Bermain menjadi aktivitas yang sangat disenangi oleh anak-anak. Sebagian besar waktu yang si Kecil miliki digunakan untuk bermain. Entah bermain sendiri dengan koleksi mainannya atau bermain di luar bersama teman sebayanya.
Sayangnya, beberapa orang tua justru terkesan “mengekang” si Kecil untuk bermain. Tidak boleh ini, tidak boleh itu yang mengakibatkan anak Mama dan Papa minim mengeksplorasi hal-hal menarik di sekelilingnya. Padahal bermain memiliki segudang manfaat lho Ma.
Tidak hanya secara fisik, tetapi juga melatih kemampuan-kemampuan lainnya.
Berikut ulasan Popmama.com mengenai manfaat dan pentingnya bermain bagi anak.
Pentingnya Bermain Bagi Anak-Anak
Freepik/gpointstudio
Pada acara webinar daring yang diselenggarakan Primaku dan Early Learning Center (ELC), Psikolog anak Putu Andani M.Psi, Psikolog menyampaikan berbagai informasi terkait bermain bagi si Kecil. Salah satunya mengenai pentingnya bermain untuk anak-anak.
Menurutnya, ada enam alasan kuat yang menyebabkan anak wajiib untuk bermain. Alasan-alasan tersebut, sebagai berikut:
Bermain adalah sebuah pekerjaan bagi anak-anak. Setiap rentan usia si Kecil memiliki milestone yang secara natural harus terpenuhi. Misalnya bayi harus mengangkat kepalanya di umur 9 bulan, anak harus sudah mulai bisa berjalan pada usia 12-16 bulan, dan sebagainya.
Hak anak, artinya setiap anak memiliki kewenangan atau kesempatan untuk bermain.
Cara anak bertumbuh kembang.
Cara anak mempelajari hal baru dan mematangkannya.
Cara anak untuk membantu dirinya sehat dan mental.
Bermain adalah dampak terapeutik atau dampak terapi, gunanya untuk menyalurkan emosi anak yang tidak bisa tersalurkan kepada orangtua. Misalnya, anak kesel sama teman tetapi tidak bisa bicara ke orangtua. Maka, biasanya anak bermain dengan lebih agresif. Sikap agresif ini merupakan ekspresi anak sehingga stres level anak menurun.
Editors' Pick
Manfaat Bermain, Sokong Tumbuh Kembang si Kecil
Freepik/vgstockstudio
Pada webinar tersebut, Putu Andani juga memaparkan terkait manfaat bermain bagi anak.
Bermain mampu berdampak pada fisik, sosial, emosional hingga kemampuan kognitif si Kecil lho Ma.
Berikut penjelasannya:
1. Fisik
Bermain yang membutuhkan gerakan fisik membantu anak menjadi lebih aktif sekaligus menyalurkan energi anak. Alhasil anak akan sehat secara fisik dan mampu meminimalisir potensi obesitas pada anak.
2. Sosial
Bermain mengajarkan anak untuk mengenal kehadiran orang lain untuk bekerja sama, bernegosiasi, dan berempati.
3. Emosional
Bermain bebas atau free play adalah cara yang paling nyaman dan aman bagi si Kecil untuk menyalurkan beban-beban emosinya.
Si Kecil menganggap benda atau figur yang ia ajak bermain dapat dipercaya untuk mendengarkan keluh kesahnya. Dengan bermain, anak merasa diterima seutuhnya dan apa adanya.
4. Kognitif
Berbagai tipe bermain akan memfasilitasi anak Mama untuk berpikir secara aktif, mengembangkan daya nalar, kemampuan bahasa, serta mengembangkan daya imajinasinya.
Contohnya, menyuruh anak untuk membentuk rumah dari balok-balok.
Atau Mama membantu menyusun dua balok selanjutnya suruh anak untuk melanjutkan bentuk rumah versinya.
Perintah tersebut sebenarnya merangsang imajinasi atau daya khayal anak tentang bentuk sebuah rumah.
Peran Orangtua saat Bermain, Jadi Partner Bukan Tukang Suruh
Freepik/ronnachaipark
Bermain memang hak untuk anak tetapi bukan berarti Mama dan Papa lepas kendali. Para orangtua memiliki tugas vital dalam menjaga dan mengarahkan si Kecil dalam bermain.
Tujuannya agar manfaat-manfaat yang telah disampaikan sebelumnya dapat dirasakan oleh anak.
Satu kalimat dari Putu Andina yang perlu Mama dan Papa ingat adalah, bermain bersama menjadi sarana orangtua dan anak mempererat bonding.
Berikut peranan orangtua dalam bermain. Ingat ya Ma, Pa, mengontrol bukan berarti mengekang:
Memilih mainan yang sesuai, bermanfaat dan aman untuk anak. Agar bisa melindungi anak dari hal-hal negatif.
Menjadi partner anak saat bermain. Partner bukan atasan yang tugasnya menyuruh-nyuruh anak untuk melakukan A, B, C. Tetapi posisinya antara Mama dan anak setara. Ada kalanya bermain tidak perlu ada instruksinya atau free play. Mama jangan terlalu mendikte si Kecil untuk membentuk ini dan itu. Justru Mama yang harus mengikuti mood anak. Jika ia sedang menceritakan cerita yang seru maka Mama harus berusaha menyesuaikan mood dengan mood anak.
Memberi ruang kebebasan untuk anak mengekspresikan diri saat bermain.
Memberi batasan bermain yang sehat. Hal yang selalu Putu Andina terapkan kepada anak-anak yang berkonsultasi padanya, yaitu anak boleh main apa saja, pilih mainan apa saja, mulai dan berhenti kapan saja. Tetapi ada tiga yang tidak boleh dilakukan, yaitu menyakiti diri, orang lain dan menyakiti benda.
Cara Menyikapi Penggunaan Gawai oleh Anak-Anak, Kontrol Bukan Dilarang
Freepik/pressfoto
Gawai muncul berkat perkembangan teknologi yang semakin canggih yang mempunyai multifungsi. Mulai dari untuk berkomunikasi, sebagai kamera instan, hingga sarana bermain si Kecil.
Gawai sering menjadi momok bagi para orangtua karena anaknya yang mulai kecanduan bermain gawai.
Putu Andina berpesan untuk tidak memusuhi gawai sebagai benda yang harus dihindari, terutama dari anak-anak.
Faktanya, benda kotak tersebut sudah menjadi bagian dalam hidup manusia dan tidak bisa dipisahkan. Namun, sebagai orangtua harus bijak dalam menggunakan gawai.
Cara bijaksana untuk menyiasati penggunaan building gawai oleh si Kecil adalah mengontrol (controlling). Hal-hal yang perlu orangtua kontrol terkait pemakaian gawai pada anak-anak, antara lain:
Durasi penggunaan gawai.
Pemilihan konten tayangan yang tepat dan sesuai usia anak. Konten dapat membentuk kepribadian anak dan mempengaruhi perilaku anak. Apalagi pada usia 5 tahun pertama, anak layaknya spons sehingga menyerap segala bentuk informasi yang ia lihat maupun dengar. Maka, ada baiknya saat-saat itu anak diperkenalkan dengan hal-hal baik.
Pilihlah konten yang dapat menjadi pemantik interaksi orangtua dan anak. Pilih video yang sedikit mengandung audio (less audio) atau lebih banyak menampilkan gambar-gambar. Jadi, Mama dan anak memiliki rentan waktu untuk bisa lebih banyak berinteraksi.
Ide Permainan dan Aktivitas Bermain Bersama si Kecil
Ayesha Puri/Popmama.com
Selain mengontrol penggunaan gawai, memperkenalkan anak dengan permainan fisik dan aktivitas baru sebagai cara agar si Kecil tidak kecanduan atau berfokus pada gawai melulu.
Saat beraktivitas dan bermain dengan si Kecil, Mama dan Papa perlu mengombinasikan free play dan structured play.
Orangtua juga perlu pintar memadukan aktivitas yang membutuhkan energi banyak dan sedikit.
Jangan memainkan aktivitas yang menguras banyak energi secara sekaligus. Hal ini akan menyebabkan anak kecapean sehingga si Kecil menjadi tantrum.
Berikut ide-ide permainan dan kegiatan anak yang direkomendasikan oleh Putu Andina.
Demikian uraian tentang manfaat dan pentingnya bermain bagi anak. Bermain merupakan pekerjaan dan hak anak jadi Mama dan Papa hanya perlu mengawasi, mengontrol, dan mengarahkannya. Jadilah partner yang menyenangkan bagi si Kecil maka aktivitas bermain akan jauh lebih menyenangkan.