Kenali Penyebab Keterlambatan Bicara pada Anak!
Ketahui penyebab keterlambatan bicara pada anak dan cara pencegahannya
17 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keterlambatan bicara pada anak merupakan masalah yang sering terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), keterlambatan bicara bisa berdampak besar pada kehidupan anak, terutama dalam hal emosi, sosial, dan kognitif.
Orangtua harus memahami tonggak perkembangan bicara anak untuk bisa mengenali gejala awal keterlambatan ini.
Dalam seminar daring yang diadakan pada Selasa (15/10/ 2024), Dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K), dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial IDAI, menegaskan pentingnya peran orangtua dalam mendeteksi keterlambatan bicara sedini mungkin. "Bahasa dan bicara adalah indikator utama perkembangan kognitif dan psikomotor anak. Deteksi dan intervensi dini sangat krusial untuk mencegah gangguan perkembangan di kemudian hari," jelas Dr. Fitri.
Di Indonesia, kasus keterlambatan bicara cukup tinggi. Di RS Kariadi Semarang, misalnya, pada tahun 2022 terdapat 375 anak yang mengalami keterlambatan bicara dari total 3.711 kunjungan. Kasus seperti ini menunjukkan bahwa masalah keterlambatan bicara perlu mendapatkan perhatian khusus.
Bagaimana cara mengenali dan mengatasi keterlambatan bicara pada anak? Simak ulasannya dalam artikel ini yang telah dirangkum oleh Popmama.com.
Perbedaan Gangguan Bahasa, Bicara, Late Talker, dan Autisme
Seringkali orangtua kesulitan membedakan antara gangguan bahasa, gangguan bicara, late talker, dan autisme. Gangguan bahasa berkaitan dengan kemampuan anak untuk memahami dan mengekspresikan pesan, baik melalui bahasa ekspresif (kemampuan menyampaikan pesan) maupun reseptif (kemampuan memahami pesan).
Di sisi lain, gangguan bicara lebih berfokus pada kemampuan anak untuk menghasilkan bunyi atau ucapan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Anak dengan gangguan bicara sering kesulitan membentuk suara dengan tepat, membuat kata-katanya sulit dipahami.
"Gangguan bicara tidak selalu menunjukkan adanya masalah kognitif atau autisme. Autisme memiliki ciri utama berupa kesulitan dalam interaksi sosial dan pola perilaku yang berulang." Ungkap Dr. Fitri.
Late talker, atau anak yang berbicara terlambat, merupakan kondisi di mana anak mengalami keterlambatan dalam berbicara, tetapi tanpa adanya gangguan perkembangan lainnya. Late talker biasanya tidak memiliki masalah kognitif atau motorik lain yang signifikan.
Gangguan bahasa seringkali menyebabkan anak kesulitan dalam memahami apa yang dikatakan oleh orang lain, atau menyampaikan pesannya dengan baik. Anak yang mengalami gangguan bicara, di sisi lain, mungkin memahami bahasa dengan baik namun kesulitan dalam mengucapkannya dengan jelas.
Autisme, meskipun juga mempengaruhi kemampuan bicara, ditandai dengan pola perilaku yang berbeda dan sulitnya berinteraksi sosial secara timbal balik. Oleh karena itu, sangat penting untuk membedakan setiap kondisi ini agar orangtua dapat memberikan intervensi yang sesuai.
Editors' Pick
Mengenal Keterlambatan Bicara pada Anak
Keterlambatan bicara atau speech delay merujuk pada kondisi di mana kemampuan bicara anak tidak sesuai dengan usia perkembangan normalnya. Pada usia 18-35 bulan, 15% anak mengalami keterlambatan bicara, dan sekitar 82% dari mereka yang terlambat bicara pada usia 30 bulan akan mengalami gangguan perkembangan lain.
Menurut Dr. Fitri, "Perkembangan bicara dan bahasa adalah indikator awal prediksi gangguan perkembangan psikomotor dan kognisi pada anak." Oleh karena itu, deteksi dan intervensi dini sangat penting untuk menghindari dampak jangka panjang pada perkembangan anak.
Beberapa faktor penyebab keterlambatan bicara dapat dikategorikan menjadi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik termasuk gangguan kognitif, masalah perilaku, gangguan saraf, atau kelainan pada organ bicara seperti bibir sumbing atau masalah pada pita suara.
Sementara itu, faktor ekstrinsik seperti kurangnya stimulasi dari lingkungan, pola asuh yang permisif, overstimulasi media elektronik, dan penggunaan bahasa yang tidak konsisten di rumah (misalnya, penggunaan bahasa ganda atau bilingual) juga dapat mempengaruhi perkembangan bicara anak.
Anak yang mengalami keterlambatan bicara sering kali menunjukkan gejala seperti tidak merespon ketika dipanggil, tidak meniru suara, atau tidak menggunakan kata-kata sederhana pada usia yang seharusnya.