Deteksi Stres dan Kecemasan Anak selama Pandemi Melalui Perilakunya
Terkadang anak tidak dapat mengungkapkan bahwa dirinya sedang stres
26 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, stres juga dapat terjadi pada anak-anak. Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan anak menjadi stres, salah satunya keadaan pandemi seperti sekarang ini.
Hal tersebut karena anak harus tetap berdiam diri di rumah. Ia tidak bisa bermain bersama teman-temannya secara langsung di luar rumah. Padahal usia balita adalah saat yang tepat untuk mengeksplorasi berbagai hal di luar rumah dan bersosialisasi.
Maka dari itu, tak jarang banyak anak kecil yang ikut stres di tengah pandemi ini.
Kira-kira apakah hal ini juga dialami oleh anak mama? Coba deteksi stres pada anak sedini mungkin dengan memperhatikan perilakunya, Ma.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum apa saja yang menjadi tanda anak mengali stres beserta solusinya. Simak yuk, Ma!
1. Menangis
Menangis adalah hal yang biasa bagi semua orang, apalagi saat di usia anak-anak. Hal tersebut dilakukan untuk melampiaskan emosi sedih yang sedang dirasakan.
Namun, ternyata menangis dapat juga menggambarkan bahwa seseorang sedang dalam keadaan stres lho, Ma.
Pada anak-anak sendiri, Mama dapat mendeteksinya jika anak menangis secara terus menerus dengan durasi waktu yang lama.
Jika anak mama menagis selama 10-15 menit mungkin dia hanya kesal tak bisa mengungkapkan sesuatu. Namun, jika durasi menangis 20 menit lebih, bisa jadi dalam dirinya anak sedang merasakan kemarahan luar biasa akibat ada hal yang menyakiti dirinya, atau bisa juga ada sesuatu yang ia takuti.
Hal-hal tersebut jika terlalu lama dipendam akan mengakibatkan stres dan depresi.
Jika anak mengalami hal ini, Mama dapat mememuluknya dan mengelus punggungnya. Hal tersebut akan memberikan ketenangan pada anak. Selain itu, anak akan merasa bahwa ada yang pedul dengan dirinya.
Langkah selanjutnya, tanyakan kepada si Kecil apa yang sebenarnya sedang ia rasakan. Jika anak tetap tidak dapat mengungkapkan perasannya. Mama dapat membantunya dengan menyediakan kartu emosi. Jejerkan beberapa kartu dengan emoticon dengan berbagai macam emosi, marah, bahagia, kecewa, kesal, dan lainnya.
2. Perubahan perilaku
Pasti setiap orang memiliki kebiasaan masing-masing, termasuk anak mama. Jika ternyata kebiasaan tersebut berubah, apalagi ke arah yang lebih buruk, perlu diwaspadai.
Misalnya, si Kecil sudah tidak mengompol, namun tiba-tiba di suatu malam ia mengompol kembali. Bahkan ternyata ia mengompol di hari-hari berikutnya juga.
Hal tersebut harus Mama curigai. Bisa jadi anak mama mengalami stres dan depresi. Sebab, anak mama sedang tidak berpikir secara jernih atau tak tahu apa yang sedang ia lakukan.
Untuk mengatasi hal ini, Mama dapat melakukan konsultasi dengan dokter anak.
Editors' Pick
3. Mudah marah ketika bermain
Tugas anak adalah bermain dan menemani anak bermain menjadi salah satu tugas orangtua.
Dengan bermain akan memunculkan perasaan senang bagi anak. Namun, jika anak sedang dalam kondisi stres, mungkin bermain bukanlah menjadi hal yang menyenangkan. Anak mungkin akan mudah marah dan kesal di saat bermain.
Contohnya, saat bermain lego anak tidak bisa menyusun lego dengan baik atau saat bermain puzzle anak tidak bisa menyelesaikannya, hal tersebut terlihat sepele namun ternyata si Anak marah bahkan melempar.
Anak menjadi mudah marah saat bermain mungkin karena di dalam dirinya ada perasaan tidak baik yang sedang ia rasakan. Sehingga jika ia gagal dalam permainan akan lebih mudah marah.
Jadi, seandainya anak mama mudah marah saat bermain, bisa jadi ia sedang mengalami stres atau depresi.
Langkah yang dapat Mama lakukan yakni dengan membantunya menyelesaikan permainannya. Lalu, jika anak sudah tenang, coba tanyakan kepadanya tentang perasaannya.
4. Tidur rewel
Tanda selanjutnya yakni anak rewel saat di suruh tidur. si Anak menjadi sulit untuk tertidur dengan tenang. Ia mungkin akan merengek bahkan menangis.
Hal tersebut bisa saja disebabkan oleh kegelisahan di dalam diri anak.
Mama dapat menanyakan pada anak tentang perasaannya dan cari jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan yang dirasakan tersebut.
5. Sleepwalking
Sleepwalking atau tidur berjalan adalah kondisi di mana seseorang bangun, berjalan atau melakukan berbagai kegiatan dalam keadaan tidur.
Kondisi seperti ini bisa saja dialami oleh siapa saja. Namun, kebanyakan terjadi pada anak-anak.
Penyebabnya beragam, bisa akibat kurang tidur, kelelahan, dan stres.
Sleepwalking ini umumnya terjadi saat anak sudah tertidur selama 1-2 jam dan bisa berlangsung selama 5-30 menit. Jika anak mama mengalami hal ini, jangan dibangunkan ya, Ma. Arahkan saja si Anak untuk kembali ke tempat tidur.
Jika anak mama mengalami sleepwalking secara terus menerus setiap harinya, Mama dapat mengajak anak untuk konsultasi kepada dokter anak atau psikolog anak.
6. Nightmare
Jika anak mama mengalami mimpi buruk satu kali atau dua kali, itu adalah hal yang wajar. Mungkin anak mama sedang merasakan kelelahan.
Namun, jika si Anak mengalami mimpi buruk secara berturut-turut mungkin ia memiliki kecemasan tersendiri di dalam dirinya yang tak bisa diungkapkan.
Untuk mengatasinya, Mama dapat menanyakan tentang perasaan anak dan membantunya menghilangkan perasaan buruk tersebut.
Adapun cara lainnya yakni dengan membawa anak untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Pada sebagian kondisi yang cukup berat, tak jarang gangguan tidur ini perlu diatasi dengan bantuan obat. Namun, sebelum memberikan obat pada Si Kecil, Mama dan Papa harus berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu.
7. Picky eater
Tanda yang terakhir yakni anak menjadi seseorang yang picky eater atau memilih-milih makanan.
Biasanya, seseorang yang sedang mengalami stres hanya mengonsumsi apa yang ia mau. Misal, anak sedang sedih, ingin mengonsumsi yang manis-manis saja. Ia hanya mau memakan es krim dan permen, tidak mau memakan nasi dan sayur mayur.
Walau demikian, Mama tidak perlu ikut stres. Mama dapat menanyakan pada anak alasan dirinya memilih-milih makanan. Mama juga bisa mengikutsertakan si Anak dalam memilih menu makanan supaya ia memakannya.
Jika anak ikut ambil andil dalam pemilihan makanan, ia pasti memakannya. Sebab, itu adalah pilihannya.
Nah itulah beberapa tanda jika anak sedang mengalami stres dan depresi. Kini Mama dapat mulai mengawasi anak secara lebih seksama. Jika ada gejala seperti di atas. Coba tangani terlebih dahulu dengan pelukan dan kalimat menenangkan. Jika Mama tidak berhasil membantunya, Mama dapat mengonsultasikan pada dokter anak. Semangat, Ma!
Baca juga:
- 5 Teknik Relaksasi untuk Mengatasi Remaja yang Mengalami Stres
- Cegah Stres, Ini 5 Cara Membuat Anak Fokus pada Kebahagiaan
- 10 Cara Tepat Mengatasi Remaja dengan Kecemasan dan Stres