Cara Mengajarkan Tanggung Jawab pada Anak Menurut Psikolog
Mudah untuk dilakukan sehari-hari
28 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tanggung jawab adalah suatu hal yang wajib untuk dilakukan oleh seseorang. Dari anak-anak hingga orang dewasa semuanya memiliki tanggung jawab. Namun, hal itu berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Semakin bertambah umur, maka tanggung jawab seseorang semakin banyak. Untuk itu, perlu sekali Mama mengajarkan dan menanamkan tanggung jawab pada anak sedini mungkin. Sebab, jika ia sudah terniasa dengan tanggung kecil, ia akan bisa mengemban dan melaksanakan tanggung jawab yang lebih besar.
Berikut ini Popmama.com telang merangkum beberapa cara mengajarkan anak yang tanggung jawab menurut dua psikolog, Pritta Tyas, M.Psi. dan Ratna Kusumawati, M.Psi. Simak yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Berikan tanggung jawab sederhana yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari
Langkah pertama, Mama dapat mulai dengan memberikan anak tanggung jawab sehari-hari. Misalnya, memberinya tanggung jawab untuk membereskan mainan setelah digunakan.
Kebiasaan tersebut perlu diterapkan pada anak sedini mungkin. Sebab, jika sudah mulai diberi tanggung jawab sederhana, nanti ia akan terbiasa bertanggung jawab terhadap sekolahnya.
Misalnya, kini Mama memberi tanggung jawab pada anak untuk membereskan mainan setelah digunakan. Tanggung jawab lain yang dapat Mama berikan pada anak adalah memintanya menaruh pakaian kotor yang telah digunakan pada keranjang baju kotor.
Dengan begitu, nantinya di saat anak mulai sekolah maka ia sudah memiliki tanggung jawab seperti membereskan peralatan sekolahnya sendiri ketika sudah digunakan.
Sebab, kebanyakan anak-anak biasanya suka menaruh sembarangan pensil, buku dan peralatan sekolah lainnya jika sudah digunakan sehingga jika ingin digunakan bingung mencarinya.
2. Konsistensi
Hal sederhana pada poin pertama harus dilakukan secara konsisten agar membentuk kebiasaan pada diri anak.
Agar hal itu tercapai, maka Mama dan Papa harus menerapkan aturan secara konsisten.
Misalnya, saat anak membuat tugas sekolah, setelah selesai ia langsung pergi bermain. Nah, kadang Mama langsung membereskan bekas prakarya anak.
Padahal, hal itu bisa membuat anak menjadi tidak disiplin. Bisa saja ia akan mengabaikan tanggung jawab karena berpikir 'ah nggak udah diberesin nanti juga Mama yang rapiin'.
Agar hal tersebut tidak terjadi, Mama boleh membantu membereskan perkakas anak yang berantakan. Namun, sisakan sebagian dan mintalah anak membereskan setelah main.
Hal itu untuk membangun tanggung jawab pada diri anak secara konsisten.