Ma, seorang anak harus diberikan pemenuhan asupan gizi dan nutrisi terbaik. Apalagi di masa golden age.
Sebab, nutrisi yang tepat sangat baik untuk perkembangan saraf otaknya yang akan menjadi bekal hingga ia dewasa.
Di mana sistem saraf anak berperan penting dalam kecerdasan, daya ingat dan berbagai fungsi organ tubuhnya.
Supaya mereka tidak kekurangan vitamin dan mineral penting, mulailah sediakan 5 asupan makanan ini guna perkembangan sistem saraf pada anak balita.
Yuk, simak informasi selengkapnya dari Popmama.com :
1. Makanan yang mengandung asam folat
Pexels/Foodie Factor
Asam folat memang sangat penting bagi perkembangan otak dan fungsi sistem saraf anak.
Di mana asam folat dibutuhkan oleh sistem saraf untuk menguatkan sinyal perbaikan dan regenerasi otak, serta produksi hormon serotonin, dopamin, norefinefrin dan melatonin.
Agar sistem saraf si Kecil bisa berkembang dan berfungsi dengan sempurna, Mama perlu memberikan makanan kaya akan asam folat.
Sediakanlah mereka alpukat, jeruk, pepaya, brokoli, bayam, kacang polong, hati sapi dan hati ayam.
Editors' Pick
2. Makanan yang mengandung asam lemak esensial
Freepik/dashu83
Tahukah Mama?
Salah satu cara menstimulasi saraf otak anak balita adalah dengan memberikan ia makanan yang mengandung asam lemak esensial.
Jika tidak, maka perkembangan saraf otak sulit berkembang dan akan mengalami penyusutan.
Kandungan nutrisi tersebut nyatanya dapat membantu pembentukan sel, mengatur sistem saraf dan membangun kekebalan tubuh anak.
Di mana omega 6 dan omega 3 termasuk dalam asam lemak esensial.
Nah, jenis makanan yang bisa Mama berikan yakni rumput laut, tiram, udang, telur, ikan salmon dan ikan sarden.
3. Makanan yang mengandung vitamin B12
Freepik
Ternyata, makanan yang mengandung vitamin B12 dapat membantu pembentukan myelin pada jaringan saraf anak balita.
Ya, vitamin B12 berperan penting dalam produksi sel darah merah (haemotopoiesis) dan sistem saraf utama.
Besar kemungkinan, jika anak mengalami defisiensi B12 umumnya memiliki gejala autisme.
Sedangkan anak-anak dengan autisme dan kerusakan otak akibat defisiensi B12 menunjukkan perilaku obsessive-compulsive disorders (OCD) dan masalah kemampuan berbicara.
Oleh karenanya, cukupi kebutuhan asupan vitamin B12 melalui sejumlah jenis makanan seperti hati sapi, daging sapi, ayam, telur, ikan dan produk berbahan dasar susu.
4. Makanan yang mengandung potasium
Freepik
Mama yakin kebutuhan potasium untuk si Kecil sudah terpenuhi?
Ya, di mana potasium merupakan mineral penting sebagai salah satu jenis elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Potasium juga berperan dalam mengontrol keseimbangan asam basa tubuh maupun aktivitas listrik di saraf dan jantung anak.
Sementara kebutuhan harian potasium untuk balita usia 1-3 tahun adalah 3.000 miligram dan anak usia 4-8 tahun sebesar 3.800 miligram.
Potasium sendiri bisa didapatkan dari bahan makanan alami seperti daging, bayam, jeruk, pisang dan semangka.
5. Makanan yang mengandung tiamin atau vitamin B1
Freepik
Lima tahun pertama kehidupan anak, pertumbuhan sel-sel saraf di otaknya berkembang sebesar 50 persen.
Makanan yang kaya akan tiamin atau vitamin B1 berperan penting untuk kelancaran aliran elektrolit pada otot serta sel saraf anak.
Selain itu, nutrisi ini dapat membantu mencegah komplikasi pada organ tubuh, terutama pada sistem saraf, otak, jantung, lambung dan usus.
Jika kekurangan tiamin, kemungkinan bisa menyebabkan anak jadi sulit berkonsentrasi, daya ingat yang lemah hingga kerusakan sistem saraf dan otak permanen.
Beragam makanan sumber tiamin meliputi roti, gandum, sereal, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Itulah kelima jenis makanan untuk perkembangan dan fungsi sistem saraf pada anak balita.
Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter gizi mengenai takaran yang tepat, yakni agar mendapatkannya secara optimal.