Sering Memarahi Anak di Depan Umum? Inilah 5 Dampak Buruknya
Jangan sampai saat anak berkelakuan baik, Mama malah mengabaikannya
19 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak kasus, saat emosi membuat sebagian orangtua bertindak dengan cara yang salah terhadap anaknya.
Sebenarnya hal yang lumrah ketika orangtua di satu titik kehilangan kesabaran hingga akhirnya marah kepada sang anak.
Ya, pasalnya anak yang memasuki usia balita sering bersikap tidak sesuai harapan dan sulit dikendalikan.
Meski mendisiplinkan anak bukan cara mudah, tapi itu bukan alasan untuk mempermalukan mereka di depan umum agar tidak mengulangi kesalahannya. Padahal mendisplinkan anak seharusnya lebih kepada mendidik, tanpa harus memberi hukuman.
Nah, ini dia 5 dampak buruk pada psikologis anak jika sering memarahinya di depan umum. Berikut rangkuman dari Popmama.com :
1. Anak jadi bersikap egois dan suka memberontak
Kesalahan apa pun yang dilakukan oleh anak balita seharusnya orangtua mendidiknya dengan benar.
Sebab perilaku memarahi anak di depan umum yang kerap dilakukan orangtua akan menimbulkan sikap keras terhadapnya.
Bila dilakukan secara terus-menerus, mereka akan menjadi pribadi yang egois dan suka memberontak. Hal itu karena ia merasa tidak disayangi oleh kedua orangtuanya.
Di mana anak memiliki perasaan tidak diperlakukan secara adil, sehingga menyebabkannya marah pada semua orang. Bahkan tidak peduli terhadap orang lain dan tak ingin melakukan kerjasama.
Editors' Pick
2. Membuat anak rentan terlibat perilaku bullying
Anak-anak jiwanya masih polos, tentu membutuhkan kelembutan dan kasih sayang.
Namun bagaimana jadinya jika memarahi anak di depan umum? Hal itu tentu tidak baik bagi perkembangan si Kecil. Dampaknya ia jadi membenarkan perilaku perundungan atau bullying terhadap seseorang.
Si Kecil jadi belajar bersikap mempermalukan dan merundung temannya di depan umum.
Sementara perilaku bullying berpotensi diulangi seiring berjalannya waktu dan berpotensi menimbulkan masalah jangka panjang, baik untuk korban maupun pelaku.
3. Anak menjadi minder dan tidak percaya diri
Orangtua secara tidak sadar sering memarahi anak dan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menghardik di depan umum. Hal tersebut merupakan sesuatu hal yang harus dihindari oleh para orangtua.
Ketika dimarahi di tempat umum, tentu ia merasa sedih dan malu karena banyak orang-orang yang memerhatikannya.
Rasa malu inilah yang dapat berakibat menjadikan ia tidak percaya diri. Bahkan perlakuan seperti itu juga membuat anak minder dan takut untuk bersosialisasi.
Jika anak sudah merasa minder, maka akan menghambat perkembangan dan psikologisnya.
4. Hubungan anak dan orangtua jadi menjauh
Banyak orangtua yang hilang kesabaran dan memarahi anak di depan banyak orang. Tanpa disadari, hal itu yang membuat hubungan orangtua dan anak jadi menjauh.
Padahal bagi anak balita, orangtua adalah tempat paling aman untuk meminta perlindungan, bantuan, dukungan dan bimbingan.
Namun saat Mama mempermalukannya karena suatu kesalahan, kepercayaan anak pada orangtua menjadi hilang.
Akhirnya anak akan kehilangan rasa hormat pada orangtuanya dan enggan untuk terbuka.
5. Mengganggu kesehatan mental anak di usia dini
Saat kesal terhadap kesalahan yang dilakukan anak, maka tak sedikit orangtua yang melimpahkan kemarahannya kepada sang buah hati di depan umum.
Hal ini akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan psikologis anak. Di mana mereka dibayang-bayangi rasa malu, marah, sedih dan rendah diri. Efek buruknya yakni bisa mengganggu kesehatan mental si Kecil.
Kesehatan psikologis yang kurang baik pada anak usia dini dapat menyebabkan gangguan perilaku akibat ketidakseimbangan mental dan emosionalnya.
Sebaiknya tidak mempermalukan anak di depan umum jika tidak ingin mendapatkan dampak buruk seperti yang sudah disebutkan. Menasihati dan memberi contoh adalah hal yang paling baik untuk menerapkan perilaku disiplin.