Begini Cara Mengukur Status Gizi pada Anak
Tinggi badan merupakan salah satu cara untuk mengukur status gizi anak
15 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untuk mendukung proses tumbuh dan kembang anak tentunya harus dilengkapi dengan nutrisi dan gizi yang cukup. Nutrisi ini bisa didapatkan melalui berbagai macam makanan sehat yang dapat dikonsumsi oleh anak.
Namun, masih banyak orangtua yang belum tahu apakah gizi dan nutrisi anak sebenarnya sudah terpenuhi atau belum. Lalu bagaimana cara orangtua mengetahui hal tersebut?
Untuk mengetahui apakah gizi anak sudah terpenuhi dapat dilihat dari status gizi anak. Menurut WHO, status gizi merupakan sebuah bentuk dari tolak ukur perkembangan sang anak yang digunakan untuk melihat dan menentukan berapa asupan gizi yang diperlukan oleh sang anak.
Tentunya, setiap anak memiliki jumlah asupan gizi yang berbeda-beda dan tidak sama satu sama lainnya. Hal ini bergantung dari gender, usia, berat dan tinggi badan, serta lingkar kepala pada anak.
Berikut ini Popmama.com sudah merangkum bagaimana cara mengukur status gizi pada anak yang perlu Mama ketahui.
Editors' Pick
1. Berat badan berdasarkan umur (BB/U)
Anak yang termasuk dalam golongan memiliki risiko berat badan lebih, dapat memiliki masalah pada pertumbuhannya. Maka dari itu, sangat dibutuhkan untuk dapat memeriksakan kembali indikator berat badan dan tinggi badan (BB/TB) anak.
Hal ini dilakukan pada anak yang memiliki indikator usia 0-60 bulan. Ini bertujuan untuk dapat mengukur berat badan yang sesuai dengan usia anak saat itu.
Adanya penilaian BB/U ini digunakan untuk mencari tahu kemungkinan terjadinya berat badan yang berkurang, sangat kurang ataupun berlebih pada anak. Tetapi, indikator ini tidak dapat digunakan bila usia anak belum dapat diketahui secara pasti.
Berikut ini status gizi anak berdasarkan dari BB/U, yaitu:
- Berat badan yang normal: -2 SD sampai dengan +1 SD
- Berat badan yang kurang: -3 SD sampai dengan <-2SD
- Berat badan sangat kurang: <-3 SD
- Risiko berat badan yang lebih: >+1 SD
*SD: Standar Deviasi adalah suatu nilai statistik yang berguna untuk menentukan seberapa dekat titik data individu ke nilai rata-rata sampel (mean) serta persebaran datanya dalam sampel.
2. Tinggi badan berdasarkan umur (TB/U)
Berbeda dengan yang tadi, cara ini digunakan dengan mengetahui tinggi badan berdasarkan umur (TB/U). Indikator ini digunakan untuk anak yang berusia 0-60 bulan. Hal ini bertujuan untuk mengukur tinggi badan pada tubuh anak apakah sudah sesuai dengan tinggi anak seusianya.
Adanya penilaian TB/U ini digunakan untuk melakukan identifikasi adakah penyebab anak memiliki tubuh yang pendek. Tetapi, indikator ini hanya dapat digunakan untuk anak usia 2 hingga 18 tahun dengan posisi yang berdiri.
Sementara bila usianya berada di bawah 2 tahun, maka pengukurannya dilakukan menggunakan indikator dari panjang badan (PB/U) dengan posisi yang berbaring. Dan apabila sang anak berusia di atas 2 tahun maka akan diukur dengan cara berbaring, namun nilai TB harus dikurangi dengan 0,7 cm.
Berikut ini status gizi anak berdasarkan dari TB/U, yaitu:
- Tinggi: >+3 SD
- Tinggi badan yang normal: -2 SD sampai dengan +3 SD
- Pendek (stunting): -3 SD sampai dengan <-2 SD
- Sangat pendek (severe stunting): <-3 SD