5 Efek Buruk Saat Selalu Menyuapi Anak
Ingin anak cepat selesai makan, tapi ternyata....
29 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada masanya di mana akhirnya anak ingin makan sendiri. Namun tidak begitu saja berjalan mulus.
Meski sudah makan sendiri, biasanya mereka akan memilih makanan di piring. Selain itu, mereka kadang suka lama sekali dalam menghabiskan makananannya.
Tak heran jika Mama gemas dan ingin menyuapinya saja.
Padahal, selalu menyuapi anak memiliki efek buruk yang bisa merugikan diri si Kecil di kemudian hari.
Disusun Popmama.com, inilah beberapa efek buruk yang mengintai saat si Kecil selalu disuapi Mama.
1. Kemampuan makan sulit berkembang
Anak belajar dari praktek yang dilakukannya sehari-hari. Mulai dari belajar memegang sendok, kordinasi tangan ke mulut, hingga kemampuan menyendok makanan dari piring.
Semua itu bisa dilakukan jika Mama memberikan kesempatan pada mereka. Meski berantakan dan mungkin menghabiskan waktu, ini merupakan proses yang harus dilewati.
Jika tidak mau repot melewati proses ini dan lebih memilih menyuapi anak terus-menerus, maka kemampuan makannya tidak akan berkembang.
Saat waktunya sekolah, ia akan kesulitan makan sendiri.
Editors' Pick
2. Tidak mengenali keinginan makan sebagai kebutuhan pribadinya
Saat lapar, reflek yang timbul adalah makan. Namun saat selalu disuapi, reflek seperti itu jadi tidak terasah.
Jika selalu disuapi, ia takkan peduli kapan ia lapar atau kenyang. Meski telah terasa lapar, biasaya tak akan dipedulikannya karena ia menganggap Mama akan menyuapinya pada waktunya.
Dengan begitu, ia takkan repot minta makan jika sudah lapar. Juga, enggan minta selesai saat sudah kenyang. Di mana biasanya Mama akan cenderung memaksakan anak untuk menghabiskan porsi yang sudah diambil.
3. Tak terbiasa dengan suasana makan
Jika si Kecil sulit duduk tenang saat makan di luar, mungkin itu karena Mama. Ia tidak terbiasa dengan suasana makan dan sulit memahami cara makan yang benar.
Saat makan sendiri, otomatis ia akan duduk tenang di meja makan, menghabiskan makanannya, dan menikmati suasana makan. Jika tidak terbiasa dengan suasana ini, mereka cenderung tidak betah duduk di kursi.
4. Menghambat kemampuan motorik
Makan tak sekadar untuk memenuhi kebutuhan perut saja. Lebih dari itu, kemampuan makan sendiri bisa mempengaruhi keterampilan untuk sekolah.
Jika anak tidak diberikan kesempatan belajar memegang alat makan atau belajar makan sendiri, maka otot-ototnya juga tidak terlatih.
Keterampilan anak makan sendiri akan berdampak besar pada kemampuannya menulis. Jari dan otot tangan yang sudah terbiasa memegag alat makan juga akan terbiasa memegang pensil dan belajar menulis.
Begitu juga sebaliknya, jari yang tidak terlatih akan membuat anak kesulitan saat belajar menulis dan mewarnai.
5. Si Kecil jadi manja dan malas
Selalu menyuapi merupakan salah satu bentuk memanjakan anak. Meski tujuan utamanya agar makannya cepat dan tidak berantakan, namun efeknya bisa membuat anak jadi manja.
Ia terbiasa diurus dan enggan berinisiatif sendiri. Ini bisa berpengaruh ke kepribadian si Kecil.
Mungkin Mama tidak sadar, apakah ia kerap meminta tolong untuk hal-hal sepele? Jika iya, sudah saatnya diperbaiki.
Makan sendiri bisa melatih tanggung jawab dan kemandirian mereka. Meski berantakan dan lama, namun semua akan berubah jika dibiasakan.
Pada dasarnya, semua anak terlahir dengan cerdas. Tinggal bagaimana Mama mengasahnya.
Baca juga:
- Cara Mengajarkan Anak Makan Sendiri Biar Semakin Mandiri
- Mengapa Balita Suka Melamun? Simak Faktanya!
- Tidak Sama, Kenali Perbedaan Alergi dan Autoimun