Ketahui Sejak Dini! Ini Dia 5 Jenis Penyakit Kelainan Darah pada Anak
Terdiri dari jenis-jenis yang berbeda, upaya pengobatannya pun beragam
23 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesehatan itu sangat mahal harganya. Oleh sebab itu, orangtua perlu menggunakan berbagai cara untuk menjaga kesehatan tubuh anak dari penyakit.
Terlebih sistem kekebalan tubuh anak usia dini masih lemah. Ini membuatnya sangat rentan terhadap infeksi, salah satunya blood disorder atau penyakit kelainan darah.
Di mana penyakit kelainan darah adalah gangguan yang terjadi pada salah satu bagian darah, sehingga memengaruhi jumlah dan fungsinya.
Roswell Park.org berkata, anak-anak usia 2-16 tahun dengan gangguan darah perlu tes darah dan menjalani pemeriksaan ultrasonografi transkranial Doppler (TCD) setiap tahun. Hal tersebut untuk mengetahui apakah mereka berisiko lebih tinggi terkena stroke atau tidak.
Berikut Popmama.com berikan informasi 5 jenis penyakit kelainan darah pada anak yang harus diketahui sejak dini, diantaranya :
1. Anemia defisiensi besi menyebabkan anak cepat lelah
Jenis gangguan darah pada anak yang pertama ada anemia defisiensi besi.
Masalah kesehatan ini merupakan anemia yang terjadi ketika tidak ada cukup zat besi dalam tubuh sang anak.
Dengan kata lain, seorang anak dengan anemia defisiensi besi memiliki jumlah sel darah merah yang lebih rendah dari biasanya.
Dikutip dari Kids Health.org, pada awalnya anak-anak dengan anemia defisiensi besi mungkin tidak memiliki gejala.
Ketika gejala terjadi mungkin terlihat pucat, tampak murung, sangat lelah cepat lelah, merasa pusing hingga memiliki detak jantung yang cepat.
Sementara penyebabnya karena berat badan lahir rendah dan terkait dengan asupan susu sapi yang berlebihan.
Editors' Pick
2. Anemia hemolitik harus segera ditangani
Anemia hemolitik pada anak adalah jenis kelainan darah akibat jumlah sel darah merah yang rendah karena penghancuran, bukan produksi sel-sel darah merah yang kurang.
Di mana penyakit ini harus segera ditangani, yakni agar tidak terjadi komplikasi pada jantung anak.
Stanford Childrens.org mengatakan, gejala anemia hemolitik pada anak yang paling umum seperti kulit pucat, mengalami penyakit kuning, urine berwarna gelap, pusing, demam hingga intoleransi terhadap aktivitas fisiknya.
Saat anak alami gejala anemia hemolitik, sebaiknya segera periksa mereka ke dokter dan mengikuti tes fisik untuk mengukur jumlah hemoglobin maupun sel darah merah dalam darahnya.
3. Hemochromatosis tidak dapat mengontrol tingkat zat besi
Hemochromatosis adalah ketika tubuh menyerap zat besi tingkat tinggi secara tidak tepat. Anak dengan hemochromatosis tidak dapat mengontrol tingkat zat besi di dalam tubuhnya.
Dilansir dari Children's Minnesota, gejala awal hemochromatosis meliputi sakit perut, kelelahan, keletihan yang berlebihan dan penurunan berat badan.
Gejala yang berkaitan dengan kondisi ini biasanya anak harus diperiksa.
Jika kadar zat besi anak di atas batas normal, ia akan mendapatkan perawatan hingga rekomendasi skrining untuk hemochromatosis.
Setelah kadar feritin normal, disarankan agar anak melakukan tes darah untuk mengukur kadar feritin serum setiap 3-4 bulan.
4. Neutropenia siklik membuat anak rentan terhadap infeksi
Anak-anak dengan neutropenia siklik biasanya didiagnosis pada tahun pertama kehidupan mereka, yaitu kondisi neutrofil yang merupakan bagian jumlah sel darah putihnya menjadi rendah selama 3-5 hari.
Selama masing-masing waktu ini, mereka rentan terhadap berbagai jenis infeksi.
Nicklaus Childrens.org memaparkan, neutropenia siklik adalah kelainan genetik bawaan di mana satu salinan gen abnormal yang diturunkan dari orangtua menyebabkan penyakit pola dominan autosom.
Umumnya gejala dari neutropenia siklik pada anak, ia akan mengalami demam berulang, sakit gusi atau tenggorokan, infeksi pernapasan hingga masalah sinus.
5. Thalasemia paling umum menyerang anak-anak
Thalasemia pada anak adalah kelainan darah yang disebabkan oleh cacat pada gen yang mengontrol produksi hemoglobin. Ini merupakan bentuk anemia yang diturunkan yang paling umum menyerang anak-anak.
Menurut About Kids Health, dokter akan mempertimbangkan tanda dan gejala yang harus diamati. Diagnosis thalasemia pada anak hanya dapat dikonfirmasikan dengan tes darah.
Terdapat tiga jenis thalasemia, yaitu thalasemia minor, thalasemia beta dan thalasemia alfa.
Anak dengan thalasemia harus menghindari makanan asin, asam dan produk fermentasi yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuhnya.
Dari kelima jenis gangguan darah pada anak, penanganan blood disorder akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Baca juga:
- 6 Cara Menangani Ketombe pada Anak Balita
- 7 Penyebab Anak Mogok Makan dan Cara Mengatasinya
- 5 Pilihan Makanan Ini Dianjurkan untuk Anak yang Alami Hipertiroid