Kanker hati yang terjadi pada anak terdapat dua jenis, yaitu hepatoblastoma dan juga karsinoma hepatoseluler. Hepatoblastoma merupakan kanker yang juga dapat terjadi pada orang dewasa. Namun, jenis kanker ini lebih sering dialami oleh anak-anak.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah karena adanya faktor genetik.
Beberapa kondisi kesehatan yang berhubungan dengan genetik dapat meningkatkan risiko terjadinya hepatoblastoma pada anak.
Berikut ini Popmama.com sudah merangkum informasi lengkap mengenai apa itu hepatoblastoma, gejala, penyebab, dan pengobatannya yang perlu Mama ketahui.
1. Apa itu Hepatoblastoma?
sehatq.com
Hepatoblastoma adalah kanker yang terbilang cukup langka. Penyakit ini merupakan sebuah tumor yang bermula dari hati. Biasanya hepatoblastoma dapat mempengaruhi anak-anak yang berusia kurang dari 3 sampai 4 tahun.
Kanker ini termasuk kanker yang ganas dan biasanya berasal dari hati yang berada dibagian lobus kanan. Tentunya jenis kanker ini membuat para orangtua khawatir karena sebab itu pula orangtua harus mengenali penyebab dan bagaimana penyakit ini dapat muncul.
Editors' Pick
2. Tanda dan gejala dari hepatoblastoma
Freepik/Freepik License
Gejala yang timbul pada penyakit ini tergantung dari besarnya ukuran tumor serta adanya penyebaran atau tidak yang terjadi di dalam tubuh.
Beberapa gejalanya antara lain:
Sakit perut
Tidak nafsu makan
Berat badan yang menurun
Mengalami warna kuning pada bagian mata dan kulit
Demam
Mual
Muntah-muntah
Kulit menjadi gatal
Selalu merasa lelah
Pembesaran pembuluh darah pada perut
Terdapat benjolan di perut yang membuat perut membesar
3. Penyebab terjadinya hepatoblastoma
Freepik/KamranAydinov
Penyebab terjadinya hepatoblastoma sebenarnya masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli dan pakar berpendapat bahwa hal ini terjadi karena adanya mutasi gen yang memiliki peran besar sebagai pemicunya.
Terdapat pula beberapa faktor yang dianggap memiliki risiko terhadap terjadinya hepatoblastoma pada tubuh. Beberapa faktor tersebut diantaranya:
Adanya kelahiran prematur dengan berat badan yang sangat rendah ketika lahir
Terinfeksi hepatitis B sejak usia dini
Mengalami atresia bilier yaitu gangguan saluran empedu pada bayi baru lahir
Selain itu, terdapat pula beberapa faktor yang disebabkan oleh kelainan genetik dan diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya hepatoblastoma, di antaranya:
Sindrom Beckwith-Wiedemann
Hemihyperplasia
Familial adenomatous polyposis
Sindrom Aicardi
Sindrom Simpson-Golabi-Behmel
Sindrom Edward atau trisomi 18
Gangguan penyimpanan glikogen
4. Diagnosis dari hepatoblastoma
Pexels/MART PRODUCTION
Sebelum mendiagnosis terjadinya hepatoblastoma harus dilakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu.
Pemeriksaan tersebut terdiri dari tanya jawab oleh dokter seputar gejala dan faktor risiko, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tubuh dan mendeteksi gejala adanya hepatoblastoma dan yang terakhir melakukan beberapa pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang ini terdiri dari berbagai macam, di antaranya:
Tes darah, untuk mencari tanda-tanda dari penyakit. Mulai dari mendeteksi adanya pembekuan darah, fungsi dari hati dan ginjal, gen, penanda tumor dan lain sebagainya.
USG, pemeriksaan ini digunakan dengan metode gelombang suara untuk mendeteksi hati.
CT Scan atau MRI, digunakan untuk mengetahui gambaran detail dari organ hati. Dalam prosedurnya dapat membantu dokter untuk mengetahui posisi, ukuran dan penyebaran tumor.
Biopsi, merupakan pemeriksaan sampel jaringan. Sampel tumor yang diambil kemudian diperlukan untuk mendiagnosis penyakit dan mengetahui jenis dari tumor.
Bone scan, digunakan untuk mendapatkan gambaran dari organ dengan menggunakan cairan radioaktif khusus yang aman.
5. Cara mengobati penyakit hepatoblastoma
Pexels/Vidal Balielo Jr
Cara pengobatan yang dilakukan pada hepatoblastoma tergantung dari stadium kanker serta kondisi kesehatan pasiennya secara menyeluruh.
Pengelompokkan ini bernilai dari stadium 1 sampai 4. Bila semakin tinggi jumlahnya, maka semakin banyak pula bagian lobus hari yang terkena. Beberapa cara penanganannya di antara lain:
1. Operasi
Operasi ini dilakukan dengan cara mengangkat seluruh jaringan tumor yang terdapat pada tubuh. Operasi pengangkatan tumor ini termasuk dalam pengobatan utama yang dilakukan untuk menangani terjadinya kanker hati pada anak. Terdapat beberapa jenis operasi yang dilakukan, antara lain:
Hepatektomiparsial, yakni pengangkatan bagian hati yang terdapat tumor di dalamnya.
Total hepatektomi dengan transplantasi hati, yakni adanya pengangkatan seluruh bagian hati yang diikuti dengan adanya cangkok sebagain hati yang sehat dari pendonor.
2. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan kanker yang dilakukan dengan cara memberikan obat suntik ataupun diminum dan biasanya dilakukan sebelum atau sesudah dilakukannya operasi.
Obat pada kemoterapi ini biasanya langsung di arahkan ke hati dengan menggunakan kateter yang dimasukkan dalam arteri utama pada organ hati. Kemoterapi yang dilakukan pada saat sebelum operasi digunakan untuk memperkecil tumor, sehingga akan lebih mudah diangkat ketika proses operasi.
Sedangkan kemoterasi setelah operasi digunakan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya kembali tumor tersebut pasca operasi.
3. Terapi radiasi (radioterapi)
Radioterapi digunakan dengan menggunakan X-ray atau sinar radiasi yang digunakan untuk membunuh sel-sel kanker ataupun untuk menghentikan pertumbuhannya.
4. Transplantasi hati
Apabila kanker tidak dapat diangkat, maka tranplantasi ini dapat dilakukan. Transplantasi hati digunakan bila kanker tidak dapat diangkat, maka dapat diganti dengan hati dari para pendonor.
5. Terapi suportif
Dalam melakukan penangan hepatoblastoma dapat memicu timbulnya efek samping, seperti demam, infeksi, nyeri, mual, muntah dan berbagai macam efek samping lainnya. Maka perawatan lain seperti resep obat-obatan dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai penyakit hepatoblasma yang perlu Mama ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma!