Cara Mengajarkan Tanggung Jawab pada Anak Menurut Psikolog

Mudah untuk dilakukan sehari-hari

28 September 2021

Cara Mengajarkan Tanggung Jawab Anak Menurut Psikolog
Pexels/Tatiana Syrikova

Tanggung jawab adalah suatu hal yang wajib untuk dilakukan oleh seseorang. Dari anak-anak hingga orang dewasa semuanya memiliki tanggung jawab. Namun, hal itu berbeda antara satu dengan yang lainnya. 

Semakin bertambah umur, maka tanggung jawab seseorang semakin banyak. Untuk itu, perlu sekali Mama mengajarkan dan menanamkan tanggung jawab pada anak sedini mungkin. Sebab, jika ia sudah terniasa dengan tanggung kecil, ia akan bisa mengemban dan melaksanakan tanggung jawab yang lebih besar. 

Berikut ini Popmama.com telang merangkum beberapa cara mengajarkan anak yang tanggung jawab menurut dua psikolog, Pritta Tyas, M.Psi. dan Ratna Kusumawati, M.Psi. Simak yuk, Ma!

Editors' Pick

1. Berikan tanggung jawab sederhana yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari 

1. Berikan tanggung jawab sederhana berkaitan aktivitas sehari-hari 
Freepik/Bearfotos

Langkah pertama, Mama dapat mulai dengan memberikan anak tanggung jawab sehari-hari. Misalnya, memberinya tanggung jawab untuk membereskan mainan setelah digunakan.

Kebiasaan tersebut perlu diterapkan pada anak sedini mungkin. Sebab, jika sudah mulai diberi tanggung jawab sederhana, nanti ia akan terbiasa bertanggung jawab terhadap sekolahnya. 

Misalnya, kini Mama memberi tanggung jawab pada anak untuk membereskan mainan setelah digunakan. Tanggung jawab  lain yang dapat Mama berikan pada anak adalah memintanya menaruh pakaian kotor yang telah digunakan pada keranjang baju kotor. 

Dengan begitu, nantinya di saat anak mulai sekolah maka ia sudah memiliki tanggung jawab seperti membereskan peralatan sekolahnya sendiri ketika sudah digunakan. 

Sebab, kebanyakan anak-anak biasanya suka menaruh sembarangan pensil, buku dan peralatan sekolah lainnya jika sudah digunakan sehingga jika ingin digunakan bingung mencarinya.

2. Konsistensi 

2. Konsistensi 
Freepik

Hal sederhana pada poin pertama harus dilakukan secara konsisten agar membentuk kebiasaan pada diri anak. 

Agar hal itu tercapai, maka Mama dan Papa harus menerapkan aturan secara konsisten. 

Misalnya, saat anak membuat tugas sekolah, setelah selesai ia langsung pergi bermain. Nah, kadang Mama langsung membereskan bekas prakarya anak. 

Padahal, hal itu bisa membuat anak menjadi tidak disiplin. Bisa saja ia akan mengabaikan tanggung jawab karena berpikir 'ah nggak udah diberesin nanti juga Mama yang rapiin'. 

Agar hal tersebut tidak terjadi, Mama boleh membantu membereskan perkakas anak yang berantakan. Namun, sisakan sebagian dan mintalah anak membereskan setelah main. 

Hal itu untuk membangun tanggung jawab pada diri anak secara konsisten. 

3. Teladan 

3. Teladan 
Freepik/lookstudio

Tanggung jawab pada diri anak pun dapat terbentuk dari Mama dan Papa selaku orangtua di rumah. 

Mama dan Papa dapat mencoba menjadi teladan yang baik untuk anak dengan  membereskan apa yang menjadi tanggung jawab. Misalnya, merapikan peralatan kerja, peralatan masak dan peralatan lainnya setelah digunakan. 

Saat melakukan tanggung jawab kita sebagai orangtua, Mama dan Papa dapat mention kepada anak-anak. 

Contohnya: 

"Mama sudah selesai kerja, biar rapi Mama bersihkan ah." 

"Wah enak banget nih rasanya udah rapi bersih. Jadi besok Mama gampang  menemukan peralatan kerja Mama jika ingin digunakan kembali."

Dengan memberikan contoh kepada anak tentang tanggung jawab Mama dan Papa, maka anak pun bisa mengikutinya. Hal itu pun tidak akan meninggalkan kesan menggurui pada anak.

Jika Mama hanya memerintah tanpa mencontohkan, mungkin anak pun tidak akan melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Bisa saja ia akan berpikir, "Ah Mama aja yang menyuruh tidak merapikan. Aku juga gausah merapikan punya ku ah." 

Jika Mama hanya memerintah tanpa mencontohkan, bisa jadi tanggung jawab pada diri anak takkan terbentuk. 
 
Nah, itulah beberapa hal yang bisa Mama lakukan sekarang untuk membentuk sikap tanggung jawab di dalam diri anak. Bisa jadi, Mama akan menemukan beberapa kesulitan saat mengajarkan anak tentang tanggung jawab namun dengan kehebatan Mama semua pasti bisa teratasi. Semangat ya, Ma! 

Baca juga: 

The Latest