Dampak Kualitas Udara yang Buruk Bagi si Kecil, Bisa Sebabkan ADHD
Udara kotor mengandung polutan berbahaya yang bisa sebabkan masalah kesehatan pada anak, apa saja?
6 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam acara yang diselenggarakan Mighty Minds Preschool dan Nafas, Jakubowski selaku Co-Founder & Chief Growth Officer Nafas mengungkapkan fakta yang cukup mengenaskan terkait kualitas udara di Indonesia.
Setidaknya 20 wilayah di tanah air tingkat polusi udaranya lebih dari batas pedoman World Health Organization (WHO).
Organisasi kesehatan internasional itu menetapkan bahwa nilai paparan PM2,5 (particular matter) sebuah daerah tidak boleh lebih dari 5 ug/mg3. Sementara, 20 wilayah di Indonesia jauh di atas pedoman WHO.
Misalnya Bintaro sebesar 65 ug/m3, Gunung Sindur (Bogor) sebesar 61 ug/m3, Cibubur (DKI Jakarta) sebesar 55 ug/m3, dan Jati Padang (DKI Jakarta) di posisi 20 nilainya adalah 43 ug/mg3.
Piotr juga mengatakan bahwa kualitas udara di luar dan di dalam ruangan tidak jauh berbeda. Pasalnya, polutan PM2,5 dapat masuk melalui celah-celah lantaran ukurannya yang amat kecil.
Orangtua perlu mewaspadai kondisi ini karena bisa membahayakan kesehatan, khususnya si Kecil
dr. Farhan Zubaedi menjelaskan dampak kualitas udara yang buruk bagi si Kecil. Berikut Popmam.com sampaikan ulasan lengkapnya.
1. Infeksi saluran pernapasan
dr. Farhan adalah dokter yang kerap memberikan informasi kesehatan di media sosial. Ia menjelaskan paparan PM2,5 yang tinggi dapat mengakibatkan anak terjangkit masalah infeksi saluran pernapasan.
Jenis infeksi yang menyerang sistem pernapasan ini ternyata beragam lho Ma. Mulai dari infeksi saluran pernapasan atas (dari hidung hingga tenggorokan), infeksi bronkitis (bagian percabangan paru-paru), pneumonia, hingga asma.
“Keempat penyakit ini baru akan muncul dalam jangka waktu lama sekitar 5 sampai 10 tahun mendatang,” tambah dr. Farhan.
Keadaannya akan berbeda bagi seseorang atau anak yang sudah memiliki penyakit bawaan atau precondition. Dimana kualitas udara yang tidak sehat ini bisa menjadi trigger sehingga kemunculannya akan lebih cepat.
Editors' Pick
2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Lebih lanjut, dr. Farhan menuturkan polutan PM2,5 yang terkandung dalam udara ] dapat meningkatkan risiko ADHD sampai 19 persen. Dikutip dari NHS.UK ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah suatu kondisi yang mempengaruhi perilaku.
Biasanya anak pengidap ADHD tampak lebih gelisah dan sulit berkonsentrasi. Faktor yang berpotensi besar penyebab ADHD adalah bayi lahir prematur, bayi dengan berat bayi lahir rendah (bblr), dan kebiasaan merokok maupun penggunaan alkohol serta obat-obatan selama masa kehamilan.
Jadi, dapat disimpulkan rendahnya kualitas udara sebagai penyebab si Kecil berpotensi mengidap ADHD. Apalagi dua penyebab ADHD, yaitu bayi prematur dan berat badan lahir rendah (bblr) juga dapat diakibatkan karena PM2,5 di udara.
Hal ini karena polutan PM2,5 yang terhirup oleh Mama yang mengalir menuju janin. Sebagian kasus ADHD terdiagnosis pada anak-anak berusia 12 tahun ke bawah.