Kenali Kelainan Kulit Anak agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Masalah
Yuk, lebih kenal dengan kelainan kulit anak dan tips menjaga kulit anak dari penyakit kulit!
10 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Merawat kulit anak agar tetap sehat dan terhindar dari berbagai masalah memerlukan perhatian khusus. Kulit anak yang halus dan lembut merupakan cerminan kesehatan mereka, namun karena sifatnya yang rapuh dan sensitif, anak rentan mengalami berbagai kelainan kulit.
Pada Jumat (08/11/2024), RSPI menggelar acara media interview bertajuk "Memahami Lebih dalam Masalah Kulit Anak" bersama dr. Triana Agustin, Sp. D.V.E, Subsp. D.A. yang mengupas tuntas tantangan kelainan kulit anak di Indonesia.
Berikut ini Popmama.com rangkum informasinya.
Mengapa Perawatan Kulit Anak Berbeda dengan Orang Dewasa?
Kulit anak berbeda dengan kulit orang dewasa karena beberapa faktor penting. Kulit bayi lebih tipis dan memiliki ikatan antar sel yang lebih lemah, membuatnya lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi.
“Struktur kulit bayi memiliki permeabilitas yang lebih tinggi sehingga memerlukan perawatan khusus untuk menjaga fungsi sawarnya,” jelas dr. Triana Agustin.
Selain itu, produksi kelenjar minyak dan keringat pada bayi juga lebih sedikit, sehingga kulitnya lebih cepat kering.
Editors' Pick
Jenis-jenis Masalah Kulit pada Anak
Masalah kulit pada anak terutama pada balita sering terjadi dikarenakan kulit anak begitu sensitif. Itulah mengapa Mama harus extra menjaga kulit sehat si Kecil, di bawah ini beberapa contoh kelainan kulit anak yang harus Mama waspadai!
- Miliaria (Biang Keringat): Disebabkan oleh sumbatan pada kelenjar keringat. Gejalanya meliputi lenting kecil berisi cairan jernih yang dapat pecah dan mengelupas. Penyebab umum adalah lingkungan panas dan lembap.
- Dermatitis Seboroik: Biasanya timbul pada usia 3 minggu dan menghilang saat bayi berusia 6-9 bulan. Ditandai dengan sisik dan kerak kekuningan yang berminyak di kepala dan area lipatan.
- Dermatitis Atopik: Umumnya mulai muncul pada usia 2-3 bulan dengan gejala bintil merah dan bercak kering yang gatal. “Riwayat keluarga dengan asma atau eksim bisa meningkatkan risiko dermatitis atopik pada anak,” kata dr. Triana.
- Ruam Popok: Disebabkan oleh kontak dengan urine dan tinja dalam jangka waktu lama, serta gesekan dari popok yang terlalu ketat.
- Infeksi Kulit: Dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Gejala umumnya adalah bintik merah, gatal, dan nyeri pada kulit yang terinfeksi.