anak tidak kelelahan.
Rutinitas terlalu padat tanpa jadwal yang jelas sangat rentan tenaga anak terkuras. Istirahat bukan perkara waktu yang cukup tetapi juga harus berkualitas.
Maka dari itu bantu mereka supaya mendapatkan waktu istirahat yang berkualitas dengan lingkungan tidur yang nyaman.
7. Melibatkan anak dalam kegiatan yang menarik
Aktivitas yang menarik dan bermakna bisa membantu anak merasa termotivasi dan bahagia. Mama dan Papa bisa sesekali mengajak atau mengikutsertakan anak-anak dalam kegiatan yang mereka sukai.
Mulai dari menggambar, berenang, melukis, olahraga, dan sebagainya. Aktivitas seperti ini dinilai dapat membantu mereka merasa bersemangat dan meningkatkan kesehatan mental si Anak.
8. Membantu anak tetap bersosialisasi dengan teman sebayanya
Tak kalah penting adalah menjaga kualitas hubungan sosial anak. Dorong anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya, menjalin persahabatan yang sehat, dan membantu mereka membangun keterampilan sosial yang baik.
Walaupun begitu, Mama dan Papa seyogyanya “selektif” dalam memilih lingkungan pertemanan si Kecil. Lantaran lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tumbuh kembang anak.
Pilih lingkungan sosial dengan positive vibes supaya anak bisa berproses menjadi pribadi yang unggul.
Demikian ulasan tentang cara menjaga kesehatan anak dan remaja. Jangan menganggap remeh masalah kesehatan mental si Kecil ya, Ma.
Hilangkan stigma bahwa orang ke psikolog hanyalah “orang sakit jiwa.” Pada beberapa kasus, bantuan profesional sangat dibutuhkan supaya masalah kesehatan tidak kian memburuk.
Baca Juga:
- Manfaat Mengucap Syukur dan Terima Kasih bagi Kesehatan Mental & Fisik
- 3 Cara Mengetahui Kesehatan Mental pada Anak
- Waspada, 11 Tanda Peringatan Gangguan Kesehatan Mental pada Anak