Anak Pertama Donita Alami Geographic Tongue, Kenali Gejalanya, Yuk!
Tidak perlu panik, lidah geografik bukanlah kondisi serius
7 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lidah adalah kumpulan otot yang tidak hanya berfungsi sebagai indera pengecap, tapi juga membantu kita berbicara dan mengolah makanan di mulut.
Secara anatomi, lidah yang normal berwarna merah terang. Ia memiliki tekstur yang agak kasar karena adanya tonjolan-tonjolan papila.
Namun pada kondisi tertentu, lidah bisa dipenuhi bercak berwarna putih yang seakan-akan membentuk pulau. Kondisi ini dinamakan lidah geografik atau geographic tongue. Gejala ini bisa terjadi pada semua kelompok usia, termasuk pada anak-anak.
Saat sesi wawancara, Donita mengatakan bahwa anak pertamanya bernama Alfarizqy Svarga Nugroho (4) mengalami geographic tongue dimana lidah sang Anak akan membentuk pola seperti peta ketika makanan atau minuman yang masuk 'ditolak' oleh tubuhnya.
"Menurut dokternya Svarga, kemunculan geographic tongue yang dialami Svarga, ada baiknya karena ini akan menjadi tanda kalau makanan dan minuman yang masuk ke tubuh Svarga nggak baik. Ini bisa jadi cara terbaik aku ketika memilah-milih makanan dan minuman mana yang cocok dan nggak buatnya alergi karena saat muncul 'peta' di lidahnya setelah mengonsumsi yang nggak cocok, kita bisa langsung nggak kasih makanan atau minuman itu lagi," ungkapnya.
Meski terlihat aneh dan menyeramkan, Mama tidak perlu panik ketika anak mengalami kondisi tersebut. Pasalnya, lidah geografik bukanlah kondisi serius dan tidak berkaitan dengan penyakit tertentu.
Untuk mengenal lidah geografik lebih jauh, yuk simak informasi yang sudah Popmama.com rangkum berikut ini:
1. Apa itu Geographic Tongue?
Geographic tongue disebut juga benign migratory glossitis. Ia adalah sebuah peradangan pada lidah yang menyebabkan timbulnya bercak berwarna putih. Bercak tersebut muncul pada area tertentu, hingga seolah-olah membentuk kepulauan atau peta di atas lidah.
Lidah geografik muncul apabila lidah mengalami pergantian permukaan, dimana permukaan yang baru tidak muncul secara merata. Beberapa muncul terlalu awal dan yang lain muncul terlalu lambat.
Proses pergantian ini bisa terjadi dalam waktu yang cukup lama lho, Ma. Bahkan, bercak putih yang muncul bisa pindah ke area lain dan menciptakan pola kepulauan yang baru.
Namun, Mama tidak perlu panik jika mendapati kondisi ini. Lidah geografik bukanlah kondisi serius dan tidak berkaitan dengan penyakit apapun. Ia tidak akan menyebabkan komplikasi di masa depan dan akan menghilang dengan sendirinya.
Editors' Pick
2. Apa penyebab lidah geografik?
Sampai saat ini, penyebab lidah geografik belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa peneliti meyakini lidah geografik disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
- Pengaruh genetik;
- Psoriasis atau kondisi peradangan kulit;
- Aktivitas sel darah putih;
- Pengaruh hormon;
- Kekurangan vitamin B sehingga tubuh rawan mengalami peradangan.
3. Bagaimana gejala lidah geografik?
Meski tanpa bantuan dokter, lidah geografik sangat mudah dideteksi. Gejalanya meliputi:
- Munculnya ruam dengan bentuk yang tidak beraturan pada area lidah tertentu;
- Ruam memiliki garis batas yang jelas dan berwarna putih;
- Ruam bisa berpindah ke area lain dan membentuk pola kepulauan baru;
- Lidah menjadi lebih sensitif, terutama terhadap makanan panas, pedas, dan asam ataupun dengan pasta gigi;
- Pada beberapa kasus, muncul sensasi terbakar di lidah yang membuat tidak nyaman.
Nah, untuk mengantisipasi gejala-gejala di atas, sebaiknya Mama memeriksa lidah anak secara berkala ya.
4. Bagaimana cara mengatasi lidah geografik?
Umumnya, lidah geografik tidak membutuhkan pengobatan secara khusus. Ia akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Namun, jika anak merasa tidak nyaman hingga sulit makan, Mama bisa mengurangi rasa tidak nyamannya dengan memberikan:
- Obat pereda nyeri seperti ibuprofen dan naproxen sodium;
- Obat untuk mengurangi peradangan atau kortikosteroid;
- Larutan kumur dengan kandungan anestesi, antihistamin, atau kortikosteroid.
Selain itu, saat anak mengalami lidah geografik, sebaiknya hindari memberikan makanan yang terlalu panas, pedas, dan asam padanya. Pasalnya, makanan-makanan ini bisa memicu sensitivitas lidah.
Mama juga bisa memberikan vitamin B tambahan dan mengganti pasta gigi anak dengan pasta gigi organik dengan bahan yang ringan.
5. Kapan Mama harus waspada?
Meskipun tidak berbahaya dan tidak berkaitan dengan penyakit serius apapun, sebaiknya Mama waspada jika anak mulai mengalami gejala berikut:
- Anak mengalami masalah pernapasan;
- Anak mulai susah mengunyah, menelan, ataupun berbicara;
- Lidah anak mengalami pembengkakan;
- Muncul luka pada lidah yang tidak membaik dalam waktu 7-10 hari.
Jika terdapat gejala-gejala tersebut, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan ya, Ma!
Itulah beberapa informasi mengenai lidah geografik. Sekali lagi, tidak perlu panik jika Mama menemukan kondisi tersebut pada anak. Ingat Ma, panik hanya akan memperburuk situasi.
Baca juga:
- Eksklusif: Lawan Depresi Postpartum, Donita Berusaha Mencari Bantuan
- Millennial Mama of the Month Edisi Oktober 2019: Donita Nugroho
- Tangis Donita Pecah Saat Ungkap 5 Hal yang Membuatnya Mantap Berhijab!
#MillennialMama of the Month Edisi Oktober 2019 – Donita Nugroho
Production - Popmama.com
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Fashion Stylist – Onic Metheany, Sarrah Ulfah
Asst. Stylist - Jemima Karyssa Rompies
Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo
Social Media - Sekar Retno Ayu
Photographer - Michael Andrew
Asst. Photographer: Moch Reza Fahmi
Videographer - Rama Rafael
Art Designer – Astika Alivia Pramesti
Makeup & Hair Do – Linda Kusumadewi
Donita's Wardrobe - Miroir, IKADA by Lili Maryana Surya
Svarga's Wardrobe - Gingersnap