Tidak Selalu Buruk, Simak Pentingnya Rasa Bosan bagi Anak

Rasa bosan diperlukan untuk merangsang kreativitas anak hingga menemukan identitas diri

30 November 2019

Tidak Selalu Buruk, Simak Penting Rasa Bosan bagi Anak
pstatic.net

Libur akhir tahun segera tiba. Menyambut libur tersebut, Mama mungkin sudah merencakan berbagai kegiatan untuk mengisi waktu luang yang ada, terutama waktu luang anak saat mereka tidak bersekolah.

Hal ini Mama lakukan agar anak tidak merasa bosan di rumah. Pasalnya, beberapa anak mungkin menjadi lebih rewel saat dia merasa bosan.

Namun, tahukah Mama? Rasa bosan adalah rasa yang diperlukan bagi perkembangan mental dan emosional anak lho! Ia akan mendorong anak mengembangkan kreativitas hingga menemukan identitas dirinya.

Agar lebih memahami pentingnya rasa bosan, simak informasi berikut ya, Ma.

1. Jadwal yang padat menghambat anak menemukan identitas diri

1. Jadwal padat menghambat anak menemukan identitas diri
askopinion.com

Mama tentu memiliki maksud yang baik ketika mendaftarkan anak ke kegiatan tertentu. Mama ingin menghilangkan rasa bosan anak sekaligus mengisi waktu luangnya dengan berbagai kegiatan bermanfaat.

Sayangnya, hal ini justru menghambat anak untuk menemukan identitas dirinya, Ma. Termasuk menemukan minat dan bakatnya.

Pasalnya, seluruh waktu anak telah habis oleh jadwal kegiatan. Setelah kegiatan selesai, mereka pun telah cukup lelah untuk berpikir. Alhasil, anak tidak memiliki waktu luang lagi untuk bereksperimen dan mengeksplorasinya dirinya.

Editors' Pick

2. Rasa bosan mendorong anak menjadi mandiri

2. Rasa bosan mendorong anak menjadi mandiri
Freepik/Bearfotos

Rasa bosan adalah masalah. Mama tentu mengerti bagaimana rasa bosan dapat memengaruhi emosi seseorang. Oleh karena itu, Mama seringkali mencegah anak merasa bosan agar tidak menjadi murung.

Nyatanya, Mama harus membiarkan anak merasa bosan pada waktu tertentu lho, Ma. Menurut Karen Gasper dan Brianna Middlewood dari Pennsylvania State University, anak yang merasa bosan cenderung mencari kegiatan untuk memuaskan diri mereka.

Rasa ini juga mampu mendorong mereka untuk melakukan suatu hal baru ataupun menyelesaikan hal yang pernah mereka mulai sebelumnya.

Dengan kata lain, anak-anak perlu merasakan bosan untuk belajar menyelesaikan masalahnya sendiri.

Sebaliknya, jika terbiasa diberikan jadwal kegiatan, anak akan menjadi lebih pasif saat memiliki waktu luang. Mereka terbiasa “menerima” dan bukan “mencari”.

3. Rasa bosan berkaitan dengan kreativitas

3. Rasa bosan berkaitan kreativitas
Pexels/Rawpixel.com

Seperti yang telah disebutkan, saat merasa bosan, anak-anak akan mencari kegiatan yang memuaskan dirinya.

Bisa saja ia mencoba membaca buku, melukis, mendengarkan lagu, ataupun membuat kerajinan tangan. Nah, hal ini akan berpengaruh pada perkembangan imajinasi dan kreativitasnya.

Fakta ini pun sejalan dengan pendapat dari Dr. Teresa Belton, seorang psikolog dari Univerity of East Anglia. Menurutnya, rasa bosan mampu memberikan rangsangan internal yang memungkinkan anak menemukan kreativitas sejati.

4. Orangtua berperan menciptakan bosan konstruktif

4. Orangtua berperan menciptakan bosan konstruktif
Uwsparentingsupport.com

Perlu Mama ketahui, agar rasa bosan memberikan dampak positif, anak harus merasakan bosan konstruktif. Dalam hal ini, Mama dapat berperan untuk menciptakannya.

Caranya, berikan waktu bebas untuk anak bereksplorasi. Biarkan ia mencari permainan ataupun kesibukan sendiri. Mama juga bisa mengajak anak untuk bermain di luar ruangan.

Nah, jika anak benar-benar bingung untuk mengisi waktu luangnya, Mama bisa memberikan sedikit dorongan dengan mengajaknya berdiskusi.

Tapi ingat Ma, jangan sampai Mama yang menjadi penentu. Cukup berikan pilihan-pilihan dan biarkan anak memilih sendiri.

5. Gadget tidak selalu menjadi solusi

5. Gadget tidak selalu menjadi solusi
Freepik

Point yang terakhir ini mungkin bisa menjadi pengingat bagi Mama. Mama mungkin pernah memberikan gadget untuk membantu anak menghilangkan rasa bosannya. Gadget memang terlihat seperti sebuah solusi yang praktis.

Sayangnya, solusi ini dapat menjadi pedang bermata dua. Saat anak sudah terbiasa mendapatkan hiburan lewat layar, ia pun cenderung malas untuk mencari kegiatan-kegiatan lain. Alhasil, rasa bosan yang ia rasakan tidak menjadi konstruktif.

Itulah beberapa informasi tentang rasa bosan yang nyatanya sangat penting bagi anak. Nah, coba liat jadwal yang telah Mama susun.

Apakah ada waktu luang yang cukup untuk membuat anak merasa bosan? Jika belum, yuk kurangi aktivitas yang ada agar anak memiliki waktu bebas yang lebih banyak.

Baca juga:

The Latest