Anak Positif Covid-19? Ini Panduan Isolasi Mandiri Menurut IDAI
Perhatikan dan wajib taati protokol sedehatan di bawah ini jika ingin isolasi mandiri di rumah
6 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus Covid-19 kian meningkat. Tak hanya menyerang orang dewasa, anak-anak pun menjadi sasarannya. Lalu, jika anak positif, apakah bisa dirawat melalui isolasi mandiri di rumah? Tentu saja bisa, Ma!
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memutuskan anak isolasi mandiri di rumah.
Berikut ini, Popmama.com telah merangkum informasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia tentang panduan melakukan isolasi mandiri untuk anak yang positif Covid-19. Simak yuk, Ma!
1. Kenali gejala Covid-19
Kenali gejala Covid-19 terlebih dahulu:
- Demam
- Batuk
- Pilek
- Nyeri tenggorokan
- Sakit kepala
- Mual/muntah
- Diare
- Lemas
- Sesak napas
Jika terjadi beberapa gejala seperti di atas segera periksa ke rumah sakit. Lakukan pemeriksaan swab antigen atau PCR.
Editors' Pick
2. Syarat isolasi mandiri
Jika ternyata anak mama dinyatakan positif Covid-19, Mama boleh mengambil tindakan untuk mengajak anak isolasi mandiri di rumah.
Namun, Mama harus memperhatikan dan memenuhi beberapa syarat berikut ini:
- Tidak bergejala/asimptomatik. Pastikan anak mama yang dinyatakan positif Covid-19 tidak mengalami gejala.
- Gejala ringan. Anak mama pun bisa melakukan isolasi mandiri jika gejalanya ringan seperti seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam.
- Anak aktif, bisa makan minum. Anak dalam keadaan aktif masih bisa makan dan minum.
- Menerapkan etika batuk. Pastikan menerapkan etika batuk. Ajarkan anak mama untuk menutup mulut dan hidung dengan lengan atas atau jika memungkinkan menggunakan tissue. Lalu buang tissue ke tempat sampah dan mencuci tangan menggunakan sabun.
- Memantau gejala/keluhan. Jika melakukan isolasi mandiri di rumah, Mama dharus pastikan memeriksa gejala Covid-19 pada anak secara berkala. Jika gejala tiba-tiba memburuk, segera bawa anak ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
- Pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari. Pastikan Mama memeriksa suhu anak dua hari sekali, pagi dan malam.
- Lingkungan rumah dan kamar memiliki ventilasi yang baik. Rumah yang dijadikan tempat isolasi mandiri harus memiliki ventilasi yang baik guna membuat sirkulasi udara.
Jika semua syarat di atas terpenuhi, Mama dapat mengajak anak untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
3. Peralatan dan obat yang harus disediakan di rumah selama isolasi mandiri
Saat melakukan isolasi mandiri, Mama harus menyediakan beberapa peralatan berikut ini untuk mengecek keadaan tubuh anak setiap harinya.
- Termometer (pengukur suhu)
- Oxymeter (pengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi)
Selain itu, adapun obat yang harus dikonsumsi anak selama isolasi mandiri, agar ia segera sembuh:
- Obat demam
- Zink, minum 20mg/hari selama 14 hari
- Multivitamin, vitamin C dan vitamin D3
Untuk multivitamin, dosis yang dikonsumsi berbeda-beda sesuai usia anak, yakni seperti berikut ini:
- Vitamin C:
1-3 tahun : max 400mg/hari
4-8 tahun : 600mg/hari
9-13 tahun : max 1200mg/hari
14-18 tahun : max 1800mg/hari
- Vitamin D3:
<3tahun : 400U/hari
Anak : 1000U/hari
Remaja : 2000U/hari
Remaja obesitas : 5000U/hari
4. Protokol isolasi mandiri di rumah
Berikut ini protokol isolasi mandiri di rumah yang harus Mama laksanakan:
1. Tetap di rumah.
Agar tidak menyebarkan virus ke orang lain, maka anak yang positif Covid-19 harus tetap di rumah.
2. Gunakan masker.
Anak usia 2 tahun ke atas atau yang sudah dapat menggunakan dan melepaskan masker, dianjurkan menggunakan masker. Pastikan masker yang digunakan terpasang dengan tepat.
Anak boleh memberi "istirahat masker" saat ia berada di ruang sendiri atau saat berjarak 2 meter dari Mama atau pengasuh. Masker pun tidak perlu digunakan saat anak sedang tidur.
Jika Mama ingin mengasuh anak yang terinfeksi virus corona, pastikan Mama menggunakan masker dan pelindung mata bila memungkinkan.
3. Menjaga jarak
Selama melakukan isolasi mandiri, beri anak ruang sendiri. Selain itu, beri peringatan kapada anggota keluarga lain untuk memberi semangat kepada pasien dari jarak jauh, jangan sampai mendekat.
Hal tersebut demi kebaikan anggota keluarga lainnya juga.
4. Mencuci tangan
Pasien positif Covid-19 harus mencuci tangan secara berkala untuk menghentikan penyebaran kuman. Ajak pula seluruh anggota untuk melakukan hal ini.
5. Menerapkan etika batuk
Agar tidak menular ke anggota keluarga lain, pasien yang sedang isolasi mandiri harus menerapkan etika batuk. Tutup mulut dan hidung ketika batuk dengan menggunakan tissue.
6. Disinfektasi ruangan secara rutin
Pastikan Mama rutin membersihkan are rumah yang sering disentuh seperti:
- Gagang pintu
- Keran
- Toilet
- Wastafel
- Sakelar
- Meja
- Kursi
Mama dapat melakukan disinfektasi menggunakan campuran air dan sabun atau detergen. Selain itu, Mama juga bisa menggunakan cairan disinfektan khusus.
6. Pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari.
Pastikan Mama memeriksa suhu anak dua hari sekali, pagi dan malam.
7. Periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi
Mama harus memeriksa secara berkala saturasi oksigen dan frekuensi nadi anak. Maka dari itu, diperlukan oxymeter.
8. Beri anak makanan bergizi
Agar anak cepat kembali sehat, jangan lupa beri asupan yang bergizi. Ikuti panduan makan makanan bergizi yaitu 4 sehat 5 sempurna (karbohidrat, lauk pauk, sayur, buah, dan susu).
5. Bawa ke rumah sakit bila timbul gejala baru
Segera bawa anak ke rumah sakit bilaterjadi beberapa gejala berikut ini selama isolasi mandiri:
- Anak banyak tidur
- Napas cepat
- Ada cekungan di dada, hidung kembang kempis
- Saturasi Oksigen <95%
- Mata merah, ruam, leher bengkak
- DEmam > 7 hari
- Kejang
- Tidak bisa makan dan minum
- Mata cekung
- BAK berkurang
- Terjadi penurunan kesadaran
Nah, itulah beberapa persyaratan dan protokol yang harus dilakukan jika anak mama yang dinyatakan positif Covid-19 ingin diisolasi di rumah.
Isolasi mandiri nantinya akan butuh super perawatan dan pengawasan dari Mama.
Hal tersebut pastinya akan membuat Mama merasa lelah. Tetapi, keingin melihat anak sehat dan senyum kembali akan menjadi motivasi dan semangat tersendiri untuk Mama dalam merawat anak. Semangat terus ya, Ma!
Baca juga:
- Fakta Corona Varian Kappa yang Muncul di Jakarta, Mirip Campak!
- Mengenal Virus Corona Varian Lambda yang Sudah Ada di 29 Negara
- Selain Jakarta, Virus Corona Varian Delta sudah Masuk Jawa Tengah