Dalam era digital saat ini, penggunaan gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak. Namun, semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa ketergantungan pada gadget bisa memberikan dampak negatif yang signifikan, terutama pada perkembangan dan perilaku anak-anak.
Tantrum, atau ledakan emosi yang intens, adalah salah satu masalah perilaku yang sering dikaitkan dengan paparan gadget yang berlebihan.
Anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar cenderung menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan emosional dan kesulitan dalam mengelola perasaan mereka.
Situasi ini tidak hanya mengganggu ketenangan rumah tangga, tetapi juga dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan fisik anak dalam jangka panjang.
Dilansir dari IDN Times, berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa screen time yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan perilaku, mulai dari obesitas hingga gangguan tidur, serta masalah emosional seperti depresi dan kecemasan.
Berikut ini Popmama.comtelah rangkum beberapa alasan mengapa paparan gadget bisa menyebabkan tantrum pada anak. Yuk, simak selengkapnya!
1. Screen time yang berlebihan
Freepik
Screen time yang berlebihan telah dikaitkan dengan berbagai masalah perilaku pada anak. Penelitian menemukan bahwa terlalu banyak waktu di depan layar dapat menyebabkan tantrum dan memengaruhi perilaku anak secara keseluruhan.
Anak-anak yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar cenderung mengalami overstimulasi, yang bisa membuat mereka menjadi lebih reaktif dan emosional.
Ketika anak-anak terpapar konten yang terus-menerus mengubah gambar dan suara dengan cepat, otak mereka dipaksa untuk terus-menerus memproses informasi ini, yang dapat menyebabkan kelelahan mental.
Kelelahan mental ini sering kali membuat anak-anak lebih mudah tersinggung dan kehilangan kemampuan untuk mengelola emosi mereka dengan baik.
Ketika screen time menjadi rutinitas sehari-hari, anak-anak juga cenderung mengembangkan kebiasaan kurang baik, seperti menghindari tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi lebih lama atau interaksi sosial langsung.
Hal tersebut bisa mengakibatkan anak-anak menjadi lebih sulit untuk tenang ketika dihadapkan pada situasi yang membutuhkan kesabaran dan pemahaman emosional.
2. Masalah kesehatan
Freepik
Paparan gadget yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius pada anak-anak, yang pada gilirannya dapat memicu tantrum dan masalah perilaku lainnya. Dua masalah kesehatan utama yang sering dikaitkan dengan penggunaan gadget yang berlebihan adalah obesitas dan gangguan tidur.
Obesitas adalah salah satu masalah kesehatan yang paling umum terkait dengan screen time yang berlebihan. Ketika anak-anak menghabiskan banyak waktu duduk di depan layar, mereka cenderung memiliki gaya hidup yang kurang aktif.
Kurangnya aktivitas fisik ini, dikombinasikan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan ringan yang tidak sehat saat menonton atau bermain di gadget, dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang signifikan.
Gangguan tidur adalah masalah kesehatan lainnya yang sering timbul akibat penggunaan gadget yang berlebihan. Blueray yang dipancarkan oleh layar gadget dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur.
Ketika produksi melatonin terganggu, anak-anak bisa mengalami kesulitan untuk tidur dan mendapatkan tidur yang nyenyak. Kurang tidur yang berkualitas dapat menyebabkan berbagai masalah perilaku, termasuk peningkatan iritabilitas, kesulitan berkonsentrasi, dan peningkatan risiko tantrum.
3. Kehilangan fokus
Freepik
Stimulasi yang berlebihan dari gadget dapat menyebabkan anak-anak kehilangan fokus, yang pada gilirannya dapat membuat mereka lebih rentan terhadap perilaku meledak-ledak.
Konten yang ditampilkan di layar gadget sering kali sangat menarik dan berubah dengan cepat, seperti video, permainan interaktif, dan aplikasi yang penuh dengan warna dan suara.
Stimulasi yang terus-menerus ini dapat membuat otak anak terbiasa dengan tingkat rangsangan yang tinggi, sehingga mereka kesulitan untuk berkonsentrasi pada aktivitas yang lebih tenang dan memerlukan perhatian jangka panjang, seperti membaca atau menyelesaikan pekerjaan rumah.
Ketika anak-anak terlalu sering terpapar oleh stimulasi berlebihan, mereka bisa mengalami kelelahan mental. Otak yang terus-menerus dipacu untuk memproses informasi visual dan auditori dari gadget akan mengalami kelelahan, yang membuat anak-anak lebih mudah kehilangan kesabaran dan menjadi cepat marah.
Kelelahan mental ini juga membuat anak-anak lebih sulit untuk mengendalikan emosi mereka, sehingga meningkatkan kemungkinan mereka mengalami tantrum saat menghadapi situasi yang menantang atau frustasi.
Editors' Pick
4. Agresi dan frustasi
Freepik
Paparan konten kekerasan di layar gadget dapat mengajarkan anak-anak bahwa agresi adalah cara yang dapat diterima untuk menyelesaikan masalah.
Ketika anak-anak sering melihat karakter dalam permainan video atau acara TV berperilaku agresif untuk mencapai tujuan mereka, mereka mungkin mulai meniru perilaku tersebut dalam kehidupan nyata.
Hal tersebut dapat membuat anak-anak lebih cepat marah dan lebih cenderung bertindak agresif ketika menghadapi situasi yang menantang atau mengecewakan.
Anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar mungkin tidak belajar bagaimana mengelola emosi mereka dengan baik.
Screen time yang berlebihan dapat mengurangi kesempatan mereka untuk berlatih keterampilan penting seperti pengendalian diri, pemecahan masalah, dan negosiasi dengan orang lain.
Akibatnya, mereka mungkin lebih mudah merasa kewalahan oleh emosi negatif seperti marah dan frustrasi, dan kurang mampu menenangkan diri mereka sendiri atau mencari solusi yang lebih tenang.
5. Masalah emosional
Freepik
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah emosional pada anak-anak, termasuk depresi dan kecemasan. Anak-anak yang mengalami masalah emosional ini mungkin lebih sering mengalami tantrum sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan mereka yang terpendam.
Konten digital yang anak-anak konsumsi juga dapat berperan dalam meningkatkan masalah emosional. Misalnya, media sosial dan permainan video sering kali menampilkan gambaran yang tidak realistis dan ideal tentang kehidupan, yang dapat membuat anak-anak merasa tidak cukup baik atau kurang percaya diri.
Selain itu, cyberbullying atau komentar negatif di media sosial dapat berdampak signifikan pada kesehatan emosional anak, meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.
Selanjutnya, kurangnya aktivitas fisik dan interaksi sosial dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi, yang merupakan faktor risiko utama untuk depresi dan kecemasan.
6. Kurangnya interaksi fisik
Freepik
Anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget cenderung kurang bergerak dan kurang mendapatkan udara segar. Kurangnya aktivitas fisik dan interaksi dengan lingkungan sekitar dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan perilaku mereka, yang pada akhirnya dapat memicu tantrum.
Aktivitas fisik memiliki peran penting dalam perkembangan anak-anak. Gerakan fisik tidak hanya membantu dalam perkembangan otot dan tulang yang sehat tetapi juga memainkan peran penting dalam pengaturan suasana hati dan pengelolaan stres.
Ketika anak-anak bergerak, tubuh mereka melepaskan endorfin, yang dikenal sebagai hormon "kebahagiaan". Kurangnya aktivitas fisik dapat mengakibatkan penurunan produksi endorfin, yang dapat menyebabkan anak-anak merasa lesu, mudah marah, dan kurang bahagia.
Ketika anak-anak merasa tidak nyaman secara fisik dan emosional, mereka lebih rentan terhadap perilaku meledak-ledak, termasuk tantrum.
7. Kurangnya pembelajaran emosi
Pexels/KeiraBurton
Menggunakan gadget sebagai alat untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari emosi negatif bisa tampak sebagai solusi cepat bagi orangtua. Namun, pendekatan ini sering kali menghambat perkembangan emosional anak.
Sebaliknya, orangtua sebaiknya menggunakan kesempatan ini untuk mengajari anak-anak cara mengidentifikasi dan merespons emosi mereka dengan cara yang lebih bermanfaat. Interaksi dan pengajaran dari orang dewasa sangat penting untuk perkembangan emosional anak.
Pembelajaran emosi adalah proses di mana anak-anak belajar mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri serta memahami emosi orang lain.
Hal tersebut adalah bagian penting dari perkembangan anak karena membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang penting dan kemampuan untuk mengatasi situasi stres atau frustrasi.
Ketika anak-anak tidak diajarkan cara yang tepat untuk mengekspresikan dan mengelola emosi mereka, mereka mungkin menggunakan cara yang tidak sehat atau tidak efektif, seperti tantrum.
8. Tips mengurangi ketergantungan gadget pada anak
Freepik/master1305
Untuk anak-anak yang sudah terlanjur mengenal gadget, orang tua dapat mengambil langkah-langkah berikut untuk menjauhkan anak dari ketergantungan gadget. Pertama, tetapkan batasan waktu yang jelas untuk penggunaan gadget setiap harinya, sehingga screen time menjadi lebih terkontrol.
Kedua, ajak anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik dan kreatif yang tidak melibatkan gadget, seperti bermain di luar, berolahraga, atau melakukan kegiatan seni dan kerajinan tangan.
Ketiga, luangkan waktu lebih banyak untuk berinteraksi langsung dengan anak, seperti bermain atau membaca bersama, untuk memperkuat ikatan dan memberikan stimulasi positif.
Keempat, bantu anak memahami dan mengelola emosinya dengan cara yang sehat dan konstruktif, seperti melalui percakapan terbuka tentang perasaan dan pengajaran teknik relaksasi.
Demikian beberapa alasan mengapa paparan gadget bisa menyebabkan tantrum pada anak. Dengan mengurangi paparan gadget dan meningkatkan interaksi langsung, orangtua dapat membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan yang lebih sehat dan mengurangi risiko tantrum serta masalah perilaku lainnya.