8 Kategori Kecerdasan Majemuk Anak, Sudahkah Mama Tahu?
Si Kecil masuk kategori yang mana ya?
16 Juni 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama sejenak mengamati keahlian unik yang dimilki Si Kecil?
Lalu apakah anak-anak lain di sekitarnya punya keahlian sama?
Meski mirip, percaya deh bahwa setiap anak terlahir unik dengan kecerdasan dan bakatnya masing-masing.
Howard Gardner, seorang psikolog ternama, menerjemahkan keunikan yang dimiliki setiap anak sebagai kecerdasan majemuk.
Kecerdasan ini dibawa sejak lahir dengan kadar yang berbeda-beda.
Ada yang bersifat kuat sehingga orangtua lebih mudah memahami.
Tapi ada juga yang bersifat lemah dan membutuhkan stimulasi agar menonjol.
Menurut Gardner, secara umum kecerdasan majemuk bisa digolongkan menjadi delapan kategori.
Si Kecil kesayangan Mama masuk ke kategori mana ya?
1. Kecerdasan Aksara
Kecerdasan aksara ditunjukkan dengan minat anak terhadap kata-kata, baik dalam bentuk tulisan maupun ucapan.
Anak dengan kecerdasan aksara yang baik biasanya suka menyimak orang bicara dan tertarik dengan abjad.
Ia juga lebih cepat belajar berbicara dan kelak menjadi pencerita yang baik.
Jika Mama melihat melihat kecerdasan ini ada pada diri Si Kecil, coba sering-sering bacakan dongeng.
Perhatikan bagaimana ia menyimak cara Mama bercerita.
Sediakan juga mainan berbentuk atau bergambar alfabet.
Lengkapi dengan buku gambar dan pensil untuk ia belajar menirukan bentuk alfabet.
2. Kecerdasan Fisik
Anak dengan kecerdasan fisik sering disalahartikan sebagai bocah hiperaktif.
Kecerdasan fisik gak sekadar banyak bergerak atau lari-larian. Kadang Si Kecil membuat perlombaan bagi dirinya sendiri.
Ia letakkan setumpuk mainan di sudut kamar, lalu membawa keranjang wadahnya ke sudut yang lain.
Ia kemudian berlarian memindahkan satu per satu mainan dari sudut A ke keranjang di sudut B. Mama sering mendapati Si Kecil asyik sendiri begini?
Bisa jadi ia terlahir dengan kecerdasan fisik.
Atau ada juga anak yang mengekspresikan kecerdasan fisik dengan menari.
Kalau Si Kecil di rumah doyan menari, dan setelah Mama perhatikan gerakannya memiliki irama, ini adalah bentuk kecerdasan fisik lainnya.
3. Kecerdasan Musik
Anak yang lahir dengan kecerdasan musik cenderung masuk dalam tipe pembelajar auditori.
Indera pendengarannya lebih peka ketimbang yang lain. Ia tertarik dengan ragam bunyi-bunyian dari sumber yang berbeda.
Salah satu tandanya adalah ia suka membuat bunyi dari memukulkan sendok ke tepian gelas, atau menggunakan perkakas lain yang bisa menghasilkan bunyi.
Untuk mengarahkan minatnya, coba belikan ia gitar mainan atau pianika.
Editors' Pick
4. Kecerdasan Logika
Lahir dengan kecerdasan logika bukan berarti menjamin Si Kecil menjadi pemikir hebat nantinya.
Kecerdasan logika ditunjukkan dengan kemampuannya menyusun strategi.
Ia akan menyukai permainan yang membutuhkan kreativitas berpikir seperti puzzle, menyusun lego sesuai kertas petunjuk, atau merakit lintasan mobil-mobilan.
5. Kecerdasan Alam
Kecerdasan alam pada anak ditunjukkan dari minatnya yang tinggi terhadap hewan dan tumbuhan.
Ia tidak takut menyentuh cacing, senang ikut Mama berkebun, dan biasanya gak betah di dalam rumah.
Jika diarahkan secara tepat, minatnya terhadap komponen penyusun alam semesta ini bisa menjadi fokus belajar.
Mempelajari tumbuh kembang hewan atau mungkin persilangan dua tumbuhan untuk hasilkan varietas baru.
6. Kecerdasan Relasi
Anak dengan kecerdasan relasi dijamin memiliki banyak teman sampai dewasa kelak.
Ia menaruh minat tinggi pada interaksi dengan orang lain.
Ia suka dengan keramaian dan tidak betah dengan suasana sepi.
Selalu ada saja alasannya untuk bisa pergi ke luar rumah dan bertemu teman.
Jika anak Mama memiliki kecerdasan relasi, ia bisa diarahkan pada kegiatan yang menuntut kerja tim.
Untuk anak laki-laki bisa mengarah ke klub sepak bola junior.
Sedangkan anak perempuan bisa diikutkan sanggar tari, di sana ia akan bertemu banyak teman dan pengajar.
7. Kecerdasan Imaji
Kecerdasan imaji kadang sulit dibedakan dengan kecerdasan logika, terlebih pada usia yang masih terlalu kecil.
Cara membedakannya, kecerdasan logika mengacu pada tujuan sementara imaji pada proses.
Anak dengan kecerdasan logika mengatur strategi untuk mencapai tujuan. Mencari akal untuk menyelesaikan puzzle atau memasang lego sesuai petunjuk.
Sedangkan anak dengan kecerdasan imaji bisa menciptakan apa saja dari bahan yang tersedia.
Ia bisa membuat istana dari pasir, boneka dari play dough, atau bahkan tenda dari selimut.
Kecerdasan imaji cenderung mengarahkan minat anak pada dunia seni dan kegiatan kreatif.
8. Kecerdasan Diri
Jika anak Mama terlahir dengan kecerdasan diri atau personal, jangan takut ia menjadi seorang yang individualis.
Kecerdasan diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengeksplor kemampuannya sendiri.
Memang sulit mendeteksi kecerdasan ini saat anak masih kecil. Kelak saat ia menginjak remaja, mulai terlibat dengan kelompok-kelompok belajar di sekolah, Mama bisa melihatnya dengan jelas.
Kecerdasan diri membuat anak bersikap mandiri.
Ia berusaha untuk menyelesaikan tugas sendiri, mewujudkan tujuannya, dan menarik kesimpulan dari hal-hal yang telah dilalui.
Bakatnya ini akan sangat bermanfaat setelah ia dewasa. Ia tidak mudah terpengaruh, lebih berani, dan bertanggung jawab.
Kedelapan delapan kategori ini begitu penting bagi perkembangan anak. Sebagai orangtua, Mama wajib untuk mengamati setiap tumbuh kembang Si Kecil.
Yuk Ma, mulai peka dengan perkembangan mereka.
Baca juga:
9 Kecerdasan Majemuk pada Anak yang Penting untuk Distimulasi