Jika Si Kecil Anemia Defisiensi Besi, Mama Harus Apa? Ini 5 Jawabannya
Mempengaruhi tumbuh kembang dan kognitifnya Ma
20 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pastinya orangtua, Mama dan Papa menginginkan yang terbaik untuk si Kecil. Harapan agar si Kecil tumbuh sehat sudah menjadi doa semua orangtua pada anaknya. Namun cobaan pasti hadir entah dalam bentuk apapun.
Salah satu yang paling dihindari adalah anak sakit, ya nggak sih Ma? Apalagi kalau si Kecil ternyata menunjukan gejala anemia terutama anemia defisiensi besi. Lantas, Mama harus apa nih?
1. Cari info soal anemia dari sumber terpercaya
Disarankan Mama bisa cek info terlebih dahulu di sumber yang terpercaya, seperti di Popmama.com ini atau bisa kunjungi situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan World Health Organization (WHO) tentang gejala anemia khususnya anemia defisiensi besi pada anak dan bagaimana cara mengatasinya.
Mama juga bisa langsung menanyakan pada dokter, jika dirasa sangat perlu. Yang penting Mama tak perlu panik, tapi tetap waspada dan mencari informasi yang tepat. Sebab, anemia defisiensi besi atau kekurangan zat besi tanpa anemia tidak boleh dianggap sepele.
Editors' Pick
2. Cek gejalanya pada si Kecil
Anak-anak yang mengalami gejala anemia adalah mereka yang kekurangan cadangan zat besi sehingga pembentukan hemoglobin berkurang yang menyebabkan transportasi oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh terganggu.
Gejala yang sering terjadi adalah mudah lelah, kurang nafsu makan, sering sakit kepala, ujung jari apabila ditekan terlihat pucat.
3. Beri makanan bergizi
Karena asupan nutrisi penting untuk diperhatikan, maka semua nutrisi tersebut pastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan anak ya, Ma. Mulai dari makronutrien seperti karbohidrat, lemak, dan protein hingga mikronutrien seperti vitamin dan mineral.
Selain itu Mama juga bisa siapkan makanan yang juga dapat memberikan zat besi seperti sayur bayam dan brokoli hingga kacang-kacangan, dan jenis protein hewani seperti daging merah, ayam, seafood, dan lain-lain. Bahan makanan tersebut juga bisa membantu kecukupan kebutuhan zat besi dalam tubuh. Disarankan bisa dikonsumsi setiap hari.
4. Berikan produk sediaan zat besi jika diperlukan
Selain itu, pemenuhan mikronutrien juga penting ya Ma. Mama bisa beri si Kecil produk sediaan zat besi. Seperti misalnya, Mama bisa memberikan si Kecil produk sediaan zat besi yang mengandung Iron Polymaltose Complex (IPC), yaitu kandungan zat Besi Fe3+ (ferri) yang dapat meningkatkan Hemoglobin (Hb).
Selain itu struktur IPC mirip dengan protein mengandung besi yang terdapat di alam sehingga dapat diserap dengan mekanisme alami dan IPC dilindungi oleh lapisan polimaltosa yang dapat mencegah interaksi antara besi dengan makanan dan memberikan efek samping yang minimal.
5. Kapan harus ke dokter?
Jika semua hal di atas sudah dilakukan tetapi belum ada perkembangan, segera ke dokter ya Ma, agar ada pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Jangan biarkan gejala anemia berlanjut ya Ma.
Begitu kira-kira yang bisa dilakukan, kira-kira apakah Mama punya pengalaman terkait hal ini? Atau ingin berbagi menu masakan untuk si Kecil agar kebutuhan nutrisi terpenuhi termasuk zat besi? Boleh share di kolom komentar ya, Ma! (WEB)
Referensi:
World Health Organizatino (WHO) Worldwide revalence of anaemia. www.who.int Adapted from Yip R. Iron nutritional status defined. In: Filer IJ, ed. Dietary Iron: birth to two years. New York, Raven Press, 1989:19-36.
World Health Organization (2001). WHO Guidelines for the Use of Iron Supplements to Prevent and Treat Iron Deficiency Anemia WHO/NHD/01.3. http://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/guidelines_for_Iron_supplementation.pdf
Oritz R et.al. J Matern Fetal Neonatal Med 2011:24 : 1347:52 Yasa, et.al Int J of Pediarics 2011; 524529
Geisser P. Iron Therapy and Oxidative Stress Vol 4 No 3 1997 Lundqvist, et.al Arzneimitteforschung.2007 : 57;401-16
Burckhardt S, et.al. Arzneimitteforschung.2007;57(6a): 360-369