5 Ciri-ciri Sindrom Asperger pada Balita
Ayo, bawa si Kecil terapi bahasa Ma
20 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian orang masih tidak tahu apa itu sindrom asperger. Di mana sindrom asperger merupakan gangguan neurobiologi yang termasuk kategori spektrum austisme.
Sementara anak dengan sindrom asperger memiliki ciri gangguan mental yang tidak terlalu tampak pada perilaku sang anak. Kebanyakan pengidapnya adalah anak laki-laki.
Dalam memastikan apakah seorang anak memiliki kecenderungan sindrom asperger, maka orangtua perlu membawanya ke dokter ahli untuk melalui proses screening.
Yuk, cari tahu lebih lanjut seperti apa ciri-ciri sindrom asperger. Berikut penjelasannya dari Popmama.com:
1. Gangguan komunikasi
Seorang anak yang memiliki gangguan sindrom asperger biasanya menunjukkan kesulitan berkomunikasi.
Meski ia punya kemampuan berbahasa, tapi mereka selalu mengartikan segala hal secara harfiah dan kesulitan mengartikan ekspresi lawan bicaranya.
Di sisi lain anak yang mengidap sindrom asperger cenderung memotong pembicaraan orang lain yang dia anggap bertele-tele. Sementara ia sendiri saja lebih jujur dan lugas ketika berbicara.
Nah, penderita sindrom ini memliki ekspresi wajah yang datar sewaktu mengutarakan sesuatu meskipun mereka sebenarnya ingin mengungkapkan emosi seperti kesedihan, kegembiraan atau rasa kesal.
Editors' Pick
2. Kesulitan dalam kehidupan sosial
Selain punya gangguan dalam berkomunikasi, anak yang mengidap sindrom asperger juga bermasalah dalam interaksi sosial.
Mereka cenderung kesulitan dalam memahami atau dipahami di lingkungan sekitar dan tidak dapat memahami norma sosial, sehingga menarik diri dari pergaulan.
Kecenderungan ini kebanyakan membuat ia asyik dengan dunianya sendiri.
3. Ketertarikan yang sangat intens terhadap hal tertentu
Anak yang mengidap sindrom asperger biasanya memiliki ketertarikan pada satu hobi yang sangat digelutinya.
Misalnya ia hobi mengumpulkan miniatur pesawat dan mencoba mengumpulinya secara terus menerus, bahkan tak pernah bosan merawat koleksi mainannya tersebut dan sampai hafal segala jenis spesifikasi maupun jenis-jenisnya.
Jadi mereka memiliki ketertarikan khusus terhadap sesuatu. Jika ia dipaksa untuk melepaskan hal yang disukainya, maka dirinya akan mengalami stres berat.
4. Rutinitas yang repetitif
Layaknya anak yang mengidap spektrum autisme, pengidap sindrom asperger juga tidak menyukai hal-hal yang tak bisa diprediksi.
Oleh sebab itu, biasanya anak dengan sindrom asperger memiliki rutinitas yang sudah pasti terjadwal dan tidak bisa diubah-ubah, sehingga mereka sangat disiplin.
Misalnya saja setiap harinya mereka harus punya menu makanan dan takaran yang sama. Bahkan berangkat ke sekolah pun harus melewati rute yang sama setiap harinya.
Jika ada keganjalan atau perubahan tak terduga pada jadwal hariannya, maka ia akan langsung bingung, cemas dan ketakutan.
5. Tidak dapat berempati
Sindrom asperger merupakan biasanya akan terlihat berbeda dibanding dengan anak normal lainnya.
Di mana anak dengan ASG akan kesulitan untuk merespons orang lain. Ia tidak tahu caranya menunjukkan rasa empati atau merespons tentang kabar tertentu, mereka tidak memahami hal-hal emosional mengenai suatu topik pembahasan.
Sehingga ia tampak tidak peduli pada lingkungan sekitar dan sangat penyendiri.
Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan gangguan ini. Anak yang mengidap sindrom asperger dianjurkan untuk menjalani terapi untuk melatih kepekaan sosial dan pengelolaan emosinya, seperti terapi perilaku kognitif, bahasa maupun fisik.