Penyebab Disentri pada Anak, Gejala dan Pencegahannya
Disentri bisa menjangkiti anak sehingga perlu perlindungan ekstra mengingat bisa tertular dari orang
6 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Disentri merupakan salah satu gangguan penyakit yang kerap menyerang kondisi kesehatan anak. Disentri adalah infeksi usus, terutama bagian usus besar yang menyebabkan diare yang mengandung darah atau lendir pada tinja. Umumnya, masalah kesehatan ini terjadi akibat infeksi parasit atau bakteri.
Melansir dari Cleveland Clinic, disentri tergolong penyakit menular. Terutama jenis disentri amuba yang umumnya menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Berdasarkan penelitian, kasus disentri terjadi pada 1,7 miliar orang di dunia setiap tahunnya.
Langkah preventif yang bisa kita lakukan supaya tidak terinfeksi penyakit disentri, yakni menjaga kebersihan serta memperhatikan sanitasi air dengan baik.
Popmama.commengulas penyebab disentri pada anak serta informasi terkait. Mulai dari jenis, gejala, komplikasi, hingga cara pencegahannya.
Dua Jenis Penyakit Disentri yang Perlu Mama Tahu
Mengutip dari NHS UK, penyakit disentri yang menjangkiti tubuh manusia (termasuk pada anak) dibagi menjadi dua jenis, yakni disentri basiler dan disentri amuba. Pengelompokan jenis disentri ini berdasarkan bakteri penyebabnya.
1. Disentri Basiler
Disentri basiler adalah jenis disentri yang paling umum terjadi. Paling banyak diakibatkan oleh infeksi bakteri. Beberapa bakteri yang paling umum menyebabkan disentri jenis ini adalah Shigella, Salmonella, Campylobacter dan Escherichia coli (E.coli).
Bakteri Shigella sebagai salah satu bakteri yang penyebab menjadi disentri basiler kerap disebut sebagai penyakit shigellosis.
2. Disentri Amuba
Disentri amuba merupakan jenis disentri yang diakibatkan oleh infeksi parasit. Parasit Entamoeba histolytica (E. Histolytica) jadi penyebab utama disentri amuba.
Selain itu, jenis parasit lain yang jadi faktor penyebab disentri ini, yakni Balantidium coli (B. coli) dan strongyloidiasis. Kasus disentri amuba banyak ditemukan di daerah tropis.
Penyebab Disentri yang Bisa Menjangkiti si Kecil
Selain karena terpapar bakteri maupun parasit yang mengakibatkan disentri (basiler maupun amuba), penyebab lainnya karena tertular dari orang yang terjangkit. Jadi, parasit atau amuba berpindah dari orang yang terinfeksi lalu masuk ke mulut orang lain.
Beberapa kegiatan yang mengakibatkan penularan penyakit disentri, antara lain:
- Mengonsumsi makanan yang disiapkan oleh pengidap penyakit disentri. Dikutip dari Web MD, ini terjadi jika seseorang penderita disentri tidak mencuci tangan dengan benar ketika membuat makanan untuk Mama maupun si Anak.
- Berenang di kolam yang airnya sudah terkontaminasi infeksi atau parasit penyebab disentri.
- Bersentuhan atau memakan hidangan dari orang yang usai dari toilet dan tidak mencuci tangannya dengan benar.
- Meminum air yang terkontaminasi parasit atau amuba akibat sanitasi yang kurang baik.
- Memegang toilet atau kenop wastafel dan tidak segera cuci tangan menggunakan sabun.
- Melalui kontak seksual baik anal maupun oral.
Editors' Pick
Perbedaan Gejala Disentri Amuba dan Disentri Basiler
Secara umum, gejala disentri antara lain kram perut, muntah dan demam dengan suhu tinggi. Mengutip My Health, pengidap disentri juga merasakan tenesmus atau tegangan yang menyakitkan ketika buang air besar.
Tanda-tanda disentri basiler akan muncul satu sampai tiga hari setelah anak terinfeksi. Sementara gejala disentri amuba terlihat usai dua sampai empat minggu.
Namun, ada beberapa tanda-tanda yang perlu Mama tahu untuk mendeteksi penyakit ini lebih akurat. Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut gejala disentri sesuai jenisnya.
Disentri Basiler
- Diare yang mengandung darah atau lendir,
- Demam tinggi,
- Mual dan muntah, dan
- Kram perut yang menyakitkan.
Disentri Amuba
- Diare,
- Demam tinggi,
- Mual dan muntah,
- Penurunan berat badan, dan
- Sakit perut.
Disentri amuba bisa menjadi penyulut masalah kesehatan yang lebih parah, yakni abses hati. Abses hati adalah gumpalan nanah di bagian hati.
Komplikasi Masalah Kesehatan yang Diakibatkan Penyakit Disentri
Masalah kesehatan yang menyerang bagian usus ini juga dapat mengakibatkan komplikasi. Melansir Web MD, bentuk komplikasi yang paling umum adalah dehidrasi. Kondisi ini banyak dialami oleh bayi dan anak kecil. Oleh karena itu, orangtua perlu memberikan banyak minum untuk menggantikan cairan yang hilang.
Komplikasi lain akibat disentri basiler maupun amuba, yaitu:
- Septikemia,
- Pneumonia,
- Sindrom uremik hemolitik, (sejenis kerusakan ginjal),
- Infeksi saluran kemih,
- Prolaps rektum,
- Peradangan usus besar, bisa bertambah buruk sehingga melemahkan dinding menyebabkan kolitis fulminan dan megakolon toksik, dan
- Menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani terutama kalangan remaja, orang berumur lebih dari 50 tahun, dan penderita yang mengalami dehidrasi berat atau malnutrisi.
Pencegahan yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Terjangkit Disentri
Mengingat penyakit disentri termasuk masalah kesehatan yang bisa menular maka sangat penting untuk mempraktikkan kebersihan. Selain itu bentuk-bentuk pencegahan yang bisa Mama ajarkan kepada anak agar terhindar dari penyakit disentri, antara lain:
- Biasakan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir setelah dari toilet.
- Mencuci tangan pula sebelum menyantap hidangan atau memasak makanan.
- Tidak menggunakan air setempat (untuk minum, memasak, atau menyikat gigi) kecuali Mama yakin sudah air sudah bersih dan steril.
- Membiasakan si Kecil untuk mengonsumsi air kemasan saat bepergian.
- Mengajarkan anak untuk tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain, seperti handuk, gelas minum, dan sikat gigi.
- Cuci semua buah dan sayuran dengan air bersih yang mengalir. Kupas sebelum memakannya.
- Masak semua makanan dengan matang.
Obat atau Tindakan yang Dilakukan sebagai Pertolongan Pertama
Dikutip dari Cleveland Clinic, ada beberapa obat yang bisa Mama berikan kepada si Kecil guna meringankan gejala penyakit disentri. Setidaknya ada tiga obat yang diresepkan untuk mengatasi disentri pada anak, yaitu metronidazole, antibiotik, dan bismut subsalisilat.
Metronidazole (Flagyl®) bertujuan untuk mengobati infeksi akibat parasit. Antibiotik dan bismut subsalisilat (Pepto-Bismol®) diresepkan untuk mengatasi mual.
Apabila gejalanya belum juga mereda selama beberapa minggu, biasnya pelayanan kesehatan akan memberikan cairan infus. Pada beberapa kasus, perawat medis juga akan melakukan transfusi darah.
Demikianlah penjelasan tentang penyebab disentri pada anak sehingga Mama dan Papa semakin mengetahui dan memahami penyakit ini. Menjaga kebersihan jadi cara paling ampuh sebagai benteng agar keluarga Mama terhindar dari penyakit disentri.
Baca Juga:
- Penyebab dan Cara Mengatasi Gigi Anak Tumbuh Berantakan
- Diabetes pada Anak, Ini Penyebab dan Tandanya yang Perlu Mama Tahu
- Leukosit Tinggi pada Anak, Ini Dampak, Penyebab hingga Pencegahannya