Saat Anak Tantrum, 5 Perilaku Ini Menandakan Adanya Gangguan Mental
Beberapa anak mungkin sering mengamuk secara berlebihan
25 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tantrum adalah keadaan di mana seorang anak meluapkan emosinya dengan cara menangis yang berlebihan, berguling-guling di lantai, hingga melempar barang.
Namun perlu diketahui, amukannya itu bagian dari normal atau tidaknya dari perkembangan anak.
Dilansir dari Kids Health.org, tantrum berkisar pada anak laki-laki dan perempuan yang biasa terjadi antara usia 1-3 tahun. Begitulah cara anak kecil menunjukkan bahwa mereka kesal atau frustrasi saat ia lelah, lapar dan merasa tidak nyaman.
Sayangnya ada beberapa kebiasaan tantrum yang harus diwaspadai sebagai gangguan kejiwaan seperti disruptive mood dysregulation disorder (DMDD), attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), bipolar maupun depresi.
Saat anak tantrum, 5 perilaku ini menandakan adanya gangguan mental. Berikut rangkumannya dari Popmama.com:
1. Durasi tantrum yang dialami anak dari batas normal
Pasti ketika anak tantrum selama lima menit saja, bisa terasa seperti sejuta tahun bagi orangtua.
Raising Children.net.au menjelaskan, kemarahan anak yang parah akan menyulitkan keluarga untuk menikmati hidup. Sebaiknya pikirkan cara pendekatan dan berbicara dengan profesional kesehatan anak jika menemukan kemarahannya sulit untuk dikelola.
Orangtua bisa menemui dokter saat mereka sering kali tantrum dengan durasi lebih dari 25 menit. Sementara durasi rata-rata tantrum anak balita normalnya adalah 11 menit.
Tetapi anak-anak yang secara konsisten mengamuk yang bertahan lebih dari 25 menit dan 90% berulah dari waktu, mungkin memiliki masalah mendasar pada kesehatan mentalnya.
Editors' Pick
2. Frekuensi tantrum terjadi lebih dari sekali dalam satu bulan
Saat mood anak balita sedang tidak baik, tantrum sebanyak 1 kali dalam sehari saat sedang di rumah masih bisa dianggap wajar.
Tapi jika frekuensi tantrum tersebut terjadi lebih dari itu dalam periode satu bulan, maka kemungkinan mereka memiliki risiko lebih besar mengalami ADHD atau gangguan kesehatan mental lainnya.
Huffpost.com mengungkapkan, dapat dikatakan bahwa perilaku tantrum anak dari batas normal ialah apabila terjadi cukup sering selama 4-6 hari per minggu atau lebih.
Ya, anak-anak pra-sekolah yang memiliki 10 hingga 20 kali tantrum sebulan di rumah bisa berisiko mengalami masalah kejiwaan yang serius.
Jadi pastikan kondisi kesehatan mentalnya, cobalah meminta psikolog anak untuk melakukan evaluasi lebih mendalam.