Setiap anak memiliki sekelompok sel, jaringan, dan organ yang berfungsi menjaga tubuh dari penyakit, mereka dinamakan sistem kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan tubuh bekerja dengan mendeteksi zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan memberi respon untuk menyingkirkannya.
Namun pada beberapa kondisi, sistem kekebalan tubuh dapat keliru dan memberikan reaksi berlebihan dalam mendeteksi zat asing yang masuk.
Akibatnya, muncul efek yang tidak diinginkan pada tubuh. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut hipersensitivitas.
Nah, jika Mama sering mendengar istilah alergi dan autoimun, maka Mama perlu tahu, keduanya termasuk dalam kondisi hipersensitivitas.
Namun, Mama tidak boleh menyamakan kedua kondisi ini ya. Meski sama-sama kondisi hipersensitivias, keduanya sangat berbeda.
Pada kondisi alergi, sistem kekebalan tubuh menyerang zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
Sedangkan pada kondisi autoimun, sistem kekebalan tubuh menyerang sel tubuh sendiri.
Agar Mama lebih memahami perbedaan keduanya, simak informasi berikut:
1. Apa itu alergi?
medicalnewstoday.com
Alergi adalah sebuah kondisi dimana sistem kekebalan tubuh memberikan reaksi terhadap benda asing yang umumnya tidak menimbulkan reaksi pada orang lain. Benda asing tersebut disebut dengan alergen.
Ada banyak alergen yang dapat memicu alergi, seperti debu, polusi, kacang, dan makanan laut.
Alergi umum dialami oleh anak-anak dan biasanya akan semakin mereda seiring pertambahan usia. Namun, ada juga orang yang baru mengalami alergi saat dewasa.
2. Bagaimana gejala alergi?
unitypoint.org
Setiap orang memiliki reaksi alergi yang berbeda-beda, mulai dari reaksi ringan hingga parah. Saat pertama kali mengalami alergi, umumnya reaksi yang terjadi adalah reaksi ringan, seperti bersin-bersin, hidung berair atau tersumbat, gatal pada kulit, dan sakit perut.
Sedangkan jika sudah berulang kali terpapar alergen, reaksi alergi dapat bertambah parah dan memicu gejala-gejala seperti kesulitan bernapas, pusing, mual, sulit menelan, hingga pingsan.
Editors' Pick
3. Bagaimana pengobatan alergi?
whattoexpect.com
Umumnya, alergi termasuk kondisi yang tidak bisa disembuhkan. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengobati alergi adalah dengan menghindari alergen yang dapat memicu reaksi.
Untuk meredakan gejala, Mama dapat menyiapkan obat-obatan khusus sesuai resep dokter seperti antihistamin, kortikosteroid, dan dekongestan. Jika reaksi alergi yang muncul cukup parah, segeralah bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
4. Apa itu kondisi autoimun?
cfp.ca
Berbeda dari alergi, autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel tubuh sendiri karena salah mengenalinya sebagai zat asing.
Ada beberapa penyakit yang termasuk dalam kondisi autoimun, seperti lupus, psoriasis, penyakit graves, dan lain-lain.
Sayangnya sampai saat ini, dunia medis belum berhasil menentukan penyebab pasti dari kondisi autoimun.
Beberapa faktor yang diduga turut memengaruhi kondisi ini adalah lingkungan, gender, etnis, dan riwayat keluarga.
5. Bagaimana gejala autoimun?
babycaremag.com
Setiap penyakit yang termasuk dalam kondisi autoimun memiliki gejalanya masing-masing. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari diagnosis dokter agar lebih pasti.
Meski demikian, umumnya kondisi autoimun ditandai dengan kelelahan, pegal otot, munculnya ruam pada kulit, demam, rambut rontok, serta kesemutan pada tangan dan kaki.
6. Bagaimana pengobatan autoimun?
Freepik/Poringdown
Sebagian besar penyakit yang termasuk dalam kondisi autoimun belum bisa disembuhkan. Namun, Mama dapat meredakan gejalanya dengan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
Jenis obat yang diberikan bergantung pada jenis penyakit yang diderita. Namun umumnya, dokter memberikan kortikosteroid yang mampu menekan sistem kekebalan tubuh.
7. Mengapa harus mengenali perbedaan kedua kondisi ini?
jornaldafronteira.com.br
Setelah membaca informasi di atas, mungkin Mama sedikit bertanya-tanya; Mengapa Mama harus mengenali perbedaan alergi dan autoimun? Pasalnya, berdasarkan gejala yang disebutkan di atas, keduanya terlihat sangat berbeda.
Namun, Mama harus waspada karena pada beberapa kasus, gejala yang timbul terlihat mirip. Terutama antara alergi yang menimbulkan ruam kulit dan penyakit lupus.
Oleh karena itu, sebaiknya Mama mengajak anak untuk memeriksakan diri ke dokter saat menyadari adanya ruam. Pasalnya, pengobatan yang diperlukan sangat berbeda bergantung pada kondisi yang diderita.
Itulah perbedaan antara alergi dan autoimun. Mulai sekarang, Mama harus lebih waspada ya. Kenali gejalanya dan temui dokter untuk mendapatkan diagnosis pasti agar tidak mengambil langkah pengobatan yang keliru.