Amankah Bepergian Bersama Anak Naik Pesawat Selama Pandemik?
Bepergian naik pesawat katanya lebih aman daripada berbelanja. Apa benar?
28 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kapan terakhir kali Mama pergi ke suatu tempat sekeluarga? Kapan terakhir kali Mama naik pesawat bersama si Kecil?
Sudah setahun lebih kita hanya di rumah saja. Anak libur sekolah pun, Mama tetap tidak bisa mengajaknya berlibur meski kini bandara sudah kembali beroperasi.
Jangankan berwisata ke luar negeri, membawa anak mengunjungi nenek-kakeknya di kampung halaman pun tidak bisa. Mungkin bukan karena tidak mampu, tapi karena ada risikonya.
Takut anak terkena virus corona selama perjalanan. Pemaparan Covid-19 bisa saja terjadi tanpa diduga-duga Ma.
Alhasil, kalau ada keperluan, kita pergi sendiri meninggalkan anak di rumah bersama Papa atau pengasuh.
Namun, bagaimana kalau ada keperluan mendesak yang mengharuskan Mama pergi jauh bersama keluarga? Misal, Mama atau Papa pindah kerja di luar kota atau luar pulau. Otomatis, anak juga harus ikut. Apakah perjalanan udara sudah cukup aman untuk anak?
Tenang, Ma! Kekhawatiran Mama akan Popmama.com bahas satu per satu tentang berpergian naik pesawat bersama anak di bawah ini yang dilansir dari laman babyandchild.ae.
Editors' Pick
1. Amankah bepergian dengan pesawat di masa pandemik?
Menurut penelitian oleh ilmuwan Universitas Harvard T. H. Chan School of Public Health yang dirilis pada 27 Oktober 2020, risiko paparan virus corona baru selama penerbangan sangat rendah.
Hal ini disebabkan oleh sistem ventilasi khusus di pesawat dapat menyaring 99,99 persen virus di udara. Walaupun 25 persen udara kabin disirkulasi ulang, udara yang masuk ke kabin telah melalui filter berkualitas tinggi yang sama persis dengan filter di ruangan operasi.
Aliran udara di pesawat juga mengarah ke bawah, jadi droplet dari penumpang lain tidak menginfeksi penumpang.
Risiko terpapar virus dari sentuhan pada benda-benda di pesawat pun rendah karena virus dan mikroba lain lebih suka hidup di permukaan tanah.
Menurut David Powell, dokter sekaligus penasihat kesehatan Asosiasi Angkatan Udara Internasional (IATA), berjabat tangan dengan seseorang justru jauh lebih berisiko daripada permukaan kering yang tidak memiliki bahan biologis.
Selain itu, maskapai penerbangan pun sudah menerapkan protokol kesehatan, Ma. Mulai dari penggunaan perlengkapan APD oleh para awak kabin sampai pembatasan kapasitas penumpang sebanyak 50 hingga 70 persen.
Inflight meal yang disediakan juga sudah dibungkus rapi sebelum diberikan kepada penumpang.
Di bandara, penerapan protokol kesehatan tidak kalah ketat. Banyak disediakan hand sanitizer, wastafel untuk cuci tangan, dan tempat duduk dibatasi.
Jadi, cukup aman kok untuk bepergian menggunakan pesawat, Ma.
2. Apa yang harus kita lakukan agar lebih aman selama penerbangan?
Kita sudah cukup lama hidup dengan new normal. Kita tidak mungkin menghilangkan semua risiko karena pandemik masih berjalan.
Menurut penelitian di The Journal of Environmental Health Research, kemungkinan kita terkena flu atau virus di pesawat lebih tinggi daripada di kehidupan sehari-hari.
Ini karena rendahnya tingkat kelembapan di ketinggian akan mengeringkan lendir di saluran hidung. Padahal, lendir di saluran hidung kita berfungsi untuk sistem pertahanan.
Oleh karena itu, kita tetap perlu meningkatkan keamanan untuk diri sendiri dan keluarga, Ma.
Bagaimana caranya?
- Minum yang banyak agar tubuh tetap terhidrasi. Ini akan membantu hidung dan tenggorokan Mama siap menghadapi udara yang kering selama penerbangan.
- Rajin cuci tangan.
- Gunakan perlengkapan sanitasi. Bersihkan semua yang akan Mama gunakan di pesawat dan jagalah kebersihannya.
- Pilihlah tempat duduk dengan bijak. Duduk di kursi dekat jendela dan jauh dari toilet akan meminimalkan kontak fisik Mama dengan penumpang lain.
- Pastikan dokumen Mama lengkap. Mama tidak mau terjebak di bandara, kan?