Penting! Orangtua Perlu Mengetahui 5 Jenis Batuk pada Anak Balita
Segera beri pertolongan pertama saat si Kecil batuk
19 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Batuk merupakan salah satu penyakit langganan pada anak-anak.
Sebenarnya batuk merupakan mekanisme alami tubuh untuk mendorong keluar produksi lendir yang berlebihan di saluran napas. Biasanya dapat sembuh sendiri dalam waktu yang singkat.
Meskipun demikian, bukan berarti Mama boleh menganggap remeh batuk yang dialami oleh anak balita.
Pasalnya ada beberapa penyakit yang gejalanya dari batuk dan perlu penanganan dari dokter.
Untuk mencegah kondisinya bertambah parah, penting untuk orangtua ketahui 5 jenis batuk pada anak balita sebagaimana dirangkum Popmama.com berikut ini:
1. Batuk berdahak lebih terasa sesak di dada anak
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami batuk berdahak.
Jenis batuk ini merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan dahak dari paru-parunya. Itulah mengapa batuk berdahak biasanya lebih terasa di area dada anak.
Umumnya batuk berdahak pada anak balita disebabkan oleh infeksi bakteri. Penggunaan obat batuk berdahak, seperti ekspektoran mungkin bisa membantu mengurangi dahaknya.
Tapi obat bebas tanpa resep dokter tidak disarankan diberikan untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun.
Namun jika batuk berdahak yang dialami si Kecil juga disertai dengan gejala lain seperti pilek, sakit tenggorokan, mata berair, serta nafsu makan menurun maka Mama perlu berhati-hati. Dikhawatirkan terjadi infeksi bakteri.
Editors' Pick
2. Batuk kering bisa menyebabkan anak kurang tidur di malam hari
Jenis batuk pada anak balita selanjutnya ialah batuk kering.
Batuk kering berfungsi untuk membersihkan tetesan postnasal atau iritasi akibat sakit tenggorokan.
Rasanya pasti sangat menyiksa sang anak. Pasalnya batuk kering memang akan dialami saat anak mengalami flu yang tidak mengeluarkan dahak atau lendir yang disebabkan oleh alergi, asma, terkena asap atau debu.
Batuk kering yang berlangsung lama dapat berdampak buruk terhadap kehidupan dan aktivitas mereka. Parahnya lagi, batuk kering yang terjadi di malam hari bisa menyebabkan si Kecil kurang tidur dan membuat badan jadi cepat lelah keesokan harinya.
Sebaiknya beri anak banyak minum air putih untuk melegakan tenggorokannya yang perih dan kering akibat batuk terus menerus.
3. Batuk rejan menyerang saluran pernapasan anak
Batuk rejan terjadi akibat bakteri pertusis yang menyerang saluran pernapasan anak.
Jenis batuk ini kerap diakhiri dengan suara ketika sedang mengambil napas dalam setelah batuk terus-menerus selama berberapa kali.
Jika anak mengeluarkan bunyi saat batuk sebanyak beberapa kali, kemungkinan besar ada gejala batuk rejan. Terutama jika anak belum menerima vaksinasi difteri, tetanus, pertusis (DTP/DTaP).
Pada kebanyakan kasus, batuk rejan bisa menular karena penyebabnya adalah bakteri. Bahkan batuknya bisa bertahan hingga lebih dari 6 bulan.
Oleh karena itu, penyakit rejan dikenal juga dengan istilah batuk 100 hari.
4. Batuk mirip mengi akan memburuk di malam hari
Batuk jenis ini terdengar seperti gejala asma yaitu mengi.
Mengi adalah suara napas yang mirip siulan bernada tinggi seperti berbunyi "ngik-ngik" saat anak batuk.
Batuk mirip mengi menandakan adanya suatu sumbatan di jalan napas bawah. Sumbatan tersebut dapat disebabkan oleh pembengkakan akibat infeksi pernapasan (bronkiolitis atau pneumonia) hingga asma.
Selain itu, batuk mirip mengi akan membaik di siang hari dan memburuk pada malam hari atau saat udara dingin.
Pastikan jaga kebutuhan cairan anak untuk menghindari ia mengalami dehidrasi.
5. Batuk disertai demam membuat anak lesu
Jika anak batuk disertai dengan demam yang tidak terlalu tinggi dan hidung mengeluarkan cairan, kemungkinan ia menderita pilek biasa.
Pada kondisi ini, pastikan memeriksa suhu badan anak menggunakan termometer di bagian ketiak atau mulutnya.
Batuk dengan demam biasanya menyebabkan infeksi, radang, dehidrasi selama beberapa hari.
Saat si Kecil mengalami batuk demam, mereka jadi tampak lesu dan napasnya menjadi lebih cepat.
Untuk mengatasinya, segera kompres anak dengan air hangat. Jika suhu sudah di atas 38 derajat celcius, berikan ia makan dan obat penurun panas.
Nah, itulah 5 jenis batuk pada anak balita yang perlu Mama waspadai. Dengan mengetahuinya, maka bisa memberi pertolongan pertama pada sang buah hati untuk mempercepat proses penyembuhan.