Mendisiplinkan dengan Cara Memukul Anak, Apa Hukumnya dalam Islam?
Boleh atau tidak ya, Ma?
29 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam mengajarkan dan mendisiplinkan anak adakalanya mereka akan membuat orangtua emosi hingga akhirnya memarahinya. Bahkan, ada beberapa orangtua yang tak dapat mengelola emosinya hingga akhirnya memukul anak.
Biasanya, hal itu dilakukan agar anak merasa kapok dan tidak mengulang kesalahan. Namun nyatanya memukul akan membuatnya merasa kesakitan pada fisik dan perasaan. Hingga pada akhirnya hubungan anak dan orangtua akan merenggang.
Maka dari itu, penting sekali untuk mengatur emosi dan tidak bermain tangan kepada anak. Dalam dunia parenting hal itu pun kerap kali dijelaskan.
Namun, kira-kira bagaimana ya pandangan serta hukum memukul anak di dalam Islam?
Untuk menjawab rasa penasaran Mama, kali ini Popmama.com telah merangkumkan beberapa informasi. Simak yuk!
Editors' Pick
1. Pandangan Islam tentang memukul anak
Dalam islam, memukul anak pun bukan hal yang dibenarkan. Sebagai orangtua harus mendidik dan membesarkan anak dengan penuh kasih sayang agar nantinya anak pun tumbuh menjadi sosok yang penyayang terhadap orang lain.
Namun, terkadang Mama tiba-tiba marah kepada anak hingga memukul anak. Biasanya, alasan Mama melakukan hal itu karena ingin membuat anak lebih disiplin.
Namun, di dalam agama Islam terdapat hadis tentang memukul anak seperti berikut ini:
"Ajarilah anak kalian mengerjakan salat ketika berumur 7 tahun, dan pukullah ia jika telah mencapai 10 tahun ia mengabaikannya" (HR Abu Daud, Al-Tirmidzi, Al-Baihaqi, Al-Hakim dan Ibn Khuzaimah).
Hadis di atas menerangkan, memukul anak baru diizinkan saat mereka berusia 10 tahun. Hal itu pun boleh dilakukan jika anak melakukan pelanggaran aturan prinsip, yaitu salat. Sebab, salat merupakan hal wajib yang harus dilakukan umat muslim dan pada usia 10 tahun anak sudah akan memasuki usia baligh.
Selain itu, hadis tersebut pun menjelaskan, sebelum memberi hukuman fisik pada anak yang tidak melaksanakan salat, orangtua diberi kesempatan untuk mengajarkan anak selama 3 tahun. Begitu pun dengan anak, ia diberi kesempatan untuk belajar selama 3 tahun.
Selain perihal salat, tidak ada hadis yang membolehkan orangtua untuk memukul anak.
Jadi, jika Mama memiliki alasan memukul anak untuk mendisiplinkan hal lain tidak diperbolehkan.
Menurut Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari dalam buku Yuk, Jadi Orang Tua Shalih Sebelum Meminta Anak Shalih, "Jangan pernah menganggap hukuman fisik dilegitimasi oleh hadis Rasulullah SAW. Rasulullah SAW membolehkan hukuman fisik dengan syarat sangat ketat."
"Jadi ini (memukul) bukan satu-satunya cara untuk mengendalikan perilaku anak," lanjutnya.
2. Tidak boleh memukul anak pada bagian wajah dan dalam keadaan penuh emosi
Hadis di atas menerangkan bahwa memukul anak yang tidak melaksanakan salat diizinkan ketika ia sudah berusia sepuluh tahun ke ata.
Akan tetapi, perlu diingat, Rasulullah memperingatkan untuk tidak memukul anak pada bagian wajahnya. Hal itu tertuang dalam hadis berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْتَنِبِ الْوَجْهَ
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Jika salah seorang dari kalian hendak memukul, maka dia wajib menghindari (memukul) wajah’.”
Selain itu, Mama pun tak boleh memukul ketika sedang marah menggebu-gebu. Sebab, ketika Mama memukul anak dalam keadaan emosi, bisa jadi pukulan akan lebih kencang dan membuat anak sangat kesakitan. Untuk itu, alangkah baiknya Mama meredam emosi terlebih dahulu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6114)