Sejarah Turunnya Al-Alaq, Surat Pertama dalam Alquran
Wahyu pertama dari Allah SWT turun di Gua Hira pada Nabi Muhammad SAW
12 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Alquran merupakan pedoman hidup untuk manusia yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Makna turun di sini yaitu dari Lauful Mahfuz ke dunia.
Surat-surat dam Alquran berjumlah 114 surat. Semua itu tidak diturunkan serentak dalam satu waktu, melainkan secara berangsur-angsur satu per satu.
Surat pertama yang diturunkan ke muka bumi yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Untuk mengetahui lebih jelasnya, Popmama.com telah merangkumkan sejarah turunnya surat Al-Alaq beserta bacaan dan artinya.
Simak yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Sejarah turunnya surat Al-Alaq
Surat Al-Alaq 1-5 merupakan wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.
Surat ini diturunkan pada 16 Agustus 610 M.
Saat itu Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun. Di saat itu, seluruh umat manusia sedang diliputi oleh kesesatan yang sulit diperbaiki.
Termasuk penduduk Kota Mekkah. Mereka tenggelam dalam kebejatan dan kemusyrikan. Hal tersebut membuat Nabi Muhammad SAW sedih dan gelisah.
Akhirnya, beliau mengasingkan diri di Gua Hira selama beberapa hari tanpa pulang ke rumah.
Di sana, Nabi Muhammad SAW berusaha semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan harapan dapat memperbaiki keadaan umat muslim pada zaman tersebut.
Ketika Nabi Muhammad tengah SAW tenggelam dalam bermunajat kepada Allah, ia didatangi oleh Malaikat Jibril yang membawa perintah dari Allah SWT untuk menyampaikan wahyu pertama, yaitu Surat Al-Alaq ayat 1-5.
Dalam pertemuan pertamanya dengan Malaikat Jibril, Nabi Muhammad SAW merasa ketakutan dan merasa gugup yang luar biasa.
Saat menemui Nabi Muhammad SAW, Jibril berkata, “Bacalah!” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Aku tidak dapat membaca.”
Lalu Jibril memegang beliau seraya mendekapnya sampai Nabi Muhammad SAW merasa lelah. Kemudian, Jibril mendekapnya untuk kedua kalinya sampai beliau benar-benar kelelahan.
“Bacalah,” ujar malaikat Jibril lagi seraya melepas pelukannya. “Aku tidak bisa membaca,” lagi-lagi Nabi Muhammad SAW menjawab dengan jawaban yang sama. .
Lalu Jibril mendekap untuk ketiga kalinya, kemudian melepaskan Nabi Muhammad SAW seraya berkata:
"Iqra bismirabbikal ladzii khalaq. Khalaqal insaana min 'alaq. Iqra wa rabbukal akram. Alladzii 'allama bil qalam. Allamal insaana maa lam ya'lam."
Hal tersebut merupakan proses turunnya wahyu pertama.
Setelah itu, Nabi Muhammad kembali ke rumah. Begitu pulang, beliau segera menjumpai istrinya, Sayyidah Khadijah dan meminta untuk diselimuti.
"Selimuti aku, selimuti aku," ucap Nabi Muhammad SAW. Di saat itu, tubuh Nabi Muhammad bergetar SAW, dingin dan penuh kegugupan.
Nabi Muhammad SAW pun langsung menceritakan pertemuannya dengan Jibril kepada Sayyidah Khadijah.
2. Surat Al-Alaq
Berikut ini bunyi surat Al-Alaq 1-5:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚArab-latin: Iqra` bismi rabbikallażī khalaq
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,"
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
Khalaqal-insāna min 'alaq
Artinya: "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
Iqra` wa rabbukal-akram
Artinya: "Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,"
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
Allażī 'allama bil-qalam
Artinya: "Yang mengajar (manusia) dengan pena"
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
' Allamal-insāna mā lam ya'lam
Artinya: "Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
كَلَّاۤ اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَيَطۡغٰٓىۙ
Kallaa innal insaana layatghaa
Artinya: "Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas,"
اَنۡ رَّاٰهُ اسۡتَغۡنٰىؕ
Ar-ra aahus taghnaa
Artinya: "apabila melihat dirinya serba cukup."
اِنَّ اِلٰى رَبِّكَ الرُّجۡعٰىؕ
Innna ilaa rabbikar ruj'aa
Artinya: "Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(mu)."
اَرَءَيۡتَ الَّذِىۡ يَنۡهٰىؕ
Ara-aital lazii yanhaa
Artinya: "Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang?"
عَبۡدًا اِذَا صَلّٰىؕ
'Abdan iza sallaa
Artinya: "seorang hamba ketika dia melaksanakan shalat"
اَرَءَيۡتَ اِنۡ كَانَ عَلَى الۡهُدٰٓىۙ
Ara-aita in kana 'alal hudaa
Artinya: "bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang shalat itu) berada di atas kebenaran (petunjuk),"
اَوۡ اَمَرَ بِالتَّقۡوٰىۙ
Au amara bit taqwaa
Artinya: "atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?"
اَرَءَيۡتَ اِنۡ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىؕ
Ara-aita in kaz zaba wa ta walla
Artinya: "Bagaimana pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan berpaling?"
اَلَمۡ يَعۡلَمۡ بِاَنَّ اللّٰهَ يَرٰىؕ
Alam y'alam bi-an nal lahaa yaraa
Artinya: "Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?"
كَلَّا لَٮِٕنۡ لَّمۡ يَنۡتَهِ ۙ لَنَسۡفَعًۢا بِالنَّاصِيَةِۙ
Kalla la illam yantahi la nasfa'am bin nasiyah
Artinya: "Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (ke dalam neraka),"
نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
Nasiyatin kazi batin khaatiyah
Artinya: "(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka."
فَلۡيَدۡعُ نَادِيَهٗ
Fal yad'u naadiyah
Artinya: "Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),"
سَنَدۡعُ الزَّبَانِيَةَ
Sanad 'uz zabaaniyah
Artinya: "Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah, (penyiksa orang-orang yang berdosa),"
كَلَّا ؕ لَا تُطِعۡهُ وَاسۡجُدۡ وَاقۡتَرِبْ۩
Kalla; la tuti'hu wasjud waqtarib
Artinya: "sekali-kali tidak! Janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah serta dekatkanlah (dirimu kepada Allah)."