Ini 7 Hal yang Aman dan Tidak bagi Anak di Masa New Normal
Salah satunya, tidak perlu berlama-lama di mal bersama si Kecil
16 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki masa new normal, banyak orang yang tidak sabar kembali seperti masa sebelum corona. Padahal, tidak bisa disamakan seperti itu.
Bagi anak, Popmama.com punya 7 hal yang aman dan tidak bagi mereka di masa kenormalan baru.
Bulan transisi dan kenormalan baru sudah dimulai, namun bukan berarti hal ini menandakan penyebaran virus corona sudah berkurang.
Penambahan pasien kasus covid-19 masih tetap tinggi. Oleh karena itu, Mama harus tetap menjaga diri dan keluarga di masa transisi ini. Bagi anak-anak, ada hal yang aman dan tidak aman bagi mereka di masa new normal.
Apa saja? Simak yuk Ma.
1. Playdate di rumah tidak disarankan
Setelah sekian lama karantina mandiri di rumah saja, kini datang masa transisi. Di mana orang di bawah 45 tahun boleh keluar rumah.
Banyak orangtua yang tak sabar ingin mengajak anaknya bermain bersama teman sebaya. Begitupun dengan anak-anak, mereka juga sudah kangen dengan temannya.
Namun menurut profesor anak di divisi penyakit infeksi anak di Universitas Rochester Medical Center, dr Mary Caserta, sebaiknya tidak playdate dengan anak lain di rumah.
Ini dikarenakan, saat di rumah, ruang gerak anak terbatas dan mereka kurang bisa menjaga jarak aman dengan temannya. Hal ini membuat risiko penularan jadi lebih tinggi.
Jika memang ingin bermain atau playdate dengan teman sebaya, sebaiknya cari tempat lain yang lebih aman ya, Ma.
2. Bermain di ruang terbuka dengan permainan dengan jarak aman lebih baik
Anak-anak masih bisa bermain dengan temannya di tempat yang aman seperti area terbuka. Tentu bukan playground berbayar karena masih riskan dengan banyaknya pengunjung yang menggunakan mainan di sana.
Alih-alih main di playground, cobalah mengajak playdate di taman kota atau taman komplek. Area terbuka seperti itu lebih memungkinkan mereka melakukan physical distancing.
Selain itu, anak-anak juga senang bisa berlarian dan menghirup udara segar dari tanaman di sekitar taman.
Meski bermain di tempat yang aman, tetap lakukan protokol keamanan.
Editors' Pick
3. Sebaiknya tidak berlama-lama di mal
Per tanggal 15 Juni 2020, sebagian besar mal di Jakarta sudah boleh beroperasi kembali. Banyak orang yang sudah tidak sabar menjelajah mal baik itu untuk belanja atau makan.
Meski peraturan sudah dibuat ketat dan banyak tindakan preventif yang telah dilakukan, lebih baik tidak terlalu sering mengajak anak ke mal di masa seperti ini.
Kalaupun terpaksa harus ke mal, usahakan untuk tidak berlama-lama. Karena anak tidak seperti orang dewasa yang bisa menahan diri dan sadar akan risiko yang ada di luar rumah.
Mereka akan lebih mudah menyentuh benda-benda di mal, juga berlarian dan lainnya. Dengan begitu, anak-anak jadi lebih riskan terkena virus saat berada di tempat umum.
4. Daripada makan di restoran bersama anak, lebih baik dibawa pulang
Meski restoran sudah buka dan memperbolehkan pengunjung makan di sana, ada baiknya menahan diri untuk tidak makan bersama anak di restoran.
Sama alasannya dengan mereka di mal, anak-anak cenderung eksploratif di tempat baru, termasuk di restoran. Mereka bisa bersandar pada meja, atau mengambil benda di lantai.
Belum lagi, tinggi mereka yang lebih rendah dari orang dewasa memungkinkan mereka luput dari physical distancing.
Bagaimana jika ada orang yang batuk atau bersin dan mengenai mereka?
Membayangkannya saja sudah membuat takut ya, Ma. Jika ingin menyantap menu di restoran favorit, usahakan untuk membungkusnya saja.
5. Jangan pernah biarkan si Kecil berbagi makanan dengan orang lain
Berbagi makanan dengan teman mungkin terasa biasa saja sebelum corona datang. Namun saat ini, sebaiknya ajarkan si Kecil untuk tidak berbagi makanan atau minuman dengan orang lain untuk sementara waktu.
Kalaupun ingin berbagi makanan, berikan seluruhnya dan jangan makan atau minum bergantian. Mama bisa membelikan 2 jenis makanan sama yang bisa dibaginya dengan teman atau keluarga.
Dr Coffin mengatakan, berbagi makanan merupakan hal yang sangat riskan karena penularan virus corona melalui liur atau droplet.
6. Liburan ke tempat ramai sangat berbahaya
Banyak tempat liburan yang sudah mulai dibuka. Banyak orang yang bahkan sudah pergi liburan ke luar kota.
Bukannya tidak boleh, Mama bisa saja membawa keluarga liburan namun harus lebih berhati-hati. Sebaiknya hindari tempat liburan yang terlalu ramai dan padat pengunjung.
Di tempat yang terlalu ramai, physical distancing biasanya diabaikan begitu saja. Dengan begitu, risiko penularan virus jadi lebih tinggi dan tentu berbahaya bagi Mama dan keluarga.
Pilih lokasi liburan yang tidak banyak orang dan usahakan ruangan terbuka atau outdoor. Di tempat seperti ini, Mama masih bisa meminta anak-anak menjaga jarak aman dengan orang lain.
7. Berolahraga sendiri lebih baik dibanding bersama
Yang terakhir adalah perihal berolahraga. Usahakan untuk berolahraga sendiri atau dengan keluarga saja. Karena jika si Kecil berolahraga dengan temannya, biasanya aka lupa tentang physical distancing.
Terlebih lagi, menurut dr. Coffin, olahraga adalah kegiatan yang membutuhkan banyak tarikan nafas. Droplet jadi lebih mudah terlontar keluar dari mulut atau hidung tanpa disadari.
Hal inilah yang membuat kegiatan tersebut jadi riskan terjadi penularan.
Meski kehidupan sudah kembali mendekati normal, bukan berarti kita sudah berhenti memerangi corona. Terapkan selalu protokol kesehatan dengan disiplin dan selalu jaga jarak dengan orang lain.
Baca juga:
- 5 Panduan Makan Bersama Anak di Restoran di Masa New Normal
- Bagaimana Peran Orangtua dalam Mempersiapkan Anak Memasuki New Normal?
- Masukan KPAI Terkait New Normal Menjelang Tahun Ajaran Baru