6 Cara Menghadapi Anak yang Suka Berbohong
Hayo, kamu bohongin Mama ya?
18 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak-anak selalu terlihat polos dan jujur. Pikiran mereka masih bersih dari akal bulus dan kelicikan. Tapi siapa sangka, setiap orang ternyata memulai kebohongannya sejak masih anak-anak lho!
Berawal dari kebohongan kecil yang masih bisa dimaklumi, justru akan terbawa sebagai kebiasaan buruk hingga dewasa nanti. Mereka terbiasa melegalkan kebohongan sebagai jalan keluar.
Ada beragam alasan kenapa seorang anak berbohong. Bisa karena ia memiliki ketakutan tertentu, ingin menunjukkan kehebatan diri, atau malah meniru tingkah laku orang-orang di sekitarnya. Sementara itu, mengidentifikasi kebohongan pada diri anak adalah hal yang sulit. Sehingga Mama kadang tidak menyadari jika ia sedang berbohong.
Agar tidak terlambat menangani kebiasaan buruk ini, berikut adalah langkah cerdas membongkar kebohongan anak. Mama bisa ikuti tips dari Popmama.com di bawah ini agar si Kecil mau mengakui kebohongannya tanpa merasa tertekan.
1. Hindari interogasi berlebihan
Meski Mama sudah tahu bahwa si Kecil berbohong, hindari menginterogasi berlebihan. Jangan memaksanya langsung mengakui saat itu juga. Akan lebih baik lagi jika Mama menyiapkan bukti, sebelum memaksa si Kecil mengaku.
Ia akan malu ketika melihat barang bukti dan mengaku dengan sendirinya. Interogasi yang berlebihan justru membuatnya tertekan dan takut. Bukannya jera, ia malah tergerak untuk melakukan kebohongan berikutnya.
2. Tanyakan secara berulang
Ketika Mama melakukan interogasi, hindari menggunakan kalimat dan nada bicara kasar. Tanyakan tentang kebohongannya secara bertahap dan berulang.
Dari situ bisa diamati bagaimana ia menjawab pertanyaan Mama. Orang yang berbohong cenderung memberi jawaban panjang dan berbelit, atau berbeda dengan sebelumnya.
Editors' Pick
3. Amati ekspresi wajahnya saat menjelaskan
Ekspresi wajah seseorang, khususnya mata, paling tidak bisa berbohong saat menyembunyikan sesuatu. Mama bisa jadikan ini senjata ampuh. Ketika melakukan interogasi, amati bagaimana wajahnya saat menanggapi. Apakah ia lebih banyak menunduk atau buang muka, lalu matanya membalas tatapan mata Mama atau tidak.
Seseorang yang tengah berbohong cenderung menghindari adu tatap dengan lawan bicara. Ia lebih memilih menunduk atau buang muka, agar ekspresi asli wajahnya tidak nampak. Kalau si Kecil sudah menunjukkan ekspresi seperti ini, pancing lebih dalam dengan “Sayang, kok lagi diajak ngomong kok gak berani liat mata Mama sih?”
4. Pancing sengan cerita
Ini bisa menjadi cara ampuh untuk membuat si Kecil mengaku. Anak-anak selain suka berbohong juga masih mudah dibohongi. Ungkap kebohongannya dengan cerita bohong yang terasa meyakinkan.
Buat cerita begini: “Kemarin anak teman Mama ada yang bohong. Dia ngaku dapat nilai 10 padahal aslinya 5. Tapi pas ketahuan, Mamanya gak marah. Karena mamanya sayang sama dia. Jadi dia janji deh, gak akan bohong lagi. Soalnya kalau bohong terus bikin Mamanya sedih.”
Padalah, Mama tidak memiliki teman yang baru saja dibohongi anaknya. Tapi cerita itu bisa membuat si Kecil merasa bersalah dengan sendirinya, dan tidak takut untuk mengaku. Lain halnya kalau Mama memilih jalan memarahinya atau menegur secara tegas. Perlakuan ini bisa saja membuat anak kembali melakukan kebohongan lain.
5. Kenali kemungkinan penyebabnya
Setelah melakukan pendekatan personal, Mama tetap harus mencari tahu penyebab kebohongan si Kecil. Sekalipun ia sudah mengakui dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dengan Mama mengetahui sebabnya, bisa diantisipasi agar kebohongan tersebut tidak terulang.
Bisa jadi penyebab kebohongannya adalah pola asuh Mama yang sering membuatnya takut atau merasa banyak dituntut. Kemungkinan lainnya, ia sedang bermasalah dengan temannya di sekolah atau meniru kebiasaan buruk orang lain.
6. Hindari melanggar janji
Anak tidak akan melakukan kebohongan jika orangtua mengajarkan kejujuran. Jadi, sangat penting mengajarkan anak untuk bersikap jujur dengan memberikannya panutan bahwa orangtuanya tidak pernah melanggar janji.
Misalnya, saat mendekati ulangan Mama atau Papa menjanjikan akan membelikannya hadiah jika anak mendapat nilai terbaik, namun saat anak menyanggupi syarat tersebut orangtua tidak memberikan hadiah yang dijanjikan.
Ini akan membuat anak kecewa dan menganggap kalau kebohongan adalah hal yang wajar dilakukan karena orangtuanya sering melanggar perjanjian yang disepakati.
Nah Ma, itu dia cara menghadapi anak yang sedang berbohong. Kebiasaan berbohong biasanya ditiru dari orang terdekatnya. Jadi pastikan untuk menjauhkan kebiasaan berbohong mulai dari keluarga agar si Kecil tumbuh menjadi anak yang jujur dan nggak suka berbohong.