Penyebab Tantrum pada Anak Autis dan Cara Mengatasinya
Tantrum berbeda dengan meltdown. Cara mengatasinya pun berbeda lho, Ma
11 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tantrum sudah menjadi bagian dari tumbuh kembang anak. Sangat normal apabila anak usia di bawah 5 tahun mengalami tantrum. Hal ini terjadi karena perbendaharaan katanya masih terbatas sehingga mereka kesulitan untuk mengungkapkan rasa frustrasi mereka.
Tantrum juga mudah dialami anak autis karena mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi. Ketika tantrum, anak mengekspresikan rasa frustrasinya dengan menendang, memukul, menjerit, dan sebagainya.
Seringkali istilah “tantrum” dan “meltdown” digunakan bergantian oleh orangtua untuk menyebut perilaku anak-anak yang demikian. Namun, sebenarnya kedua istilah ini menggambarkan pengalaman yang berbeda pada anak autis lho, Ma.
Tantrum merupakan perilaku yang ditujukan untuk mendapatkan apa yang anak mau, sedangkan meltdown tidak memiliki tujuan tertentu. Meltdown cenderung lebih kompleks dibanding tantrum.
Tantrum dan meltdown memiliki penyebab yang berbeda. Oleh karena itu, cara mengatasinya pun berbeda, Ma.
Nah, di bawah ini Popmama.com telah merangkum penyebab tantrum pada anak autis dan cara mengatasinya yang dilansir dari laman tpathways.org. Yuk, simak dan praktikkan agar tidak salah langkah, Ma.
1. Anak tantrum untuk mendapat perhatian
Penyebab tantrum yang pertama pada anak autis adalah untuk mendapat perhatian. Menurut buku Growth and Development of Children, anak usia 4 tahun memiliki rasa kepemilikan yang kuat Ma, atau dengan kata lain posesif.
Ketika perhatian orang terdekatnya tidak tertuju padanya, ia bisa cemburu. Misalnya, Mama sedang sibuk mengurus si Kakak yang akan masuk SMP. Si Kecil yang tadinya baik-baik saja tiba-tiba mengamuk.
Itu bisa jadi pertanda bahwa ia ingin Mama perhatikan. Namun, karena kosakatanya masih terbatas dan belum mengerti cara menyampaikannya, ia jadi mengungkapkannya dengan cara mengamuk.
Editors' Pick
2. Anak tantrum untuk mendapat apa yang ia ingin atau butuhkan
Penyebab yang kedua adalah untuk mendapat apa yang ia ingin atau butuhkan.
Misalnya, waktu untuk menonton TV sudah datang dan si Kecil ingin menonton Thomas and Friends. Tapi tiba-tiba ia mengamuk setelah melihat TV-nya sudah duluan dinyalakan si Kakak untuk menonton Spongebob.
Amukannya bisa menjadi pertanda bahwa ia menginginkan sesuatu, tapi ia tidak tahu cara memintanya dengan benar, Ma.
3. Anak tantrum karena penolakan atas apa yang ia ingin atau butuhkan
Yang ketiga, anak tantrum karena keinginannya ditolak. Misalnya, si Kecil ingin makan es krim. Namun, cuacanya sedang buruk sehingga anak-anak mudah sakit.
Jadi, Mama memutuskan untuk menolak memberikannya es krim. Lalu, ia menangis dan menjerit-jerit.
Si Kecil bisa mengamuk karena keinginannya tidak terkabul, Ma. Ia merasa frustrasi karena apa yang ia inginkan tidak bisa ia dapatkan.
4. Anak tantrum karena tidak segera diberikan apa yang ia ingin atau butuhkan
Penyebab terakhir tantrum pada anak autis adalah karena tidak segera diberikan apa yang ia ingin atau butuhkan.
Menurut buku Growth and Development of Children, anak usia 4 tahun biasanya tidak sabaran. Ia bisa frustrasi jika tidak segera mendapatkan apa yang ia minta.
Misalnya, ketika berjalan-jalan di mall, si Kecil ingin main. Namun, Mama dan Papa belum selesai makan. Mama berjanji akan menurutinya nanti setelah semua selesai makan, tapi kemudian ia mengamuk.
Cara mengatasi tantrum pada anak autis
Anak-anak pasti akan tantrum sesekali, baik autis maupun tidak. Tapi pada anak dengan kondisi autis, tantrumnya bisa lebih sering dan sulit diatasi.
Namun, tantrum pada anak autis bukan tidak mungkin diatasi kok, Ma. Mama hanya perlu lebih sabar saja.
Juga jangan menyerah dan menuruti keinginannya begitu saja agar ia cepat berhenti bertingkah ya, Ma. Menyerah hanya akan membuatnya melakukan hal yang sama untuk mendapatkan sesuatu lagi di kemudian hari.
Cara-cara di bawah ini bisa Mama praktikkan untuk mengatasi anak mama yang sedang tantrum. Ada 3 cara yang bisa Mama lakukan.
- Kenali alasan anak tantrum
Untuk mengatasi anak yang tantrum, Mama perlu mengetahui penyebab tantrumnya terlebih dahulu. Penyebab tantrum pada anak autis setidaknya ada 4. Mama bisa kembali mengeceknya di atas.
Dengan mengetahui penyebabnya, Mama akan bisa mengetahui kebutuhan si Kecil dan merespons perilakunya dengan lebih tepat.
Misalnya, si Kecil ingin menonton Thomas and Friends, tapi ternyata TV-nya sudah duluan dinyalakan si Kakak untuk menonton Spongebob. Sekarang ia menangis sambil menendang dan menjerit.
Ketika si Kecil seperti itu, berarti ada yang ia inginkan. Mama bisa bilang padanya, “Nak, Mama lihat kamu ftrustrasi karena kamu nggak bisa menonton acara TV yang kamu mau. Kita bicarakan kalau kamu sudah tenang, ya.”
Kemudian, Mama bisa pergi dan memberinya waktu untuk menenangkan diri. Setelah ia tenang, Mama bisa memberinya izin untuk menonton Thomas and Friends, tapi setelah acara Spongebob selesai.
- Memperkuat perilaku positif anak
Sebenarnya, anak-anak tidak selalu memberi respons negatif ketika mereka frustrasi, Ma. Mereka sering lho bertindak dengan tepat, bahkan ketika keinginannya ditolak atau tidak mendapat perhatian sebanyak yang mereka inginkan.
Nah, Mama bisa memperkuat perilaku positif si Kecil dengan memberinya penghargaan berupa pujian atau hadiah ketika momen seperti ini terjadi. Anak-anak suka pujian lho, Ma.
Bagi anak, mengenali dan memperkuat perilaku positifnya itu penting, Ma. Ajarkanlah si Kecil tentang perilaku seperti apa yang pantas dan diinginkan. Ini akan menjadi bekal untuknya di sekolah dan di mana pun ia berada nanti.
Dengan memperhatikan apa yang dilakukan si Kecil dengan baik, Mama membantunya memahami cara merespons dengan positif situasi-situasi yang membuatnya frustrasi di masa depan.
- Terus mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, biasanya tantrum terjadi karena anak tidak mampu mengekspresikan emosinya yang kuat melalui kata-kata. Untuk meminimalkan risiko si Kecil tantrum, Mama bisa membantunya berlatih cara mengomunikasikan perasaannya.
Mama bisa melakukan beberapa cara berikut untuk melatih si Kecil dalam mengomunikasikan perasaannya.
- Latih si Kecil untuk meminta sesuatu dengan cara yang tepat, baik secara lisan maupun dengan menggunakan sistem visual atau tulisan. Misalnya, menggunakan kartu bergambar dan sebagainya.
- Jelaskan sejelas mungkin tentang perilaku yang Mama harapkan darinya. Katakanlah, “Duduk ya kalau makan.” Jangan katakan sesuatu yang terlalu luas untuk diartikan anak-anak seperti, “Bersikaplah yang baik di meja makan.”
- Selalu siap sedia barang-barang yang dapat membantu si Kecil mengurangi rasa frustrasi terhadap pemicu sensorik. Ini sering menjadi penyebab anak autis tantrum, lho. Jika anak mama sensitif dengan kebisingan, Mama bisa selalu membawa headphone peredam kebisingan ketika pergi ke mana pun bersamanya.
Itulah penyebab tantrum pada anak autis dan cara mengatasinya, Ma. Tak dapat dipungkiri, mengatasi tantrum pada anak autis memang lebih sulit. Namun, dengan kesabaran, si Kecil pasti bisa belajar untuk berperilaku positif ketika merasa frustrasi.
Baca juga:
- Yuk, Berikan Perhatian Positif sebagai Reward Perilaku Baik Anak
- 10 Cara Efektif Mendorong Anak dengan Autisme untuk Berbicara
- Cara Terbaik Berkomunikasi dengan Anak Sesuai Usia, Jangan Salah Ma!