Orangtua Harus Tahu 5 Macam Gangguan Mental yang Dialami Anak Balita
Gangguan mental membuat anak sulit menjalani aktivitasnya secara normal
28 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Tidak jarang, penderita penyakit mental jadi sulit melakukan aktivitasnya secara normal.
Bagi orangtua, sangat penting untuk mendeteksi gangguan mental pada anak. Ya, gangguan mental tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, anak balita pun juga bisa mengalami risiko yang sama.
Mengetahuinya sedari dini guna untuk mencegah atau menangani sang anak dengan cara tepat jika ia memiliki gangguan mental.
Nah, dalam kesempatan kali ini Popmama.com akan membahas 5 macam gangguan mental pada anak balita yang bisa Mama pelajari. Berikut rangkumannya:
1. ADHD memunculkan gangguan dalam perilaku anak
ADHD atau biasa disebut sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder memiliki sifat neurobihavioral yang merupakan gangguan sistem saraf, sehingga memunculkan gangguan dalam perilaku.
Di mana anak akan terasa sulit diatur dan terkesan tidak peduli pada nasihat orang sekitar. Selain itu, mereka juga tampak sulit fokus saat mengerjakan sesuatu.
ADHD paling sering terjadi pada anak pra sekolah atau usia balita.
Anak dengan ADHD biasanya suka mengamuk, menendang dan berteriak. Bahkan mereka tidak enggan membenturkan kepala atau memukul dirinya ketika sedang marah.
Apabila sedang bermain dengan teman-temannya, anak ADHD cenderung berulah dan membuat orang di sekitarnya terganggu.
Editors' Pick
2. Anti sosial personality cenderung mengasingkan diri
Anti sosial personality adalah gangguan mental yang cenderung mengasingkan diri dan tidak suka berinteraksi dengan orang sekitar.
Hal inilah yang membuat sang anak sulit bergaul atau menerima orang lain untuk berteman. Anak yang memiliki kehidupan anti sosial umumnya tumbuh dari trauma seperti bullying atau asuhan dari orangtua yang memang sudah sejak kecil diasingkan diantara masyarakat sosialnya.
Gangguan anti sosial personality kadang disebut sosiopat atau dengan singkatan ansos atau antisosial juga bisa terjadi karena perceraian orangtuanya, sehingga menekan psikis anak. Hal inilah yang membentuk anak jadi tertutup.