Ciri-Ciri Cacar Monyet, Waspadai Kesehatan Anak
Ciri-ciri cacar monyet mirip dengan cacar pada umumnya, hal tersebut perlu diwaspadai
25 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akhir-akhir ini masyarakat di seluruh dunia digemparkan dengan adanya penularan cacar monyet. Beberapa hari yang lalu, kasus pertama cacar monyet ditemukan di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran beberapa masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Indonesia sudah mulai mempersiapkan vaksin untuk penderita cacar monyet. Penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 1985 dan dialami oleh monyet-monyet di sebuah laboratorium.
Sedangkan pada manusia, penyakit cacar monyet terjadi pertama kali di tahun 1970. Sebelum kasus cacar monyet semakin meluas, Mama perlu membekali diri dengan informasi mengenai penyakit cacar monyet ini.
Berikut Popmama.com berikan informasi mengenai ciri-ciri cacar monyet yang perlu Mama waspadai. Disimak ya, Ma!
1. Apa itu cacar monyet
Cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox dan tergolong penyakit langka. Virus monkeypox termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, yang juga menjadi penyebab beberapa jenis cacar lainnya.
Cacar monyet termasuk dalam penyakit zoonosis, artinya penyakit ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini awalnya ditemukan di wilayah terpencil di Benua Afrika, namun kini penyakit tersebut sudah meluas ke beberapa negara.
Kasus cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958, setelah dilakukan pengujian darah beberapa hewan di Afrika. Dari hasil tersebut ditemukan bukti bahwa infeksi cacar monyet banyak terjadi pada hewan pengerat di Afrika.
Editors' Pick
2. Penularan cacar monyet
Penyakit cacar monyet dapat ditularkan oleh hewan kepada manusia, atau yang disebut dengan zoonosis. Penularan dapat terjadi saat manusia kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi oleh viurs.
Di Afrika virus monkeypox tidak hanya ditularkan oleh monyet saja, melainkan juga ditularkan oleh beberapa hewan lain seperti tikus dan tupai.
Selain penularan langsung melalui cairan tubuh hewan, penularan juga dapat terjadi melalui benda-benda yang terkontaminasi, ataupun terjadi pada ibu ke bayi melalui plasenta.