Ini Kata Dokter tentang Bahaya Rokok Elektrik pada Anak
Rokok elektrik semakin banyak digunakan banyak orang, ini bahayanya bagi anak jika terpapar asapnya
30 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Merokok merupakan perilaku yang berakibat buruk. Tidak hanya bagi perokok itu sendiri tetapi juga terhadap anak atau bayi yang berada di sekitarnya. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia yang beracun dan berbahaya jika terpapar dalam jangka panjang. Bukan tidak mungkin akan menghambat tumbuh kembang si Kecil.
dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) selaku Ketua Pengurus Pusat IDAI mengatakan bahwa rokok merupakan masalah yang sudah lama tetapi tidak selesai-selesai. Fenomena merokok aktif di kalangan masyarakat cukup mengkhawatirkan. Kini, Indonesia menjadi peringkat ketiga sebagai perokok aktif di seluruh dunia, setelah India dan China.
“Meskipun begitu, kita tidak boleh putus asa dalam melawan hegemoni masalah perokok aktif maupun pasif. Tak lain untuk membuat anak-anak hidup lebih sehat serta menyediakan lingkungan yang sehat agar si Kecil bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal,” tegas dr. Piprim.
Dengan acara seminar yang diadakan Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), harapannya mampu membangun kesadaran masyarakat mengenai bahaya rokok pada anak baik rokok elektrik maupun konvensional. Begini ulasan dari Popmama.com!
Apa Itu Rokok Elektrik?
Perkembangan teknologi juga memengaruhi rokok yang berevolusi jadi lebih canggih, yakni rokok elektrik. Rokok jenis ini dikenal dengan sebutan e-cigs, e-hookahs, mods, vape pens, vapes, atau electronic nicotine delivery system (ENDS).
Bentuknya pun bervariasi. Mulai dari seperti rokok konvensional, cerutu, pena, bahkan berbentuk pipih menyerupai USB. Rokok elektrik ini biasanya dibawa dengan cara dikalungkan pada leher menggunakan lanyard.
dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A selaku Dokter Spesialis Anak Subspesialisasi Pulmonologi Respirologi IDAI memaparkan rokok elektrik menghasilkan aerosol dengan cara memanaskan cairan yang mengandung nikotin dan campuran kimia lainnya.
Dimana bahan-bahan tersebut juga terdapat pada rokok konvensional, seperti nikotin, logam berat, senyawa organik, serta zat-zat penyebab kanker. Aerosol ini lalu dihirup oleh perokok maupun orang di sekitarnya lalu masuk ke dalam paru-paru.
“Kandungan nikotin pada rokok konvensional maupun rokok elektrik tidak jauh berbeda. Jadi, jika rokok elektrik ini digunakan dalam jangka waktu panjang akan sangat berbahaya bagi tubuh,” ujar dr. Dimas.
Editors' Pick
Dampak Negatif Rokok terhadap Sistem Respiratori si Kecil
dr. Dimas menegaskan rokok jelas mempunyai efek buruk terhadap kesehatan si Kecil yang jadi perokok pasif. Maksudnya perokok pasif adalah ia ikut menghirup asap rokok akibat terpapar dari perokok yang ada di sekelilingnya. Entah dari rokok konvensional maupun elektrik.
Hal ini semakin diperparah dengan fenomena banyaknya anak-anak yang menjadi perokok aktif. dr. Dimas mengatakan, “Saluran pernapasan (respiratori) jadi bagian pertama yang terdampak akibat paparan rokok. Mulai hidung, tenggorokan, trakea, hingga paru-paru.”
Mulai dari infeksi pernapasan atas, sesak napas, mengi, bronkhitis, hingga asma. Lebih lanjut, ia mengungkapkan dapat menyebabkan kematian yaitu akibat pneumonia atau radang paru-paru. Hal ini karena zat berbahaya dari rokok akan ikut terbawa ke bagian saluran pernapasan.
Beberapa kerusakan akibat bahaya rokok terhadap sistem pernapasan si Kecil, meliputi:
- Iritasi pernapasan
- Kelainan fungsi pernapasan
- Edema paru, yaitu penumpukan cairan di bagian alveolus
- Cedera epitel saluran pernapasan
- E-Cigarette or vaping product use associated lung injury (EVALI)