Ketika memiliki anak balita, keseharian Mama pasti tidak akan sepi. Mereka pasti mengisi hari-hari Mama dengan berbagai macam pertanyaan. Mulai dari pertanyaan penting, pertanyaan konyol, pertanyaan yang mudah, hingga pertanyaan yang sulit.
Mungkin suatu hari anak bertanya, “Kenapa langit berwarna biru?” sedangkan di hari lain ia bertanya, “Kenapa adik bayi bisa masuk ke dalam perut Mama?
Menghadapi hal tersebut, wajar jika Mama merasa kewalahan. Meski demikian, tetap gigih dalam memberikan jawaban kepada anak ya, Ma. Pasalnya, mengabaikan pertanyaan anak dapat berdampak buruk pada perkembangannya lho. Ia dapat memengaruhi kemampuan otak anak hingga rasa percaya dirinya.
Agar lebih paham, simak informasi berikut yuk, Ma:
1. Memasuki usia balita, rasa penasaran anak meningkat
Pexels/Nicholas Githiri
Sering bertanya adalah perkembangan yang wajar dan pasti dilalui anak balita. Pada usia ini, sel otak anak mengalami pertumbuhan yang pesat.
Tidak heran jika rasa keingintahuannya meningkat dan ia tidak serta-merta menerima informasi yang ia dapatkan.
Bahkan menurut sebuah penelitian di Inggris, mulai dari sarapan hingga makan malam, anak-anak dapat melontarkan hingga 300 pertanyaan lho, Ma. Dengan angka tersebut, Mama seharusnya curiga jika anak Mama tidak pernah bertanya.
Editors' Pick
2. Berpengaruh pada kecerdasan anak
Pixabay/Ddmitrova
Mengabaikan pertanyaan anak akan berpengaruh pada kecerdasannya. Ketika anak mendapat jawaban dari sebuah pertanyaan, otaknya akan terangsang untuk menerima jawaban, mencerna, dan menganalisanya. Dengan kata lain, jawaban Mama akan mendorong anak untuk berpikir kritis.
Nah, semakin banyak jawaban yang diterima anak, kemampuan ini pun semakin terasah. Bahkan, bukan hanya kemampuan berpikir kritisnya yang terasah, tapi juga logika dan kreativitas.
Oleh karena itu, tetap sabar jika anak terus mengajukan pertanyaan lanjutan meskipun Mama telah memberikan jawaban ya, Ma. Ini adalah kesempatan untuk mengasah kemampuan otak anak dan mengembangkan kecerdasannya!
3. Berpengaruh pada rasa percaya diri anak
Pexels/Kelvin Octa
Selain memengaruhi kecerdasan anak, mengabaikan pertanyaan anak juga akan memengaruhi rasa percaya diri anak lho, Ma. Saat diabaikan, anak akan menjadi takut untuk bertanya kembali.
Saat masih balita, mungkin dampak ini tidak begitu signifikan. Namun, ia akan menghambat perkembangan anak saat ia mulai bersekolah. Anak menjadi takut untuk bertanya atau mengungkapkan pendapatnya di kelas.
Mama tentu tidak ingin hal ini terjadi bukan?
Selain itu, mengabaikan pertanyaan anak juga menghilangkan rasa percaya dirinya untuk berbicara dengan Mama. Alhasil, anak cenderung enggan bercerita dengan Mama saat ia mengalami sesuatu.
4. Muncul kemungkinan anak mencari jawaban lewat orang atau sarana lain
Freepik
Dampak yang lebih berbahaya jika Mama mengabaikan pertanyaan anak adalah munculnya kemungkinan anak mencari jawaban lewat orang atau sarana lain.
Sebenarnya tindakan tersebut adalah hal yang wajar. Mama pun pasti mencari sumber informasi lain ketika tidak berhasil mendapatkan jawaban atas pertanyaan Mama bukan? Hanya saja pada anak-anak, tindakan ini lebih berisiko.
Risiko yang pertama, orang atau sarana yang dituju anak belum tentu memiliki atau mampu memberikan jawaban yang benar, sehingga berisiko menyesatkan. Mama tentu tahu betapa bebasnya internet saat ini. Bisa saja, anak membaca informasi yang salah dan meyakininya.
Kedua, anak dapat dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Ketiga, anak akan menjadi lebih nyaman bertanya kepada orang lain atau mencari jawaban sendiri. Hal ini akan berbahaya, terutama ketika nantinya anak beranjak dewasa dan mulai penasaran dengan hal yang bersifat intim atau berkaitan dengan seks.
5. Pertanyaan harus dijawab bahkan ketika Mama tidak tahu jawabannya
Pexels/Pixabay
Seringkali bukan Mama yang tidak mau menjawab pertanyaan anak, tapi Mama tidak tahu jawaban dari pertanyaan tersebut. Nyatanya, Mama tetap harus menjawab pertanyaan anak meskipun Mama tidak tahu jawabannya.
Untuk itu, mintalah waktu kepada anak untuk mencari jawaban. Mama bisa berjanji untuk menjawabnya di esok hari. Tindakan ini jauh lebih baik daripada sekedar menjawab “tidak tahu.” Ia menunjukan kepedulian Mama terhadap anak.
Selain itu, jawaban “tidak tahu” hanya akan mendorong anak untuk mencari tahu sendiri. Kemungkinan anak mencari jawaban lewat orang atau sarana lain pun akan terbuka.
Itulah alasan-alasan mengapa Mama tidak boleh mengabaikan pertanyaan anak. Jadi, mulai sekarang, selalu berikan jawaban ya, Ma.
Namun, hal ini tidak berarti Mama boleh memberikan jawaban asal-asalan. Jika anak mengetahuinya, mereka akan kehilangan kepercayaan kepada Mama. Jangan sampai terjadi ya, Ma!