Anak-anak masa kini tak bisa dilepaskan dengan gadget karena apa yang dilakukan orangtuanya tentu akan dicontoh para anak.
Begitu juga saat orangtua sulit melepas diri dari gadget, akhirnya anak pun diberikan gadget sendiri di umur yang tergolong terlalu kecil.
Hasilnya, banyak anak yang kesulitan berkembang dalam bahasa, susah bersosialisasi, dan sudah berkacamata bahkan dari sebelum masuk sekolah dasar.
Angka anak yang memiliki tablet atau tab naik di setiap tahunnya. Seperti apa detilnya? Berikut Popmama.com telah merangkum penjelasannya.
1. 42% Anak di bawah 8 tahun sudah punya tab sendiri
howtoentertainyourtoddler.com
Menurut penelitian dari Common Sense Media, organisasi nonprofit yang fokus pada orangtua, anak dan guru di AS, ada 42% anak-anak yang berumur 8 tahun ke bawah bahkan usia balita sudah memiliki tab nya sendiri.
4 Tahun yang lalu, jumlahnya sekitar 35%. Sedangkan pada tahun 2011, baru 1% anak di bawah 8 tahun yang memiliki tab sendiri. Lainnya hanya dipinjamkan sementara oleh orangtuanya.
Editors' Pick
2. Rata-rata anak menghabiskan waktu 2 jam 19 menit sehari dengan gadget
huffpost.com
Semakin maju perkembangan zaman, semakin sering anak terpapar dengan gadget. Seperti diungkapkan dalam penelitian tersebut di mana saat ini anak-anak menghabiskan waktu rata-rata 48 menit sehari di depan tab dan ponsel.
Sedangkan pada tahun 2013, waktu rata-rata anak berinteraksi dengan gadget hanya 15 menit sehari. Waktu tersebut untuk anak berumur 8 tahun dan di bawahnya.
Bahkan ada penelitian terbaru yang mensurvei 1.454 orangtua yang memiliki anak di bawah 8 tahun. Survei ini dilakukan pada bulan Januari dan Februari 2019. Dari sana terlihat bahwa setidaknya mereka menghabiskan rata-rata 2 jam 19 menit di depan gadget pada setiap harinya.
3. Bukan hal yang mengejutkan jika anak-anak sangat suka gadget
digitaltrends.com
Menurut Douglas Gentile, seorang profesor psikolog dari Iowa State University, AS, tren ini tidak mengagetkan. Karena bisa dibilang sudah menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari.
Lihat saja di restoran dan tempat umum, banyak anak-anak yang duduk diam di depan tab atau ponsel mereka. 2 Hal yang paling banyak dilakukan adalah main game atau nonton Youtube.
Jika tidak main tab atau ponsel, mereka akan menonton TV. Dari survei tersebut, terlihat bahwa hampir semua rumah dengan anak-anak akan memiliki TV yang terus-menerus menyala memutar film anak. Dari pagi sampai malam.
4. Jadi buah simalakama
cdn.techpp.com
Banyak orangtua yang kewalahan dengan ketergantungan anak-anaknya pada gadget. Mereka khawatir tidak bisa selalu mengontrol apa yang ditonton dan dimainkan anak-anak di gadgetnya.
Namun di sisi lain, gadget diakui jadi penolong mereka. Tentu saat anak-anak tidak bisa diam, atau perlu makan dengan cepat, maka pemberian gadget akan jadi jurus ampuhnya.
5. Ini merupakan hal yang buruk bagi perkembangan anak
mommybunch.com
Menurut Douglas, kebiasaan ini telah jadi hal yang buruk karena apa yang diberikan pada anak, dasarnya untuk menguntungkan orangtua. Bukan menguntungkan para anak.
Mereka diberikan gadget agar lebih mudah diam, duduk tenang, dan tidak "mengganggu" orangtuanya. Padahal, sudah semestinya para anak ini dapat pengarahan yang tepat untuk bisa bertindak dan bersikap dengan baik.
Dengan meningginya angka durasi menonton gagdet di setiap harinya (pada anak di bawah 8 tahun), tentu akan merusak masa kecil mereka.
Yang harusnya bisa menghabiskan waktu bermain di luar dan bersosialisasi dengan anak lain, jadi terhabiskan di depan alat elektronik yang merusak fisik dan pikiran mereka.
Agar tidak menyesal di kemudian hari, segera kurangi durasi anak-anak bermain gadget di setiap harinya.
Usahakan untuk tidak memberikan tab, ponsel, dan TV dengan saluran anak-anak terlalu sering.
Perbanyak komunikasi bersama anak. Ajak mereka bermain dan berbincang. Cari ide mengenai kegiatan seru yang bisa dilakukan anak seumurnya karena masa depan mereka, Mama lah yang membentuknya ya.